Vanessa menatap tajam pak Hasim dan sebagai tanda amarah yang begitu dalam dia pergi dan masuk rumah seram itu.
Vanessa adalah gadis yang usianya ratusan tahun dan bahkan awet muda kecantikanya tidak pernah luntur dimakan usia. Dia adalah anak kebangsaan Belanda steven van joung yang mengambil ilmu hitam untuk hidup abadi di pulau kalimantan. Langkahnya kadang disalah gunakan untuk menuntut ilmu sehingga berubah menjadi monster bagaikan serigala dimalam hari.
Vanessa yang waktu usianya 5 tahun tentang sang ayah banyak tidak tau dia hanya gadis kecil seingatnya ayahnya begitu dermawan dan menikah dengan suku lokal bernama Marlina. Namun kebahagiaan Steven hilang ketika Marlina di bunuh secara keji oleh tentara jepang bahkan memperkosanya secara sadis. Tak banyak yang tau kala itu, rumah mereka jauh dari jangkauan penduduk Steven menitipkan Vanessa pada warga lokal dan dia pergi untuk menuntut balas kematian Marlina.
Mungkin tak sehebat tentara jepang , Steven ditembak ketika mau menembak tentara jepang dia jatuh dan pingsan. Dan seorang pemilik ilmu hitam datang dan membawanya kerumahnya.
Vanessa begitu terpukul ketika ketika semua kebahagiaanya dirampas tentara jepang bahkan dia tidak tau ayahnya dimana jadi dia ditolong oleh pak Udin dia adalah warga binua Banjarmasin dan berdagang kesana kemari sambil menyebarkan agama islam di Kalimantan pada saat itu. Dia sangat baik sehingga Steven adalah orang Belanda yang begitu baik dia kenal meskipun banyak orang Belanda yang terkenal begitu sadis dan kejam.
Vanessa mulai menyukai cara pak Udin mengajarkan dia dalam sedikit tentang agama dan memberikan kebaikan dan kasih sayang begitu juga dengan Misnah istrinya.
Misnah dan pak Udin memiliki anak bernama Ahmad Noer Rahman atau dipanggil Rahman dia sangat tampan usianya lebih tua dua tahun dari Vanessa hal itulah membuat Vanessa begitu terhibur dan melupakan sejenak masalahnya.
Pagi itu begitu cerah Vanessa bersiap siap untuk membantu Misnah membuat kue bingka yang sangat legendaris kala itu, para warga banyak bersembunyi dirumah sedangkan pak Udin atau disapa abah Rahman sedang menjual daganganya memakai jukung (sampan) Misnah sangat kaget suara gedoran pintu begitu keras oleh tentara jepang.
"Nak... bawa nih nona Vanessa ka hutan jangan bulik mun masih kada aman disini" ucap Misnah yang artinya "nak bawa nona Vanessa kehutan jangan pulang kalau diaini tidak aman"
" Iya ma" ucap Rahman dia pergi membawa Vanessa kehutan dengan membawa sebuah air minum dan kue bingka yang mereka bekali Rahman berlari dan menuju hutan membawa Vanessa . Vanessa menanggis tak karuan dan Rahman mencoba membujuk untuk tidak bersedih .
"Nona Vanes...kita istirahat sebentar bila perlu kita naik kepohon itu untuk beristirahat supaya japang itu tidak menangkap kita" kata Rahman dengan mengatur nafasnya.
"Iya..jangan panggil aku nona..panggil aku Vanessa saja tapi aku tidak bisa naik" jawab Vanessa.
"Ayo..aku bantu" kata Rahman menyuruh Vanessa menaiki bahunya untuk bisa memanjat pohon.