Setelah pertarungan melawan monster kelabang dan juga undead, aku dan Asplekius melanjutkan eksplorasi di ibu kota dari sebuah kota yang tidak ku ketahui nama nya, jalan demi jalan kami lewati kiri dan kanan dipenuhi dengan rumah dan tempat berjualan, selain itu juga ada teman sekolah dan juga taman kanak kanak serta taman untuk para warga bersantai.
" Waktu berjalan cukup lama, tapi tempat seperti ini masih saja berdiri kokoh, " ucap Asplekius , " tempat ini adalah tempat anak anak belajar dan juga bermain lalu taman di samping nya adalah tempat para warga berleha-leha setelah jualan atau bekerja " lanjut nya
" Apa yang mereka dulu pelajari? " Tanya ku
" Mereka belajar tentang ilmu pengetahuan alam, berhitung, membaca dan juga banyak hal lain yang anak anak pelajari, kau pun sama seperti mereka " jawab nya, aku pun menggelengkan kepala ku , " tidak, masa kecil ku berbeda dengan anak anak yang lain "
" Begitu ya...."
Setelah kami berdua berjalan dan melihat lihat sekolah tua dan taman kanak kanak yang sudah tak layak untuk di tempati, kami pun pergi menuju sisi lainnya, sepanjang mata memandang jalan yang berada di ibu kota sangat lah panjang dan juga tiada akhirnya, seperti jalan tanpa akhir.
" Kota ini, adalah kota dengan ibu kota terbesar meskipun begitu kota ini hanyalah kota pinggiran saja bukanlah kota utama " kata Asplekius , " kota yang bernama howling ini, adalah tempat berjualan antara kota utama dengan warga yang ada disini " Asplekius melanjutkan perkataannya
Howling city, atau kota melolong adalah kota pinggiran yang berada di dekat perbatasan antara negara ini dan juga negara lain, kota yang ini menjadi pusatnya ekonomi di negara ini dikarenakan ibu kota nya yang begitu luas nan indah tempat ini juga seringkali didatangi oleh para pengembara yang menjual barang barangnya, ada yang datang dari negara hijau lalu biru, bahkan para pengembara yang tidak memiliki tempat tinggal menjual temuan mereka di kota ini, siapapun bisa berniaga dan berjualan di kota ini, bila kalian bertanya kenapa kok kota nya dinamakan kota melolong karena dahulu kala seorang serigala besar pernah melolong memanggil semua manusia yang tinggal di kota lalu serigala itu membawa sebuah barang berharga dan menjualkannya kepada manusia disaat beribu ribu tahun yang lalu. Dimasa dewi gaia masih belum berbuat se gegabah sekarang.
Aku dan Asplekius masih dan masih mengelilingi ibu kota ini, hingga kami berdua sampai disebuah tempat dengan patung berdiri megah di tengah tengah jalan kota tersebut, sebuah patung serigala berdiri dengan begitu tegak nya tapi beberapa bagian patungnya sudah retak dan hancur membuat bentuknya menjadi abstrak atau aneh.
" Patung sang serigala, " ucap Asplekius, " dia adalah mahluk atau hewan mistis yang membawa keuntungan bagi umat manusia yang berada di negri ini, karena serigala ini lah yang membuat pertama kali kota ini menjadi pusat perekonomian dunia " jelas dan lanjutnya asplekius
Aku hanya menatap patung itu dari bawah hingga keatas, bagian kepala dari patung serigala itu hancur dan hanya menyisakan bagian kirinya, meskipun hancur tapi muka dari sang serigala masih terlihat dengan begitu jelas yang rusak hanya bagian telinga nya saja
Aku mengingat sesuatu jika melihat patung ini, aku mulai merogoh saku ku dan akhirnya gulungan pemanggil roh serigala pun ku ambil dari saku ku, Di dalam gulungan itu memiliki sebuah gambar serigala dengan jumlah 5 ekor, dan sebuah lingkaran sihir di belakang gambar serigala 5 ekor tersebut. Asplekius menoleh dengan cukup kaget lalu mendekati ku dan bertanya, " gulungan apa itu? "
" Ini adalah gulungan untuk memanggil bala bantuan roh serigala, " jawab ku , Asplekius berputar kearah tangan kanan ku dan mengamati gulungan yang ku bawa, " aku sendiri belum pernah menggunakannya jadi mungkin aku akan mencobanya disini " lanjut ku, aku pun mulai membuka gulungan sihir tersebut.
Dan tidak terjadi apa apa. Aku yang melihat itu kebingungan dan menaruh gulungan itu di bawah aku berusaha memfokuskan incantation ku ke gulungan tersebut, hingga kertas itu mengeluarkan cahaya biru yang membuat sebuah portal di gambar serigala tersebut, aku mulai memasukan tangan ku secara perlahan kedalam portal itu lalu mengambil sesuatu di dalamnya.
