"aku fikir panasnya akan sampai sore ternyata belum zuhur pun cuaca mulai redup, tapi tak apa-apa, ada bagusnya juga," ujar hatiku.
Ibuku memastikan lagi niat dan tekadku, mungkin ibu masih ragu akan keinginanku.
"Shifa ... kamu serius mau ikut teman ibu?" tanya ibuku yang ragu.
"iya Bu .. Shifa serius dan yakin ko, walaupun jauh dari ibu sama ayah, tapi ini kebaikan buat Shifa juga," jawabku yang tetap meyakinkan ibu
"Ya sudah kalau memang Shifa sudah tekad untuk pesantren, semoga Shifa mendapatkan semua ilmu yang di ajarkan di sana yaa," sahut ibu yang harus tegar menerima keputusanku.
"amin ya Allah ..," jawabku sambil mengusap muka,
Jujur saja hatiku berdetak dengan kencan, rasa gugup menyelimutiku dengan tangan yang gemetar,
Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya sampai juga di depan rumah Bu inay, terlihat halaman yang lumayan luas dan ada beberapa anak-anak ada yang seumuranku ada juga yang baju menginjak 4 tahun sepertinya, dan beberapa yang lainnya
"Assalamualaikum," ucap ibuku sambil tersenyum ke arah anak-anak itu,
" walaikumsalam," jawab anak yang seumuranku,
"masuk Bu. mau bertemu mamah ya,?" tanya anak yang seumuran denganku,
"Iya mamahnya ada,?" Sahut ibuku
"ada .. silahkan duduk, aku panggil mamah dulu,"
"iya..," jawab ibuku
Tak lama ibu inay datang dan anaknya membawakan minuman dan camilan ringan,
"Wah .. sepertinya ada kabar baik ya,?" tanya Bu inay sambil tersenyum, sambil berjalan ke arah kursi,
"Ini loh nay, aku sudah membicarakan ini sama suami dan keluarga, suami aku mengizinkan Shifa ikut sama kamu," jawab ibuku tanpa basa basi,
"Wah .. Alhamdulillah kalau begitu, berangkatnya mau bareng aku atau nanti kamu yang nganterin, Ris,? Tanya Bu inay dengan penuh semangat,
"Memangnya kalau bareng sama kamu itu kapan, mau,?" tanya ibu balik
"Kalau bareng aku, nanti hari Minggu sore aku berangkat, Cuma memang anak-anak yang pesantren belum pada datang," jawab Bu inay
"Oh Minggu ..terus yang anak-anak yang lainnya kapan ke pesantrennya," tanya ibuku lagi,
"Iya .. biasanya sih Minggu depannya lagi, itu sih tergantung kamu dan anakmu Ris, mau bareng atau tidaknya," ucap Bu inay,
"wah kalau begitu kesian anakku, seminggu menunggu teman-temannya itu lumayan lama," sahut ibuku yang memikirkanku,
"tidak sendirilah kan anakku ada,! Yang tadi itu anakku, seumuran dengan anakmu," ujar Bu inay memberi tahu ibuku,
"Oh itu anakmu nay, pantas sekali sopannya turun ya, sama seperti kamu, nay,?" sahut ibuku
"Ya begitulah Ris, sedikit pemalu dan sensitif," ucap Bu inay
"Sama saja nay, anakku pun sama," jawab ibuku sambil melirik ke arahku
Tentu saja aku malu, ibu membuka privasiku, aku pun tertunduk karna malu
"oh iya nay, sekalian aku mau tanya harus bawa apa saja,? Tidak mungkin hanya baju kan,?" tanya ibuku yang siap-siap mengingat,
"Banyak sih sebenarnya Ris, yang paling penting itu foto copy KK, KTP kamu sama suami, sama surat pernyataan kelakuan baik dari sekolah," jawab Bu inya yang begitu serius,
"wah .. pakai foto copy KK, KTP juga ya, nay?" tanya ibuku dengan heran.
