Awalnya semua siswa siswi ingin mengenal Kodi lebih dekat tapi ketika melihat kedatangan Vanessa tidak ada yang berani mereka diam seribu bahasa seperti mulutnya bungkam, bahkan Laras yang agak tomboy tidak berani mendekati Kodi. Kodi menatap gadis cantik itu yang tengah menulis dengan tulisan indah.
"Vanessa ..aku tidak menyangka kita satu sekolah... dan kamu terlihat cantik hari ini" kata Kodi menatap wanita yang duduk di sampingnya.
"Bukan kah takdir yang mempertemukan kita.." ucap Vanessa dengan dingin.
"Iya... kata katamu begitu bermakna..kamu orang mana Vanessa seperti bukan orang lokal disini" kata Kodimencoba mengenal Vanessa.
"Aku orang Belanda tinggal diarea sini " ucap Vanessa
"Belanda.. kok bisa sekolah di Kalimantan kenapa tidak negara mu Nederland , atau dimana kek.. bagaimana bisa kamu disini"
"Aku dan ayahku sudah terikat disini semenjak ratusan tahun disini .. aku tidak bisa pulang ke negaraku sampai kapan pun sebelum kutukan itu dipatahkan" kata Vanessa yang dingin tanpa ekspresi bagaikan hantu cantik bicara dengan manusia tampan. Kodi tertegun dan akalnya terasa tidak nyambung mendegarkan kata kata Vanessa yang teramat aneh baginya.
"Kamu lucu.. Vanes.. rasanya aku duduk disebuah negeri donggeng mendegarkan kata katamu tentang kutukan" ucap Kodi menatap Vanessa. Vanessa menjatuhkan air matanya ketika mendegar kata kata Vanes dari mulut Kodi seakan dia rindu dengan ucapan dan panggilan kepadanya.
"Kodi suatu saat kau akan mengerti semuanya tentang hidupku.. aku akan menggembalikan semua ingatan mu nanti"jawab Vanessa dengan pandangan dingin.
"Vanes.. kamu cantik dan penampilanmu seperti gadis kota .. tapi satu hal yang aneh bicaramu aneh dan misterius bahkan tak ada satupun siswa masuk disini ketika kau berada di dekatku.. apalagi rumahmu yang seram itu" Kodi bicara nyerocos bagaikan mulut perempuan yang mengajukan banyak pertanyaan aneh pada Vanessa. Vanessa tersenyum dengan sangat kaku.
ketika mendegar ucapan Kodi.
"Kodi...rumah seram itu adalah rumah ayahku yang banyak menyimpan kenangan, kau mungkin menatapnya seram karena bangunanya terlalu tua ..coba nanti kedipkanlah matamu maka apa yang kau lihat tidak sesuai dengan dugaanmu" ucap Vanessa dengan lirih. Kodi tersenyum dengan heran menatap gadis di depanya yang begitu cantik tapi terlihat aneh.
" kau sangat lucu Vanes... oh ya.. apa kau tidak punya sahabat disini, tanpaknya mereka begitu takut melihat gadis secanti dirimu." tanya Kodi melihat mata Vanessa bagaikan mata boneka barbie yang indah.
"Aku...tidak punya teman ... entahlah diriku tidak bisa bergaul seperti mereka.." jawab Vanessa.
"Vanes..mulai sekarang kita berteman.. aku akan jadi temanmu..jadi jangan merasa kurang bergaul..karena aku akan mengajarimu" kata Kodi sambil mengait jari kelengkinya yang ramping dan Vanessa menerimanya denga senang hati.
"Kodi berjanjilah kau akan menerimaku apa adanya, siapa aku dan semua tentangku" kata Vanessa.
"Yaa..aku janji akan menerima sahabat dirimu apa adanya" jawab Kodi.
Lalu kini tangan mereka sama sama mengaitkan dengan sebuah janji, ada sebuah senyuman yang terukir diwajah Vanessa.