Chereads / LANTUNAN CINTA SANG HAFIDZ / Chapter 5 - Bab 5

Chapter 5 - Bab 5

"Kalau sudah mengantuk ya tidur" Ucap ayah sambil memetik senarnya

"Iya Yah, Shifa masuk ke dalam ya," jawabku sambil menutup mulut (menguap).

"Ya sudah sana,"

"Iya ayah,"

Aku pun bergegas masuk rumah, tak lupa aku pergi ke kamar mandi terlebih dahulu, untuk membasuh tangan dan kaki, karena aku tidak mau kena omel nenekku, sekalinya mengomel itu, Uuuuh bikin aku terdiam seperti patung yang membisu dan tak bernyawa.

Setelah mencuci tangan dan kaki, aku pun pergi ke kamar nenek, tidur bersama nenek. Sebelum mataku menutup aku membuka handphoneku, sepeti tadi siang tak lama aku pun tertidur dengan handphone yang masih menyala datanya.

Seperti biasa aku di bangunkan dengan pagi yang begitu dingin, wajar saja dingin, karena aku bangun jam 04.00 WIB.

Dinginnya terasa sekali, apa lagi kalau sudah terkena air, itu rasanya seperti membeku, terlebih-lebih tubuhku lama sekali hangatnya, walau memainkan selimut berlapis-lapis pun tak menaruh.

Dingin ini tidak bisa menghalangi langkahku untuk Shalat, aku pun langsung beranjak dari tempat tidur, dan berjalan ke kamar mandi, mengambil air hudhud, dan setelah itu aku pun Shalat,

Seperti biasa kalau sudah Shalat Subuh aku membereskan kamar dan mandi, siap-siap untuk pergi belanja sayur.

Aku pun menghampiri ibuku meminta catatan sayur dan uangnya, "Bu ... Mana sini Shifa belikan sayurnya?"

"Hari ini ibu tidak membeli sayur," jawab ibuku sambil menyapu.

"Menangnya ibu gak masak?" tanya ku pada ibu.

"Masak Cuma sayur yang kemarinkan itu untuk 2 kali masak," ucap ibu sambil tersenyum melihatku.

"Kalau setiap hari belanja sayur, ibu kesihan sama kamu, jalan ke depan gang kan jauh," timpal ibu lagi.

"Oh ... Begitu ya Bu," jawabku sambil menganggukkan kepala.

Ibu pun menyuruhku mengepel karna mau memasak awal, "hari ini Shifa bantu ibu mengepel saja yaa," ucap ibu.

"Iya nanti Shifa mengepel kalau sudah ibu sapu semua," jawabku pada ibu.

Ibuku pun menyuruh aku membangunkan ayahku yang tidur lagi kalau sudah Shalat Subuh. "bangunkan dulu ayahmu, bilang sudah siang begitu,"

Aku pun langsung membangunkan ayahku yang sengaja tidur di ruang TV, "ayah ... Bangun sudah siang, ibu marah-marah tuh mau di sapu katanya," ucapku pada Ayah

Ayahku pun langsung bangun karena aku bilang ibuku marah-marah, " iya ayah sudah bangun," jawab ayahku sambil duduk dan masih mengantuk.

Wajar saja ayah langsung terbangun karena marahnya ibuku itu sama seperti nenek.

Ayahku pun langsung beranjak dari duduknya, dan pergi mandi, Aku pun langsung membereskan ruang TV karena nanti akan di sapu ibuku.

Setelah ruang TV rapi, dan ayah pun sudah beres mandi, aku pun mengambil air di ember dan pelan, karna aku tahu bentar lagi ibuku beres menyapu.

Aku pun mengepel bermula dari kamar-kamar, hingga sampai yang terakhir itu dapur, selesailah sudah tugas di rumah hari ini.

Ibuku memanggilku ke ruang makan, "Shifa ... sini nak,"

Aku pun menghampiri ini ibuku, "Iya Bu ada apa?" tanyaku pada ibu

"Panggilkan nenek dan ayah sekalian yang lainnya, mau makan bersama atau tidak," kata ibu yang sedang menaruh piring di meja.

"Iya," jawabku pada ibu.

