Chereads / Raison D'etre : The Revenant / Chapter 17 - Chapter The Merchant

Chapter 17 - Chapter The Merchant

Melamun layaknya seseorang yang bingung akan diri sendiri, aku terlihat diam dan bermain dengan angan angan ku, kepala ku rasanya seperti berbeda dari sebelumnya, rasanya kepala ku seperti mengingat sesuatu—Sihir darah—ya, aku mempunyai kemampuan sihir darah yang begitu banyak dan sepertinya aku mengingat beberapa....tapi tetap saja, ingatan yang lain masih saja belum kembali.

Sementara itu, para roh serigala masih berusaha melawan serigala raksasa dirantai itu, Asplekius pun dengan sekuat tenaganya berusaha membunuh sang serigala bersama para roh serigala yang ku panggil.

" kamu kenapa diam saja ?!! Cepatlah bantu kami." Asplekius berteriak meminta bantuan karena tampaknya dia kesulitan untuk melawan serigala raksasa yang dirantai itu.

Aku yang melamun pun mulai kembali tersadar dan segera berlari ke arah serigala dirantai, pedang satu tangan pun ku ambil dan mulai menghunuskan pedang itu, aliran sihir incantation mulai mengaliri energi darah menuju bilah pedang tersebut.

Aku pun melancarkan tebasan ke arah kakinya, serta berhasil melukainya, sebuah bercak luka bisa terlihat dengan begitu jelas, " roh serigala, gigit bercak luka ini,! " Perintah ku kepada para roh serigala

Para roh serigala itu mulai menggigit kakinya yang terkelupas dan mengeluarkan darah, serigala dirantai itu meraung kesakitan, disaat itu juga aku mengeluarkan pedang Claymore ku lalu menghunuskan pedang ku kearah dada sang serigala tersebut.

Sebuah serangan tusukan yang cukup tajam ku lancarkan dan berhasil menancap di dada serigala dirantai itu, dengan cepat aku menggunakan sihir incantation ku lalu menyedot darahnya dan mengaliri tangan ku dengan kekuatan darah, mengapa aku bisa melakukan teknik serangan seperti ini?, Mungkin karena aku mengingat kemampuan ini, dimasa aku melamun .

Aku menarik nafas dalam dalam, dan mulai menfokuskan diri kearah tangan kanan ku sementara itu aku menahan pedang ku menggunakan tangan kiri, sebuah bilah berenergi darah terbentuk di tangan kiri ku. Disaat itu juga aku bergerak mundur, melepas kan pedang ku dari tubuh serigala itu dan melakukan rotasi dari kanan lalu ke kiri, setelah berputar aku mengayunkan bilah pedang yang berada di tangan ku dengan begitu kuat, hingga mengeluarkan gelombang darah yang kuat.

" Selesai...., Apa yang barusan aku lakukan? " Aku baru saja sadar dan ingat dengan apa yang kulakukan, emang aneh jikalau aku dengan tanpa sadar menggunakan kemampuan ini tapi rasanya, ini begitu tidak nyata.

" Sepertinya sang ksatria serigala mulai menunjukan taring tajam nya " celetuk Asplekius, ia pun terkekeh-kekeh melihat ku yang menoleh dan memiringkan kepala ku seperti orang yang bingung.

" Kemampuan mu sepertinya mulai kembali secara perlahan, " ucap Asplekius, " kepala mu seperti nya terisi sesuatu makanya sedari tadi kamu diam dan melamun disaat pertarungan ku bersama serigala rantai itu terjadi " lanjutnya

" Ya, mungkin....ingatan ku masih saja menjadi misteri "

Setelah pertarungan itu selesai, aku mengambil kembali pedang satu tangan yang ku tancap kan di kakinya, kami pun hendak melanjutkan perjalanan, tapi disaat itu juga sesuatu muncul setelah serigala itu berubah menjadi debu ialah—sebuah uang—tiba tiba muncul begitu saja, uang tersebut secara magis tersimpan didalam sebuah kantong kulit yang sudah di tali, aku dan Asplekius pun turun dari kuda lalu menghampiri kantong tersebut.

" Hmm, sepertinya yang ini juga memunculkan uang, " ucapnya, " apakah kamu tahu perihal seperti ini ? " Ia menoleh dan bertanya kepadaku

" Pernah, sering kali aku menemukan koin yang jatuh dari tubuh para kegelapan, " jawab ku, Asplekius menaruh tangannya di dagu dan berpikir.

" Ini adalah fenomena aneh, mengapa para kegelapan mengeluarkan koin? Um....baiklah seperti nya lebih baik kita bawa saja, suatu saat uang koin ini mungkin akan kita perlukan " ujar Asplekius, ia mengambil kantong itu, mengangkatnya lalu menaruh kantong itu di belakang kuda ia pun mengeluarkan tali yang entah dari mana ia ambil lalu menalikan kantong tersebut di kuda.

