Chereads / Bayangan Masalalu / Chapter 19 - Bayang Bayang Kematian

Chapter 19 - Bayang Bayang Kematian

Ketika pulang sekolah ada sebuah bunyi di hp Kodi , tertera Kodi menatap hpnya dan melihat nama Laras tertera di hpnya.

Vanessa diam dan terus berjalan disamping Kodi dia menatap Kodi yang tengah Asyik membaca hpnya.

"Ehem..Ehenm" kata Vanessa pura pura batuk.

"Kenapa Vanes .. kamu sakit " tanya Kodi tidak sadar Vanessa merasa cemburu.

"Aku merasa orang asing ...kamu pegang apa itu" tanya Vanessa.

"Hah...kamu memang ngak tau ini apa" tanya Kodi menatap heran Vanessa . Yang menggelengkan kepalanya.

"Iya aku benar benar tidak tau ..zaman aku lahir dan zaman mu berbeda mana aku tau semuanya serba moderen dan lebih canggih" ucap Vanessa secara tidak sadar.

"Vanes kau memang gadis aneh yang pernah aku kenal.. Aku benar benar tidak mengerti dengan kata kata mu. Kamu bicara seakan kita terlahir berbeda padahal kita seumuran. Coba jelas kapan kau lahi dan kapan dirimu ulang tahun" tanya Kodi.

"Hmm.. aku akan jelaskan.. asal kau berjanji tidak percaya kata kata orang lain" jawab Vanessa.

"Baiklah.. kamu harus cerita panjang lebar untuku tentang hidupmu.. bukankah kamu bilang dirimu..dulunya adalah kekasihku Vanes" kata Kodi seakan membuat hati Vanessa tertusuk oleh rasa rindu padanya.

"Kodi..nanti akan aku jelaskan semuanya..kamu tunggu dihalaman depan , tapi berjanjilah jika kamu membukanya jangan sampai ada orang melihatnya. Maksudku kamu melihatnya dikamar" jawab Vanessa dia mencoba menahan kerinduanya dan berharap hubungan mereka bisa lebih dekat.

"Baiklah"ucap Kodi singkat.

Mereka berjalan menuju perumahan yang jarang di kunjungi setiap orang. Pemandanganya cukup indah ada kawasan yang jarang dilihati setiap orang. Kodi menunggu didepan rumah Vanessa. Awalnya Kodi takut masuk halamanya. Namun Vanessa meyakinkan bahwa tidak terjadi apa apa pada Kodi.

Vanessa melangkah keluar membawa sebuah kotak kecil , ukuranya tidak besar tapi terlihat antik dan kumal karena termakan usian.

"Apa ini.." tanya Kodi.

"Itulah box kecil.. kau bisa melihatnya ketika dirumahmu secara aman tak ada orang melihatmu" jawab Vanessa.

"Maksudmu..aku tidak mengerti" tanya Kodi.

"Hei.. Kodi..kamu bukan orang bodoh yang aku kenal dulu kan.. kenapa kamu terlihat bodoh di zaman sekarang. Kamu membuka box kecil itu ketika kamu yakin tak ada orang yang melihatmu..karena kamu akan melihat masalalu" ucap Vanessa panjang lebar.

"Ok. Vanes..aku tidak suka kamu bilang aku bodoh" kata Kodi dengan kesal

"Iya ..kamu memang bodoh..bodoh dan bodoh" kata Vanessa dengan tertawa.

"Jahil ya... kamu cewek aneh..gadis aneh gadis aneh" balas Kodi..dan mereka sama sama tertawa. Ini baru pertamanya Kodi menatap Vanessa tertawa dia terlihat cantik dan tidak sedingin yang dia lihat sejak pertama dia kenal .

"Vanes..aku pulang dulu.. ya..." kata Kodi , secara tidak sadar Kodi mencium pipi Vanessa membuat Vanessa membeku jantungnya dekdekan dan wajahnya merah merasa bahagia. Kodi menatap Vanessa dan pergi melambaikan tanganya. Sedangkan Vanessa begitu bahagia setelah membelai kedua pipinya dan masuk kerumah.

Kodi menuju rumahnya , dia masuk dan menyimpan kotak kecil dilemarinya. Kodi makan siang setelah berganti bajunya. Dia melihat hpnya begitu banyak pesan yang dikirim oleh Laras.

"📩Kodi..ini gue laras. Lue jangan dekat dekat sama Vanessa dia itu berbahaya" kata Laras dalam chatnya.

📩"Maksudmu..berbahaya gimana .perasaan dia baik baik saja dan bukan tipe penjahat " balas Kodi.

📩" Ya..nanti gue jelasin sama lue ..kita ketemu minggu depan " balas Laras.

📩" Oke" balas Kodi.

Kodi selesai makan terasa aneh di hatinya mengapa tak ada orang yang berani menatap Vanessa bahkan berteman denganya ada apa denga Vanessa pikir Kodi.

Lalu Kodi masuk ke kamarnya dan membuka lemarinya , sebelum dia membuka lemari dia memastikan bahwa tak ada orang dan mengunci kamarnya.

