"Jangan tidur lagi, beresin kamar, Syifa," titah nenek saat melihatku hendak kembali naik ke atas ranjang.
"Tidak boleh! Anak gadis 'kok pagi-pagi tidur lagi, cepat bereskan."
Wajar saja jika nenekku marah, itu karna nenekku sangat rapih dan pasti mengomel jika berantakan,
Setelah aku merapikan kamar nenek, aku di panggil ibuku, ibu menyuruhku membeli sayuran yang akan di masak hari ini,
"Shifa .. tolong belikan ibu sayur di depan gang," ucap ibuku sambil menyapu dapur,
"Iya Bu .." sambil berjalan aku menyahut perkataan ibuku,
"Ini catatan yang harus di beli, kalau tidak ada kamu cari di warung sebelah ya," ujar ibuku dengan harapan semua ada di tukang sayur depan gang,
" Ya sudah Shifa berangkat dulu ya, Bu," jawabku sambil bergegas berjalan ke depan,
Ibuku pun melanjutkan menyapu dan merapihkan dapur, aku pun berjalan di gang yang tidak begitu luas hanya cukup satu motor dan satu pejalan kaki saja,
Sampainya di depan gang ternyata tukang sayurnya belum datang, untunglah ada ibu-ibu lainnya yang hendak membeli sayur, aku pun bertanya pada ibu-ibu yang ada di sana,
"maaf Bu .. tukang sayurnya belum datang ya,,? Tanyaku pada ibu-ibu itu
"Iya belum neng .. oh iya kamu anaknya Bu Risma ya,?? Tanya balik dari ibu-ibu itu,
Ya walau aku tidak mengenal mereka tetapi aku tetap tersenyum dan menjawab "iya Bu .. saya anaknya bu Risma," jawabku dengan tersipu malu,
"hanya liburan atau mau tinggal di sini neng,?? Pertanyaan ibu-ibu itu,
Dalam hatiku bergerutu, "Ih ibu-ibunya pada bawel banget,"
Tetap saja aku tidak bisa berkata itu, aku pun tersenyum dan menjawab, "kata ibuku sih mau tinggal bersama nenek," jawabku sambil menoleh ke arah handphone, berharap mereka tidak begitu banyak memberikan aku pertanyaan,
"Oh begitu .," jawab ibu-ibu yang singkat
"Iya .," ucapku
Tidak lama tukang sayur yang ku tunggu-tunggu datang juga, mengakhiri pertanyaan-pertanyaan ibu-ibu bawel itu, "syukurlah tukang sayur sudah datang," kata hatiku, dengan senang,
Aku pun memberikan catatan belanjaanku, "mang aku mau belanja tetapi tidak hafal, ibuku memberikan catatan ini , minta tolong ya mang," ucap ku pada tukang sayur
"mana !! sini amang bantu siapkan dulu ya," jawab tukang sayur, langsung bergegas mengambil apa saja yang dalam catatan yang di berikan oleh ibuku,
Sambil menunggu tukang sayur yang mengambilkan semuanya, aku pergi duduk di samping motornya yang kebetulan sekali ada kursi, dari pada bosan aku memainkan handphoneku membalas chat dari teman-teman ku yang di Bandung,
Walau baru satu hari di Jogjakarta tetapi rasanya sudah rindu kampung halaman, ya mungkin saja karena aku belum menemukan teman baru,
Selang beberapa menit sayuran pesanan ibuku sudah di siapkan semua, aku pun bertanya ke tukang sayur,
"semua yang di catat ada mang,"?? Tanyaku memastikan belanjaan ibuku tidak kurang apa pun,
Tukang sayur pun menjawab "sudah semua ya neng, cuma terasi saja yang belum karena mamang habis,"
"ya sudah kalau begitu, ini uangnya, terima kasih mang," jawabku dengan senyum tipis,
Aku pun berpamitan kepada ibu-ibu yang ada di sana,
"Bu duluan yaa .," ucapku kepada ibu-ibu
"iya neng salam ya buat ibu," jawab ibu-ibu itu sambil menitipkan amanah
