Kodi yang menggantikan pakaian sekolahnya dan langsung makan , makanan yang disiapkan bi Inang sangat enak. Selesai makan Kodi menatap jendelanya dan melihat Vanessa berbaring dikamarnya . Karena jendela kamar Kodi saling berhadapan. Gadis aneh pulang sekolah langsung tidur ucap Kodi dalam hati.
Vanessa mulai menangis kini pikiranya melangkah jauh menembus angan dan tatapan sedihnya terhadap Steven ayahnya. Dia mengingat kenangan kala masalalu.
Vanessa memegang gelang yang masih lengket dipergelangan tanganya. Dia melihat dirinya berubah menjadi gadis yang cantik diusianya 16 tahun. Setelah cukup lama pindah dari rumahnya, Steven membangun rumah yang besar bagaikan castile di film film ya.. rumah cukup keren pada masa kita sekarang ini.
Rasa rindu Vanessa akan se sosok Rahman teman masa kecilnya sekalu terlintasi di benaknya. Vanessa meminta Steven untuk menggunjungi kediaman pak Udin dulu. Dia begitu rindu dengan Rahman teman kecilnya. Sehingga ketika mereka berkunjung tempat itu sepi dan tak ada penghuninya.
Pada tahun 1886, Vanessa dibawa ayahnya berkunjung ke Kalimantan Selatan untuk melihat perkebunan teh mereka di sebuah desa yang cukup terpencil yang dihuni oleh masyarakat banjar umunya. Sebenarnya dia cukup bosan dengan perjalananya yang masih mengenakan kapal dagang yang baru dibelikan Steven kala itu.
Banyak orang yang suka menatap kecantikan Vanessa termasuk bangsa Belanda yang masih ada didaerah Kalimantan. Meskipun tidak terlalu banyak seperti dipulau jawa pada umumnya dan menyebar diseluruh pelosok negeri nusantara, namun bangsa Belanda begitu ambisi merebut semua tanah air kala itu.l
Tuan William Van Thewick adalah langganan bisnis Steven. Dia adalah pria tinggi berwajah sanggar , hidupnya mancung dan banyak bintik merah diwajahnya serta kumis tipisnya. Ketika melihat Vanessa begitu muda dan cantik dia terpesona dan menyukai Vanessa. Vanessa tidak menyukai William dari pandanganya sunguh tidak sopan tapi niat hatinya mencari Rahman begitu luar biasa hingga mereka menginap disebuah rumah khusus untuk tamu terhormat yang terbuat dari kayu yang kokoh.
Vanessa sedih tubuhnya mulai lelah dan dengan semua perjalanan mereka dia berbaring diatas kasur besi sedangkan ayahnya berbaring dengan kursi terbuat dari anyaman rotan. Seorang jonggos mereka datang bernama Aluh membawa makanan kue tradisional dan minuman teh pada mereka. Senyum merekah terlihat indah ketika melihat kue bingka dan rasanya sangat enak. Steven tertidur dan Vanessa memanggil jonggos itu.
"Nama mu siapa" tanya Vanessa menatap jonggos itu tertunduk wajahnya.
"Aluh.. nona ae kenapa" jawab Aluh dengan logat bahasa banjar tapi Vanessa cukup mengerti.
"Aluh.. kamu tau dimana orang menjual kue bingka ini" tanya Vanessa
"Itu di tempat haji Udin abah Rahman nona" jawab Aluh.
Mendegar ucapan itu Vanessa menangis dia cukup bahagia dan ini momen yang ditunggu tunggu Vanessa.
"Aluh..cepat antarkan aku ketempat haji Udin.. kau tau tempatnya kan" ajak Vanessa tapi Aluh hanya diam tanpa bicara dia terus menunduk.
"Anu..nona.. saya takut sama tuan William kalo dia tidak suruh bawa nona kesana" kata Aluh.
"Kalau begitu aku yang akan minta izin pada tuan William " ucap Vanessa. Lalu dia menarik tangan Aluh dan melihat William tengah duduk sambil merokok.