Kodi melihat kotak kecil itu dengan ukiran kayu yang bagus dan tertulis "RAHMAN" . Kino mengerutkan keningnya dia melihat dibelakang tulisan terdapat ukiran dalam bahasa Belanda tapi bagi Kodi itu tidak terlalu penting yang penting apa isi dalam kotak kecil itu.

Ketika Kodi membukanya terlihatlah sebuah gelan kayu dan sebuah surat tentang kesedihan yang begitu menggores hati.

Tahun tertulis 8 November 1887 tulisan itu samar karena sudah dimakan usia .

Bueat Vanessa Tersaeyang.

Vanes ..aku saekarang biembang ,

dengan Kaeputusan abah yang mendadak maenyuruhkuh maenikah dengan Siti. Kamu tau aku saengat maencintaimu .. Apapuen yang taerjadi aku reala mati untuekmu. Temui aku di sungaei riam kanan. Maleam ini.

Tubuh Kodi tiba tiba bergetar dia tiba tiba masuk kedalam alam bawah sadarnya. Disana dia melihat pemandangan yang begitu indah sesosok perempuan cantik yang begitu dia kenal ya.. dia adalah Vanessa tengah gelisah menanti kedatangan kekasihya Rahman.

Hujan sudah mulai turun diusianya yang ke 17 tahun Rahman berjanji akan menikahinya berharap suatu harapan dan kebahagiaan dimasadepanya. Kodi terdiam dan membeku berdiri ya..Vanessa terus mondar mandir gelisah dan duduk disebuah gubuk ditemani lampu obor yang dia bawa.

Entah kenapa hari sudah mulai larut namun yang ditunggu belum juga datang , Vanessa terlelap hingga sampai matahari sudah mulai terbit.

Hatinya sakit Rahman masih belum juga menemuinya , hingga ketika Vanessa mulai minum air sungai seorang pemuda berlari kelelahan dan menghampirinya. Ya..dia adalah Rahman yang begitu mirip dengan Kodi wajah yang sama dan tinggi yang sama pula. Kodi beberapa kali menepuk pipinya seakan dia mimpi tapi itu bukan mimpi itu adalah alam masalalu yang tengah dia pijak.

Pemuda itu tanpak pucak sepertinya terluka oleh senjata yang mengenai lenganyan , Vanessa kaget dan menatap Rahman dan menolong Rahman.

"Vanes..maafkan..aku..maafkan..aku.

tadi malam tidak datang menjemputmu... keadaan diluar sana sangat parah.. abah dan Saeypul adil ku mati di bunuh tentara japang...dia juga menawan santri disana. Bahkan ketika aku mau menolong abah.. abah sudah dilenyapkan dengan pedang mereka..huhuhuhu... Vanes larilah selamatkan dirimu" kata Rahman dengan putus asa.

"Tidak.. aku tidak mau meninggalkanmu.. aku tidak mau.. kau berjanji akan menikahiku... jika kamu mati akupun juga mati.. aku tidak mau kehilanganmu.. Rahman.. ayo aku obati lukamu" kata Vanessa dengan sedih .

"Vanes..keadaan sangat bahaya..aku tidak bisa membantumu dalam keadaan seperti ini, lupakanlah janji kita untuk menikah.. anggap saja itu mimpi , mimpi yang jauh.. jika kita bertemu di masadepan dan aku masih mengenalmu..maka aku berjanji meletakan mu dihatiku.. dan menikahimu" ucap Rahman dalam pelan.

"Rahman.. jangan ucap itu...aku tidak sanggup.. aku tidak mau kehilangan mu ...ayo kita cari tempat aman..." Vanessa membawa Rahman dengan pelan. Pemuda itu tidak mampu berdiri lagi, hingga sebuat letusan tembakan mengenai Rahman. Rahman terjatuh dan tersungkur ketanah..dengan darah keluar dari mulutnya. Ya salah satu tentara jepang menembak pemuda tampan itu.

"Tidak ..Rahman..jangan mati.. tidak Rahman bangun" kata Vanessa dalam tangisnya merangkul Rahman.

"Vanes....pergilah...kau ...tidak..aman..sekarang...pergi...mereka..akan

berniat jahat ...padamu" ucap Rahman dengan lirih..nafasnya sudah tidak beraturan lagi suaranya semakin pelan bahkan berlahan matanya tertutup. Tembakan tepat mengenai jantungnya, membuat Rahman meninggal ditempat.

"Rahman....bangun.... jika kamu mati aku ikut mati tak ada yang berhak menyentuhku" ucap dalam mata bernyala nyala Vanessa menatap tentara jepang dengan senyuman.

"Nona cantik ini jadi miliku" ucap salah satu dari mereka.

"Aku yang dulu...aku tidak akan bersenang senang denganya aku akan menikahinya" ucap William datang dari kejauhan. Tentara jepang menatap tajam..tembakan saling tembakan menghantam antara rombongan jepang dan Belanda. Vanessa bersembunyi menatap siapa yang menang sambil memeluk jasad Rahman.

..