Perut Vanessa berbunyi dia lupa tak ada makan sedikitpun dari rumah William. Rahman tersenyum menatap gadis di depanya lalu dia membuka bajunya terlihat sempurna tubuh pemuda di depanya dengan seperti ukiran dan pahatan sempurna. Vanessa tertegun Rahman mengambil tombak dan begitu cepat dan lihai menombak ikan gabus atau bahasa mereka iwak haruan. Rahman memang tampan dia juga pandai bela diri semenjak kematian ibunya dia belajar bela diri cukup keras kelak dia ingin mengusir orang orang Belanda dari tempat mereka.
Rahman mengambil ikan dan mengambil parang atau pisau untuk menyiang ikan dan menghidupi api.
Vanessa tertegun menatap Rahman hatinya tak karuan dia merasa jatuh cinta tak ada laki laki yang dia dekati selain Rahman pemuda yang mengisi masa kecilnya.
"Mooi" kata Rahman memanggil Vanessa. Vanessa melirik kesana kemari siapa mooi apakah ada orang yang bernama mooi jadi dia menunjukan dirinya dan Rahman menganguk.
"Aku..yang kamu panggil" tanya Vanessa .
"Iya .siapa lagi..kau tak mengerti nona bahasa kalian" tanya Rahman sambil membakar ikan. Vanessa menggelengkan kepala.
"Aku tidak mengerti, bahkan papa berbicara dengan tuan William aku binggung menggunakan bahasa Belanda" jawab Vanessa dengan sedih.
"Kau tau artinya nona apa yang aku bicarakan tadi" tanya Rahman lagi.
"Apa" tanya Vanessa.
"Cantik.. "jawab Rahman. Vanessa tersenyum wajahnya merah karena malu dan senang.
"Sejak kapan kau tau dan belajar bahasa kami" tanya Vanessa.
"Aku selalu belajar bahkan aku mengerti bahasa bangsa kalian tidak cuma itu aku juga belajar bahasa jepang hanya untuk mengatur strategi nantinya.. aku juga harus menggali banyak hal supaya kami tidak bodoh dan dibodohi oleh bangsa manapun" jawab Rahman.
Vanessa tertegun menatap kecerdasan pria di depanya. Selain tampan dia juga cerdas dan pekerja keras.
"Hei... ayo makan aku tau kamu pasti lapar" kata Rahman dan Vanessa memakan ikan dengan lahap. Rahman tersenyum memandang gadis itu .
"Setelah ini kamu pulang nona Vanes. Nanti akan ada bahaya jika kau terus disini" ucap Rahman sambil memakan ikan.
"Tapi kenapa..aku ingin terus bersamamu" jawab Vanessa dengan santai.
"Hei.. nona kamu bukan istriku dan kekasihku tidak baik berduan nanti ada setan selain itu juga nanti akan ada bahaya aku takut kau dikira aku culik nantinya" kata Rahman dengan tajam membuat Vanessa kaget.
"Iya.. kalau begitu jadikan saja aku istrimu " kata Vanessa. Rahman terdiam dan memandang wajah polos Vanessa begitu mudah berkata begitu. Bahkan wajahnya semakin mendekati Vanessa membuat Vanessa gugup dia kira Rahman mau menciumnya. Vanes tutup mata mu..Rahman ingin mencium mu bisik hati Vanessa. Tapi apa yang terjadi Rahman membuang tulang ikan di bibirnya.
"Nona Vanes..kenapa kau malah menutup mata..ayo..pergi kamu harus pulang.." kata Rahman dan menarik tangan Vanessa.
"kau tidak jawab kata kata ku tadi" ucap Vanessa dengan cemberut.
"Apa...tentang apa" tanya Rahman.
"Aku ingin jadi istrimu" jawab Vanes.
"Nona kamu tidak mengerti masalah pernikahan.. kita terlahir berbeda dari status berbeda dari bangsa berbeda bahkan keyakinan berbeda bagaimana kita bersatu" ucap Rahman menjelaskan panjang lebar
"Bangsa kita memang berbeda tapi aku ingin menyamakan yang lain denganmu..bahkan keyakinan sekalipun" jawab Vanessa.
Rahman memandang Vanessa jujur dihatinya sebagai laki laki normal beruntung dapat gadis secantik Vanessa tapi sangat sulit baginya untuk menjadikan Vanessa istrinya.
"Vanes.ayo pulang..cepat..jangan asal bicara" kata Rahman. Dan Vanessa menurut , tanpa senggaja Siti menatap dari kejauhan keakrapan Vanessa dan Rahman.