Vanessa menatap Rahman itu matanya bulat kulitnya agak coklat karena selalu berjemur membantu orang tuanya. Dia begitu ketakutan dan mengambil sebuah bambu tempat menyimpai air mereka dan mulai menyantap makanan.
"Vanes.. kita menginap disini dulu besok kita kembali kerumah " kata Rahman dengan sedih.
"Tapi aku takut... abah mana ..kenapa dia tidak datang mengambil kita kesini .. aku takut tolong jangan menginap dihutan disini banyak nyamuk " ucap Vanessa dengan takut.
"Sini aku peluk Vanes.. biar kamu tidak takut..aku akan menjagamu... kaka akan menjagamu ..biarpun japang itu membunuh kita ku harap kita mati sama sama" kata Rahman menenangkan Vanessa. Gadis kecil itu menatap wajah Rahman memeluknya diatas pohon dengan kasih sayang ketika sore menjelang.
Tentara jepang terus mendesak misnah dimana Vanesaa berada , dan Misnah beralasan bahwa Vanessa dan Rahman pergi ikut pak Udin .Tentara jepang marah dan memukul wanita itu dengan begitu keras sehingga dia pingsan. Sunguh zaman penjajahan itu sangat mengerikan dan banyak masyarakat kita waktu dulu terbunuh dengan begitu kejam dimata mereka.
Para tentara tidak tinggal diam, mereka masuk kehutan dan membawa sebuah senjata , Vanessa dan Rahman duduk terdiam diatas mereka semakin tinggi menaiki pohon. Tangan Rahman memberikan kode pada Vanessa untuk diam dan tidak bicara sepatah apapun , ketika segerombolan tentara jepang masuk dan melewati pohon yang mereka naik.
Keadaan yang tidak aman , Rahman membacakan doa yang selalu diajarkan pak Udin ketika tidak aman dalam sekejap , tentara jepang tidak melihat apapun disekitar mereka.
"sialan mereka tidak memberikan jejak kemana mereka pergi.. awas saja gadis kecil itu .. kalau bukan Takaeda memintanya maka akan ku bunuh" kata Yukaeda dia adalah pimpinan yang paling kejam kala itu.
Mereka pergi dan meninggalkan Vanessa dan Rahman.
Malam pun tiba, pelukan mereka masih terasa. Semakin malam tiba, Rahman turun untuk membuat api unggun setidak memastikan semuanya aman.
Malam berlalu, Vanessa terbangun menatap Rahman yang duduk membakar singkong dan tersenyum melihat Vanessa.
"ka Rahman bakar apa" tanya Vanessa.
"Bakar Singkong .. kita sarapan dulu ..baru kita kekampung dan lihat apakah semua baik baik saja..aku kepikiran ibu" kata Rahman.
"Iya..ayo kita makan kak aku sudah lapar" jawab Vanessa sambil memegang perutnya.
Mereka makan sambil bahagia menyantap semua makanan seadanya yaitu singkong bakar. Suara terdengar orang berjalan begitu terasa ditelinga mereka berdua, Rahman membawa Vanessa naik disebuah pohon dan begitu juga Rahman sambil memeluk Vanessa seraya mengucapkan doa dan meniupkan ditangan mereka berdua.
Para tentara jepang menatap heran dan melihat sekeliling tidak ada orang namun aneh api itu terasa baru dan mereka mulai mencari keberadaan dua anak kecil itu.