Chereads / Raison D'etre : The Revenant / Chapter 12 - Chapter Another Encounter

Chapter 12 - Chapter Another Encounter

" saatnya, untuk menghancurkan portal ini "

Aku mengambil kembali pedang ku yang sudah ku simpan di sabuk pedang, tepat berada di belakang tubuh ku, aku pun menggenggam pedang itu dengan cukup erat. Dengan hanya satu tangan saja aku bisa mengayunkan pedang ini dengan begitu mudah, meskipun tampak panjang dan cukup besar. Itu bukanlah masalah bagiku.

Aku pun mengganti posisi memegang pedang tersebut dengan kedua tangan ku, aku memfokuskan tebasan ku untuk tepat lurus kehadapan portal tersebut. Sementara itu Asplekius sedang mengamati diriku yang mulai menghancurkan portal tersebut. Aku pun mulai melakukan incantation yang kulakukan sebelumnya untuk menghancurkan portal kegelapan, seluruh energi sihir Darah dan juga Cahaya datang menyelimuti bilah Claymore.

Asplekius tampak tidak bergerak dan sangat fokus melihat fenomena kekuatan ku, apakah ia terkagum melihatnya, mungkin saja. Disaat itu incantation ku hampir penuh dan penghancuran portal akan ku lakukan. Tapi. Ada seorang ksatria yang tiba tiba datang dari arah atas ku.

Ia menebas dari atas kebawah, aku pun menghindar dengan berguling kebelakang. Asplekius pun kaget melihat aku yang berguling kearahnya, "hey apa yang terjadi? " ,

" Entah, sesuatu tiba tiba datang dari atas dan menyerangku begitu saja "

Dampak serangan itu membuat area sekitar portal tertutupi debu, yang membuat ku tidak bisa melihat seperti apa wujud asli dari ksatria itu, aku mulai mengambil perisai ku dan menaruh pedang ku di tangan kanan ku, disaat itu juga sesuatu melesat keluar dari debu menyerang ku dengan kekuatan penuh, aku menahan serangan itu menggunakan tameng ku, tapi apalah daya, kekuatannya sangat begitu kuat membuat ku terpental mengenai rumah desa dan bahkan membuatnya rubuh hancur.

Asplekius sendiri menghindari serangan itu dan selamat, ia kaget bahwa ksatria Black Templar yang muncul di hadapannya, ia menggunakan zirah besi, dan di bagian luarnya terdapat sebuah kain dengan lambang salib hitam, ia menggunakan helm ksatria yang sangat dikenali oleh kalangan orang orang jika mendengar ksatria templar.

Ksatria itu menghela nafasnya, dan nafasnya sendiri cukup berat hingga suaranya seperti seseorang yang sudah tua sekali, " tak kusangka masih ada seorang manusia yang masih hidup, sepertinya upacara itu tidak berguna sama sekali, " ucap black templar itu, " apa yang kau maksud dengan upacara? "

Ia terkekeh kekeh, dan tertawa jahat mendengar pertanyaan nya," memang sebaiknya kamu menyadari nya sendiri " ia kembali menghela nafas namun suaranya kali ini cukup lembut dan berbeda dari sebelumnya, ia melaju menyerang Asplekius dengan membabi buta nya, Asplekius kewalahan menghadapi black templar.

Aku kembali bangun dari serangan itu, rasanya tulang ku patah dan tubuh ku tidak bisa bergerak. Aku hanya bisa merangkak di tanah berusaha membantu Asplekius, serangan yang di lakukan oleh black templar membuat Asplekius terluka di beberapa bagian tubuhnya namun itu hanyalah luka tebasan biasa, Asplekius yang menyadari keberadaanku pun melemparkan botol ramuan berwarna merah.

" Gunakan itu! " Ia berteriak kearahku, aku pun tanpa ba-bi-bu langsung meminum nya dan itu adalah ramuan penyembuhan, aku kembali berdiri dan kembali mengambil Claymore di reruntuhan rumah, aku menggeret pedang ku dengan satu tangan sembari berjalan ke arah ksatria itu. Perlahan aku pun merubah kecepatan jalan ku menjadi lari, tebasan pedangku mengenai lehernya membuat ksatria hitam itu, terluka dan mengeluarkan darah.

Ia memegang lehernya namun, itu bukanlah sebuah serangan yang membuatnya lemah, kesatria hitam itu terkekeh sembari menggelengkan kepalanya, " kau cukup kuat juga untuk seekor manusia ", ksatria itu melaju kearah ku dan begitu juga dengan ku, dua bilah pedang dua ksatria beradu satu sama lain, aku terus menangkis serangannya begitu juga dengan dia, kami berdua pun berakhir seri di adu pedang yang aku lakukan, tidak ada serangan yang mengenainya begitu juga dengan dia.

" Kamu, bukanlah seorang manusia...." Dia bergerak mundur, dan mengambil jarak dengan ku disaat ia mengucapkan itu

" Apa yang kamu maksud? " Tanya ku kepada ksatria black templar itu

" Kamu adalah Revenant, seseorang yang sudah mati lalu bangkit kembali menjadi mayat hidup, " jawabnya, " kamu adalah salah satu dari kami, para dark hollow " lanjutnya.

" Tapi energimu, aura mu, kekuatan mu, dan tujuanmu. Semuanya bukanlah kehendak Penguasa Kegelapan dan Cahaya, " jelasnya, " kamu hidup dan bernafas atas keinginan dewi Gaia, ini sesuatu yang mengejutkan, jadi bagaimana jikalau kamu menjadi salah satu dari kami? "

" Itu adalah takdir mu bukan, Revenant adalah salah satu dari pasukan Dark Hollow "

Aku yang mendengar ucapannya itu sama sekali tidak memperdulikannya aku masih berpegang teguh dengan tujuanku, dan sepertinya akan ada pertanyaan lagi di benakku, aku tidak peduli untuk saat ini tujuan ku tetaplah sama yaitu menghancurkan portal kegelapan.