Aku pun bergegas menghampiri nenek dan yang lainnya, "Nek itu ibu mengajak makan bersama-sama," ujarku pada nenek

Nenek yang sedang fokus dengan rajutannya pun hanya menoleh dan berkata, "Iya sebentar lagi nenek ke sana,"

Aku pun pergi memberitahu ayah dan yang lainnya saat sudah mendengar perkataan nenek, "Iya ... Nek," ucapku

Ternyata ayah sedang mengobrol bersama yang lainnya, aku pun langsung menghampiri dan memberitahu apa yang di perintahkan ibuku, " ayah, paman, ibu mengajak makan bersama," ujarku

"Iya ayo ... Kapan lagi makan bersama-sama," ayahku yang langsung beranjak berdiri,

Di ikuti pamanku yang juga terlihat sudah par sepertinya, "Iya paman juga sudah lapar," ucap paman sambil menyeringai.

Akhirnya semua berkumpul di ruang tamu, hanya saja nenek belum, karena kalau sudah merajut nenekku sudah sekali untuk di berhentikan, jika bukan keinginannya sendiri,

Ibuku pun bergegas pergi menghampiri nenek, aku dan yang lain pun belum bisa menyentuh makanan jika makan bersama itu harus nenek terlebih dahulu yang mengambilnya, barulah di mulai kalau nenek sudah mengambil.

Entah bagaimana cara ibu membujuk nenek, hingga berhasil membawa nenek ke tempat makan,

Nenek pun langsung mengambil makanan karena melihat semua orang belum mengambil terkecuali anaknya bibi yang ke dua, itu karna dia masih kecil

Aku dan keluargaku pun makan bersama-sama merasakan kehangatan yang dulu sering di lakukan namun perlahan memudar dan hilang.

Selesai sudah makan bersama keluargaku, mereka pun beranjak pergi untuk melakukan kegiatannya masing-masing, ada yang menonton TV, ada yang merajut, ada juga yang memainkan merpati, dan lain-lainnya....

Kalau aku dan ibu melakukan kegiatan yang sama yaitu membereskan meja makan dan mencuci piring yang kotor,

Setelah beres mencuci piring ibuku menyuruh aku siap-siap untuk pergi ke pasar bersama ibu, "kalau sudah cuci piringnya, Shifa siap-siap gih, kalau mau ikut ibu ke pasar," ucap ibu sambil membereskan piring-piring.

"Iya Bu Shifa mau ikut, Shifa ke kamar dulu ya," jawabku sambil tersenyum.

Aku pun bergegas berganti pakaian ke kamar, dan bersiap-siap, tetapi nenek masuk hendak mengambil benangnya, nenek bertanya padaku, " mau pergi ke mana?"

Aku pun memberi tahu nenek kalau aku mau ke pasar bersama ibu, " ke pasar Nek, membeli peralatan yang mau di bawa nanti," jawabku pada nenek.

"Kalau ke pasar nanti nenek titip beli benang ya," ucap nenek sambil menepuk bahuku.

"Iya Nek,"

Nenek pun bergegas keluar dan melanjutkan rajutannya, dan aku melanjutkan memakai baju.

Ibuku mengetuk pintu dan berkata, "Sudah siap atau belum?"

"Iya Bu sebentar," jawabku sambil membuka pintu.

"Ayo cepat, kalau terlalu siang nanti panas," ucap ibuku

"Iya Bu," jawabku sambil memakai kerudung,

Aku dan ibu pun berjalan sampai di depan gang, barulah ada angkutan umum, dari gang ke pasar itu hanya sekali naik angkutan umum tidak terlalu jauh tetapi kalau jalan kaki ya lumayan cape.

Tibalah aku di pasar yang sangat beitu banyak penjual dan pembeli, pertama-tama ibu mencari toko seragam, tak jauh dari pijakan kakiku ada satu toko yang begitu mencolok (terlihat), aku dan ibu mampir ke toko itu, benar saja banyak sekali baju-baju seragam sekolah.

"Mas baju seragam SMP belah mana ya?" tanya ibuku pada penjaga toko

Penjaga toko itu pun memberi tahu baju ukuran untuk anak SMP, "Ini Bu, ibu mau baju apa saja dan ukuran apa?,nanti saya carikan," ucap penjaga toko,