Isinya adalah, sebuah lonceng sihir, di bagian lonceng tersebut memiliki sebuah gambar serigala berekor 5 yang berada di gambar gulungan tersebut, " apa kegunaan lonceng ini? " Tanya ku , " itu adalah alat sihir untuk memanggil para roh serigala itu " jawab Asplekius, ia menaruh tangannya di dagu dan terus mengamati lonceng tersebut disaat aku memegang nya.
" Kamu mendapatkan ini dari mana? " Disaat Asplekius bertanya itu ia langsung mengambil lonceng itu dari tangan ku dan berbalik badan dan masih mengamati lonceng nya, " aku mendapatkannya dari seorang assasin yang ku temui di hutan "
" Ahh .....begitu ya, baiklah aku sendiri sudah tau ini benda apa namun, ya...sudah lama aku tidak melihat lonceng pemanggil "
Ia pun mengembalikan lonceng itu kepada ku, " gunakanlah itu berguna untuk seorang ksatria seperti mu, " ucapnya, aku pun menaruh lonceng itu di dalam kantong atau saku tempat awal dimana aku menaruh gulungan tadi.
Setelah berkeliling cukup lama kami pun mulai melanjutkan perjalanan menuju portal kegelapan, aku kembali memanggil kuda ku dan kami berdua pun menunggangi kuda tersebut dan kami mulai mengikuti arah garis cahaya menuntun kami berdua, disaat perjalanan menuju portal kegelapan tak jauh dari ibu kota tiba tiba sesuatu datang dari atas dan jatuh kebawah, membuat sebuah debu terbang dan menghalangi penglihatan kami berdua.
" Ugh ... sesuatu telah datang dan sepertinya menyambut kita berdua, " kata Asplekius , " aura ini ...gak, gak mungkin " Asplekius tampak kaget merasakan aura dari monster yang tiba tiba mencegat kami berdua di perjalanan yang belum cukup jauh dari ibu kota.
Kabut atau debu yang menghalangi pun hilang dan wujud dari monster yang datang mulai perlahan terlihat. Monster yang datang dari atas adalah serigala raksasa dengan gigi taring serta badannya terluka dan banyak darah dimana mana, serigala itu melolong dengan keras disaat ia bisa melihat kami berdua dengan cukup jelas.
" Apakah ini, sang serigala legenda yang kau ceritakan ? " Tanya ku kepada Asplekius, " iya....dialah sang serigala yang menjadi legenda kota ini " jawabnya
" Aku tidak menyangka bahwa sang serigala tenggelam di dalam kegelapan para dark hollow, " ujar Asplekius, serigala itu tampak terluka dan juga ia seperti lepas dari kandang nya, bagian kakinya memiliki bekas rantai yang telah lepas dari kaki nya
" Dia sekarang berubah menjadi Chained Wolf, dia bukanlah serigala yang kalian kenal dimasa lalu " celetuk ku setelah melihat dan menelaah sang serigala tersebut, " ia terluka, tersiksa dan....semuanya karena seseorang " lanjut ku
" Iya....kau benar, dia berbeda "
Serigala itu kembali melolong namun kali ini kearah kami berdua, sebuah serangan lolongan di arahkan kepada kami berdua kami berhasil menghindari serangan itu namun dampak dari serangan itu adalah rusaknya gedung dan rumah yang terkena suara sonic boom tersebut, kami berdua hampir saja terluka.
Kuda yang ku panggil pun terkena serangan itu dan terhempas mengenai gedung di belakang kami dengan begitu cepat dan keras, aku pun bergegas bersiul dan mengembalikannya agar ia tidak terluka, sang serigala itu tiba tiba muncul begitu saja ke hadapan ku lalu mencakar dan merusak gedung tempat aku berlindung dari lolongan berbahaya itu.
Disaat itu juga aku segera mengambil pedang dua tangan ku yaitu Claymore, dan bersiap melawan Chained Wolf, Asplekius sudah bersiap dibelakang membantu ku menyerang dari jarak yang jauh agar sang serigala bisa terkecoh dan kehilangan fokusnya karena serangan yang diberikan oleh Asplekius
Aku pun dengan cepat langsung mengambil lonceng itu dan membunyikannya, 5 serigala muncul disamping ku dan ketika mereka muncul warna mereka seketika berubah menjadi merah mengikuti warna dari elemen darah ku, aku sendiri bingung kenapa para serigala itu bisa berubah.
Para serigala itu melolong dan langsung berlari kearah serigala raksasa tersebut, mencakar, mengigit kelima serigala itu menyerang dengan begitu brutal nya, dikarenakan ukuran mereka yang kecil ini membuat serigala raksasa itu kesulitan menangani para roh serigala itu, Asplekius masih membantu para serigala dengan tembakan sihirnya.
Aku hanya melihat pertarungan para gerombolan serigala melawan serigala raksasa, mengamati pertarungan mereka.
[Bersambung]