Aku tanpa segan langsung kembali melaju kearahnya, genggaman pedang ku sudah berubah meskipun begitu tameng yang kugunakan masih berada di tangan kiri ku, namun itu tidak berpengaruh sama sekali karena ukuran tameng ku cukup kecil dan tidak terlalu besar seperti kebanyakan tameng. Aku pun mengayunkan pedang ku dan menebas tubuhnya dan darah pun keluar dari serangan itu, aku pun bergerak dengan berotasi kearah kanannya dan menusuk kan pedang ku kearah lehernya ,ia berhasil menangkis serangan ku lalu mulai melawan balik serangan ku.

Terus menerus tebasan pedang ku ia terima dan banyak sekali darah yang berceceran keluar dari tubuhnya, semua darah itu mengenai zirah ku. Hingga akhirnya ia pun jatuh lemas di kedua kakinya, Dengan begini aku mengambil kesempatan dengan menusukan pedang ku sedalam mungkin ke tubuhnya, dan aku pun mengeluarkan pedang ku dari tusukan yang dalam itu dengan menendang tubuhnya, darah yang keluar cukup banyak dan ksatria itu berhasil mati. Tapi aku salah, ia masih hidup dan kembali lagi berdiri, ia meminum ramuan yang berada di sabuknya dan ia kembali hidup seperti semula.

" Kamu pikir bisa melawan ku dengan begitu mudahnya? Cobalah, " disaat itu juga seorang ksatria dengan senjata battle axe muncul dihadapan ku, ia lompat dari atas rumah yang berada di desa dan muncul tepat berada di samping ku, " dua lawan satu, bagaimana hm?, Bukan kah ini akan menjadi pertarungan yang menarik? "

" Jika kau perlu bantuan lebih baik kau mengucapkannya, partner , " seru Asplekius, ia datang berjalan kearah ku dan tampaknya ia sudah sembuh dari luka tebasan, " iya, mari kita selesaikan ini dengan cepat " jawabku

" Tentu saja, wahai ksatria serigala "

Pertarungan kembali dimulai, aku mengubah dan mengganti lawan ku dengan ksatria yang membawa kapak panjang ini, sementara Asplekius melawan ksatria black templar. Posisi kami berdua cukup bagus dengan berpisah satu sama lain sehingga membuat mereka tidak ada kesempatan untuk bekerja sama, Asplekius menggiring black templar menuju area dekat portal sementara aku mendorong ksatria berzirah emas ini menuju arah jalan lain.

Ksatria dengan senjata Battle Axe ini menggunakan zirah yang cukup unik, zirah nya sendiri seperti sebuah zirah khusus, bagian shoulder atau bahunya sendiri bermotif naga dengan ada ukirannya serta duri juga di bagian bahunya, helmnya bermotif naga namun hanya ada simbolnya saja, karena helm yang ia gunakan sendiri ialah helm ksatria Crusader atau templar.

Pertarungan kami berdua cukup begitu, dashyat serangan yang diberikan oleh ksatria emas itu cukup gila, ia menebas kearah bawah terus menerus membuat jalan dari desa ini hancur, ia menyerang secara cepat dan ayunan kapaknya sangat begitu kuat, jika aku terkena serangannya akan gawat sekali.

Menghindar dan menghindar itu yang bisa kulakukan, menunggu momentum, dan akhirnya aku pun bisa menyerang ksatria emas itu di bagian pinggulnya dan kembali menebas ke arah kakinya membuat ia terjatuh, aku pun mengambil posisi dan menebas bagian kepalanya. Kupikir ia akan mati namun hanya luka saja, zirah dan kulitnya sangat begitu keras layaknya baja.

Ia kembali bangun dan melanjutkan serangannya, ia mengayunkan kapaknya ke arah atas dan hampir saja mengenai kepala ku. Serangan yang tidak bisa tertebak kearah mana dia akan menyerang, setelah itu dia pun melaju dan mengayunkan kapaknya ke atas, aku pun menghindar dan dampak dari serangan itu adalah hancur dan rusak nya jalanan desa itu membuat bentuknya tak karuan.

Aku kembali menyerang ksatria itu, namun ia berhasil menangkis tebasan ku dengan gagang kapaknya, ia memutar kapaknya dan mengubah bilahnya menjadi di arah kanan, bilah yang berubah arah itu langsung diayunkan kearah ku dengan begitu cepatnya, syukur aku berhasil menghindar dengan begitu cepat, kekuatan, kecepatan dan juga refleksi dia sangat begitu hebat.

Aku tidak menyangka bahwa pengguna battle axe bisa sekuat ini. Ia melakukan serangan mendadak dengan incantation magic membuat kapaknya berubah menjadi sebuah palu yang berwarna emas kemerahan dengan bentuk yang transparan dan masih terlihat bentuk aslinya, ia mengayunkan kapak itu dengan begitu cepat kearah ku, ayunan dari kanan, dari kiri lalu dari atas dan menyerang kebawah merusak jalanan, tiba tiba arah serangannya berubah dengan cepat.

Serangan itu mengenai diri ku dan aku terbelah dua oleh serangan itu, membuat tubuh ku tersisa setengah saja dengan bagian kaki ku yang masih berdiri dan akhirnya ikut jatuh bersama dengan tubuhku.

Serangan yang memang tidak bisa di prediksi . Kuharap ingatan ku tidak hilang begitu saja, kuharap.

[Bersambung]