Di cafe terdapat macam hidangan yang begitu mewah .Kodi senggaja untuk kekota membawa Vanessa jalan jalan , Vanessa tanpak binggung dia harus makan apa tidak , karena makanan itu bukanlah makanan yang biasa dia santap. Sebagai manusia serigala yang abadi dia binggung harus bagaimana untuk bicara bagaimana pada Kodi. Andaikan dia manusia mungkin dia akan menyantap dengan lahap semua makanan tersaji itu.
"Vanes... makan.. itu makanan lumayan mahal.. ini kan pizza buah.. " kata Kodi menyuap beberapa makanan dimulutnya.
"Aku.. tidak bisa makan makanan ini" kata Vanessa dengan dingin.
" Oh.. jadi kamu tidak suka.. kalau begitu aku pesan yang lain saja" ucap Kodi mencoba mencari menu lain.
" Tidak usah...aku cuma butuh daging" sahut Vanessa.
"Apa daging...kamu ngak bilang sih.. apa daging steak sapi kamu suka" tanya Kodi. Mata Vanessa melebar mendegar daging sapi.
"Benarkah..apakah kau membawa untuku" jawab Vanessa dengan semangat.
"Iya... kalau bisa sapi bulat bulat aku bawa biar kamu senang" goda Kodi membisikan di telinga Vanessa . Lalu dia pergi memesan steak sapi.
Wajah Vanessa memerah mendegar ucapan Kodi . Kini dia tidak sabar mendengar ucapan Kodi membawa sapi bulat bulat untuknya.
Semua orang memandang kecantikan Vanessa dan begitu juga Kodi. Namun ada yang beda dari kulit Vanessa yang sedikit pucat dan pancaran mata yang begitu dingin, Meskipun hatinya ceria namun terlihat datar yang terlihat hanyalah matanya kadang kadang berwarna merah jika kondisinya merasa terancam.
Kodi datang dengan senyuman lucu dia menatap Vanessa dan melihat kecantikan gadis itu benar benar mengingat akan sebuah mimpi yang aneh tentang bayang bayang masa lalu yang tidak jelas baginya . Kepala Kodi terasa pusing, dia duduk disamping Vanessa yang masih diam.
"Vanes.. sepertinya wajahmu sangat familiar kau selalu hadir dalam mimpiku bahkan akhir akhir ini aku bermimpi aneh jadi tolong ceritakan siapa dirimu" kata Kodi menatap gadis itu dengan sendu.
"Kodi.. kau juga bukan orang yang aku kenal ratusan yang lalu kini dirimu serba moderen aku adalah bayang bayang masalalumu.. kita pernah membuat janji dan jika kita tidak bertemu didunia kita masalalu jadi masadepan akan mempertemukan kita" jawab Vanessa. Sesaat kemudian datang sebuah hidangan steak sapi disebuah piring besar.
"Kodi ini apa" tanya Vanessa.
"Itu steak sapi..daging yang kau inginkan" jawab Kodi.
"Hei..kau tadi bilang bawa sapi bulat bulat untuku.. bukanya daging yang aneh ini" kata Vanessa agak marah.
"Vanes apa maksud mu..mana mungkin aku bawa sapi hidup hidup untukmu.. kau ini manusia apa bukan.. cobalah memakanya dulu" jawab Kodi dengan marah.
"Terus jika aku bukan manusia apa kau mau berteman denganku" ucap Vanessa dengan menatap tajam Kodi.
"Aku mau berteman denganmu asal kau habisi daging steak ini" sahut Kodi. Vanessa terdiam lalu dia mengambil sendok dan memakanya.
Dia merasa kaget memakan daging steak dipiringnya .Tanpa aba aba lagi semuanya dia makan.
"Vanessa kau makan sebanyak itu" kata Kodi dengan kaget.
"Iya... daging ini sangat enak... biasanya aku memakanya mentah agar aku terlihat segar dan kuat" jawab Vanessa dengan senang.
"Apa..kau makan daging mentah... itu menjijikan Vanessa.. apa yang terjadi padamu.. wajahmu cantik kau tahan dengan sinar matahari... kau bukan Vampir kan" ucap Kodi sambil berdiri memegang tubuh Vanessa.
"Kodi.. aku bukan Vampir.. coba kamu pesan lagi daging untuk ku aku sangat lapar" imbuh Vanessa dengan memegang perutnya.
"Hei .. jika kau makan terlalu banyak nanti tubuhmu gemuk.. aku tidak suka lihat yang gemuk... ayo kita pulang sekarang" kata Kodi sambil menyuruh Vanessa berdiri.
Kodi membayar makanan dan membawa Vanessa pulang.
di sebuah perjalanan terdapat sebuah kambing lewat menyebrang jalan.
"Stoop" teriak Vanessa.
"Ada apa Vanes.." kata Kodi dengan binggung.
"Aku mau mengejar kambing itu" ucap Vanessa lalu pergi. Kodi binggung dia melihat Vanessa jauh berlari mengejar kambing.
Vanessa mendapat kambing itu dengan kukunya yang panjang dan mengigit kambing itu hingga semuanya tak tersisa. Tanganya berlumuran darah dia habis menyantap hewan itu tidak tersisa sama sekali. Vanessa berlari secepat kilat mencari sungai dan membersihkan semua darah ditanganya hanya ada noda darah sedikit dibajunya.
Dia datang menghampiri Kodi yang berjalan mencarinya.
"Hei..kemana kau tadi ..kenapa kamu mengejar kambing itu" Tanya Kodi.
"Aku..cuma melihatnya saja sebentar" jawab Vanessa dengan berbohong.
"Aneh... coba lihat noda baju darah..dan badan mu bau kambing kau habis apa Vanessa" tanya Kodi dengan curiga
"Aku... habis..menolong kambing terluka tadi dia kakinya luka... ayo kita pulang" Kata Vanessa gugup.
Kodi hanya terdiam dia merasa ada sesuatu tentang Vanessa yang terlihat aneh baginya.
Kodi diam dan mencoba berpikir Fositif tentang dirinya dia berusaha menghilangkan rasa gugupnya pada Vanessa entah itu takut atau apa yang jelas Kodi untuk berusaha membuang pikiran jeleknya terhadap Vannesa.
Tidak teras sudah sore hari Kodi singgah dan menggantarkan Vanessa pulang dihadapan halaman rumahnya.
"Kodi terimakasih sudah mengantarku pulang" kata Vanessa.
"Iya sama sama cepat sana .. tubuhmu bau kambing" ucap Kodi dan menuju rumahnya.
Pak Halim menatap Kodi dia merasa tidak setuju dengan Kodi yang dekat dengan Vanessa.
"Den.. Kodi..jangan terlalu dekat dengan dia.." ucap Pak Halim.
"Kenapa pak... emangnya kenapa dengan Vanessa.." tanya Kodi