" Baiklah sudah selesai, ayo kita lanjutkan perjalanan kita, wahai ksatria "

" Iya, baiklah "

Perjalanan kami berdua pun berlanjut, serigala yang ku panggil pun sudah menghilang dan sepertinya kembali lagi kedalam lonceng, kami berhasil melewati ibu kota dan terus mengikuti arah garis cahaya membawa kami berdua.

Perjalanan pun berjalan cukup lancar, hingga kami berpapasan dengan seseorang yang cukup misterius di jalanan kota lalu aku mulai memperlambat pergerakan kuda ku dan berhenti tepat di samping seseorang yang duduk berlesehan dibawah, ia tampak seperti seorang pedagang yang berkelana.

" Heh heh, selamat datang selamat datang!! " Sambut pria tua tersebut dengan senyum yang hangat, ia berpenampilan misterius dengan menggunakan sebuah jubah bertudung yang cukup lusuh dan kotor, selain itu pun tubuhnya terdapat sebuah barang barang yang di tempelkan di baju dalamannya.

" Huh?, Seseorang berjualan di tempat seperti ini? " Asplekius bertanya dengan kebingungan

" Heh heh heh, iya tentu. Tempat ini adalah tempat yang pas untuk berdagang, " ucapnya dengan nada bicara yang lantang dan senang

" Ini aneh sekali "

Aku tidak memperdulikan ini aneh atau tidak, aku lebih perduli dengan apa yang pria tua ini jual jika ku perhatikan lebih baik ia menjual begitu cukup banyak barang dan juga senjata, terlihat sebuah kapak, lalu tombak, dan battle axe yaitu kapak dengan gagang yang panjang, sama seperti kapak yang digunakan oleh templar knight pada saat itu, seingatku. Selain itu juga, ada sebuah panah dan juga busurnya, lalu ramuan didalam botol yang aku belum ketahui efeknya.

" Apakah uang ini bisa membeli barang barang mu? " Tanya ku

Ia pun mengangguk, " tentu saja, ini adalah mata uang negeri Sword Of Blood, tentu kamu bisa membelinya," jawabnya

Sword of Blood?, Aku rasanya pernah mendengar nama negeri ini, mengapa rasanya begitu familiar sekali ? , Pikir ku.

" Aku tidak mempercayai perkataan mu, biar ku lihat koin ini " Asplekius mengambil salah satu koin yang berada di dalam kantong kulit, ia pun menyadari bahwa yang dikatakan oleh pria tua ini benar, bahwa uang ini adalah mata uang negeri Sword Of Blood.

" Bagaimana bisa, para kegelapan mengeluarkan koin!!? Dan ini adalah mata uang negara, aku tidak habis pikir " ia menggelengkan kepala nya, tidak percaya dengan apa yang ia lihat

Pria itu tertawa kecil atau terkekeh kekeh melihat kami berdua, " jadi apa yang ingin kamu beli wahai ksatria? "

Aku pun mulai berjongkok dan memilih senjata yang di taruh di bawah dengan sebuah alas agar senjata tidak kotor, ada begitu banyak pilihan mulai dari pedang, panah, gada, palu, battle axe, kapak biasa, busur dan busur silang, " aku akan membeli busur dan panahnya " ucap ku sembari menunjuk busur dan juga panah.

" Pilihan yang bagus wahai ksatria, untuk harga kedua barang ini yaitu 10 koin Sword "

Aku pun memberi kan uang yang perlu ku bayar agar senjata busur dan panah itu menjadi milik ku, aku mengambil busur dan panah yang ku beli lalu menaruhnya di bagian belakang sabuk, cukup terhalang dengan senjata lain tapi sepertinya itu tidak terlalu jadi masalah, karena selama ini ukuran pedang Claymore bisa di taruh di sisi kiri ku bersama dengan sarung pedangnya.

Asplekius pun yang melihat aku membeli barang, dan ia mulai tertarik ingin membeli sesuatu, " Akan gawat jika aku tidak memiliki senjata jarak dekat, " tutur nya, ia pun mengambil dua dagger yang bilahnya tidak lurus namun bergelombang.

" Hanya 7 koin saja " kata pria tua pedagang tersebut, Asplekius memberikan 7 koin itu dan ia menaruh kedua dagger itu di kedua sisi sabuknya, kiri dan kanan.

" Sampai ketemu nanti wahai ksatria dan dokter wabah " ia mengucapkan selamat tinggal kepada kami berdua, kami pun kembali menaiki kuda dan juga kembali menaruh koin yang berada di kantong berbahan kulit tersebut yang berwarna coklat muda.

Perjalanan kami berdua berlanjut, dengan begitu cepat kejadian aneh terjadi dua kali, dan aku tidak tahu akan ada apa lagi kedepannya.

[Bersambung]