"Iya Ris, soalnya kan pesantren sambil sekolah," sahut Bu inay yang lupa memberitahu
"Aku kira hanya pesantren, Nay,?" Jawab ibuku yang kaget
"Iya aku lupa memberitahu, tapi sekolahnya di dalam, jadi tidak bisa keluar gerbang tanpa seizin aku atau suamiku, Ris," ucap Bu inay menegaskan keamanan
Jujur saja hati ku senang saat tahu kalau teman ibu itu mengajak ke pondok pesantren (boarding school), rasanya hatiku ingin berteriak dan menangis bahagia, tentu saja aku tahan tangisanku itu, hanya bisa tertunduk dan tersenyum menutupi tangisan bahagiaku,
"Tapi apa tidak memberatkan mu, Nay,?" tanya ibu ku yang malu karena aku di ajak sukarela,
"Tentu saja tidaklah, Ris,!! Malah aku senang anakmu mau ikut," jawab Bu inay dengan tersenyum lebar,
"aku hanya takut merepotkan saja, Nay,?" ucap ibuku yang meragukan lagi
"jangan kamu berfikir seperti itu Ris, jangan kamu ragu juga anakmu mendapat perhatian berbeda dari kami, aku yakin anakmu mau ikut walau sambil sekolah," jawab Bu inay yang meyakinkan ibuku kembali
Tentu saja ibu menoleh ke arahku, sorotan matanya seolah bertanya mau atau tidak, Aku pun menganggukan kepalaku, meyakinkan niat dan tekadku,
"Ya sudah kalau begitu, persiapan untuk ke sana baju sekolah dan peralatan lainnya juga ya," tanya ibuku pada Bu inay,
"Kalau baju sekolah .. paling putih biru sama Pramuka saja, kalo buku dan alat tulis lainnya tidak usah, karena di sana sudah di sediakan oleh pihak sekolah," ujar Bu inay
"Kalau sepatu perlu di bawa atau tidak,?" tanya ibu kembali
"Tidak perlu, karna kan hanya keluar kamar langsung masuk kelas, tidak menginjak tanah pula," jawab Bu inay pada ibuku,
"Hmm .. begitu yaa," sahut ibuku yang sedang mencatat dalam fikirannya,
Bu inay pun memanggil anaknya yang seumuran denganku,
"amaira .. Sini sebentar,?" teriak Bu inay yang memanggil anaknya
Namanya bagus sekali " ucap dalam hatiku,"
"iya mah ..,?" sahut amaira anaknya Bu inay,
"Ris kenalin nih anakku amaira, dan amaira kenalin ini ibu Risma dan anaknya Shifa yang mau mondok di pesantren kita,"
Aku dan ibu ku tersenyum ke arah amaira, dan amaira pun meliar kearah balik tersenyum,
" Alhamdulillah amaira jadi bertambah banyak temannya," ucap amaira yang begitu senang,
Aku pun tersipu malu melihat amaira yang begitu senang,
"Oh iya mah .. Shifa berangkat ke pondoknya kapan,?" tanya amaira ke Bu inay
"Ya kamu tanya langsung saja sama Shifa, ko malah tanya mamah,!!" jawab Bu inay sambil terheran dan mengerutkan alisnya,
"ih mamah .. aku tanya mamah ya aku fikir mamah tau begitu," ucap amaira yang malu-malu
"paling nanti bareng sama anak-anak pesantren lainnya, biar Shifa ga sendirian di kamarnya," timpalan ibuku membuat amaira sedikit kehilangan senyumnya,
"Kenpa ga bareng amaira aja tante,?" kan nanti tidurnya bareng amaira, soalnya maira juga bosen sendiri, kan kalau ada shifa, amaira bisa main bareng sama tidur bareng," tanya amaira yang begitu panjang,
"tante sih terserah sama Shifa mau atau tidaknya," jawab ibuku sambil melirik ke arah ku,
"Shifa bareng sama amaira aja ya Bu,?" timpalan Shifa yang senang karena amaira begitu antusias,
"Nanti aja ibu anterin Shifa yaa, takutnya ngerepotin lagi," kata ibu yang ingin aku berlama-lama di rumah dulu,
"Sama sekali tidak merepotkan ko, Ris," jawab Bu inay
"Iya Tante malah aku seneng Shifa mau bareng aku,"