Aku pun berjalan menuju rumah, walau tidak begitu jauh setidaknya jalannya begitu panas, padahal belum terlalu siang, sampailah aku di depan rumah dan ibuku yang sudah sedari tadi menunggu ku,
"Assalamu'alaikum,? Ucapku hendak membuka pintu,
"Walaikumsalam," jawab semua yang ada dalam rumah,
Aku bergegas menghampiri ibuku, karena sayur yang ku beli akan di masak hari ini, Aku pun memberi tahu yang di amanahkan oleh ibu-ibu yang ada di tukang sayur tadi,
"Bu .. tadi ada yang memberikan salam, ibu-ibu yang membeli sayuran," ucapku pada ibuku
"oh .. yang ibu-ibu depan gang yaa,?" jawab ibuku
"Iya Bu .. pas aku datang tukang sayur kan belum ada makanya aku nanya sama ibu-ibu itu, eh tapi malah aku di tanya-tanya mulu," ujarku dengan sedikit nada kesal,
"ya pantas banyak bertanya mereka kan tahu kamu anaknya ibu," jawab ibuku
"Memangnya mereka itu siap sih Bu," tanyaku dengan penuh penasaran,
"mereka itu teman SD ibu," jawab ibuku yang mengingat masa lalunya,
"Oh .. teman SD ibu," sahutku sambil menggelengkan kepala,
"oh iya Bu .. ibu mau ke rumah teman ibu kapan,??" tanyaku pada ibu
"paling nanti kalau sudah beres masak, kenapa memangnya,?" tanya ibuku yang heran dengan pertanyaanku,
"tak apa-apa ko Bu, Cuma nanti aku ikut yaa," ucapku menjawab pertanyaan ibuku,
"Oh Shifa mau ikut, iya nanti ibu ajak," jawab iku ku sambil memotong-motong sayuran,
Aku tak mau mengganggu ibuku yang sedang memasak, aku pun pergi ke ruang tamu yang kebetulan sekali nenek sedang duduk di sana,
Baru saja aku duduk, nenekku langsung menasihati walau tangannya sambil merajut,
"kalau benar niatmu ingin mengaji, kamu harus sungguh-sungguh jangan setengah-setengah, buktikan sama semua keluarga kalau kamu bisa membuat kami semua bangga," ucap nenekku yang sambil merajut-rajutannya,
"iya nek .. Shifa janji akan membuat keluarga ini bangga sama Shifa," jawabku meyakinkan nenek,
"Iya pesan nenek kamu jangan sampai membuat keluarga malu di sana ya, apa lagi itu teman ibumu," ucap nenek
Nenek begitu sangat khawatir saat tahu aku akan pesantren, begitu pula banyak nasihat yang tak bisa aku ceritakan, tetapi di balik semua nasihat yang di berikan nenekku, aku mengerti apa arti dari nasihatnya yang amat panjang,
Aku pun hayannya mengangguk, dan diam sambil menunduk mendengarkan semua nasihat nenek, karena jika aku menjawab atau tidak mendengarkan nenek suka marah ia tidak suka kalau nasihatnya tidak di dengarkan apa lagi kalau cucu atau anaknya memainkan handphone di depannya,
Tak terasa ibuku selesai memasak dan hendak Mengganti baju, karena baju yang di pakai itu bau bumbu masakan,
"sudah beres Bu,? Masaknya,??" tanyaku sambil melihat ke arah ibu,
" iya sebentar ibu ganti baju dulu," jawab ibuku yang langsung memasuki kamar,
Setelah ibu mengganti baju, aku dan jbu ku bergegas ke rumah temannya ibu,
"umi .. nasi sudah matang umi jangan lupa makan, Risma mau ke rumah teman dulu membicarakan apa saja yang harus di bawa sama shifa," ucap ibuku kepada nenekku yang masih asik merajut-rajutannya
"iya nanti saja umi makannya," jawab nenekku yang sangat fokus merajut,
"Ya sudah kalau begitu Risma pergi dulu ya," sahut ibuku
"Iya," jawab nenek ku sambil menganggukkan kepala,
Aku pun berjalan sebaris dengan ibuku, banyak orang yang berkata, aku dan ibu sangat mirip sekali, wajar mirip,! Aku kan anak ibu dalam hati.