Asplekius yang melihat hal tersebut kaget, membuat dia menjadi lengah dan tidak fokus akan serangan dari sang ksatria hitam tersebut, ia pun kembali terluka dan kali ini bahunya terluka akibat tusukan pedang yang di lancarkan oleh ksatria templar itu, kematian yang mendadak. Membuat Asplekius merasa shock mengetahui hal itu.
" Ugh..., Bagaimana bisa dia mati begitu saja, bukan kah dia kuat? " Asplekius terengah-engah karena staminanya sudah mulai habis terkuras melawan ksatria templar hitam itu, pertarungan Asplekius dan Kesatria Hitam yang terjadi disaat ksatria serigala itu fokus dengan ksatria templar emas sangat begitu sengit.
Asplekius seringkali dibuat terpojok dan kesusahan melawan ksatria templar hitam itu, serangannya yang begitu cepat dengan kekuatan tebasan yang begitu tidak main main. selain itu ia memiliki kemampuan untuk tahan dari sihir membuatnya semakin berbahaya. Ksatria templar hitam itu membawa sebuah tameng berlogo salib hitam yang memiliki ketahanan terhadap sihir yang begitu besar, disini Asplekius sudah kelelahan dan sudah di ujung tanduk, keadaan mana sihir yang dia miliki juga sudah mulai mengurang banyak.
Ksatria emas yang berhasil membunuh sang ksatria, berjalan kearah tubuh dia yang sudah terbelah menjadi dua dan mati, " akhir yang cukup begitu mengenaskan, sepertinya itu pas sekali untuk mu...", Ia melangkahi tubuh dari mayat ksatria itu dengan angkuh.
Ksatria emas itu berjalan menuju sang ksatria hitam, sang ksatria hitam itu menunggu temannya untuk sampai di sisinya dan keadaannya semakin genting dan gawat bagi Asplekius, dia bisa bisa akan mati disini dengan keadaan yang naas sama seperti ksatria serigala, meskipun begitu tekad Asplekius untuk bertahan masih belum padam dalam jiwanya, ia tahu dia pasti kalah akan tetapi ia tidak ingin mati begitu saja.
Dewi masih ada di disisi ku, kumohon, semoga terjadi sebuah keajaiban. Pikir Asplekius, apakah hal tersebut akan terjadi? Itu hanya bisa di jawab oleh sang dewi saja, doa itu belum tentu dikabulkan begitu saja mengingat bahwa keadaan negeri ini berbeda dengan dahulu kala, kegelapan menguasai negeri ini dan lama kelamaan pasti akan menjalar keseluruh bagian dunia.
.
.
.
.
.
.
.
Hahaha, aku mati dengan begitu mudahnya, aku pikir aku bisa hidup kembali seperti biasa, omong omong... dimana aku?
Apakah ini adalah alam baka, atau ....ah engga ini memanglah alam baka dan aku sudah mati, heh...pada akhirnya aku tidak bisa menyelesaikan tugas ku, tetapi akhirnya aku bisa beristirahat dan tidur untuk selamanya
Rasanya aku sudah lelah dengan semuanya, dunia ini, para manusia, monster serta para kegelapan sialan itu dan juga diri ku sendiri, ingatan ku hilang begitu saja bagaikan debu yang tersapu oleh angin, entah dibawa kemana dan sepertinya tidak akan kembali layaknya hari esok yang mungkin aku masih ingin lihat.
Memang, keadaan ku sendiri sangat begitu ironis dan menyedihkan, sendirian di dimensi yang gelap, sendirian dan tidak ada yang menemani ..... kehangatan yang kurasakan dalam pangkuan Theresa tidak akan pernah kurasakan, tidak akan sama sekali, ini adalah saat saat terakhir ku ...tunggu dulu, apakah aku jatuh? Jatuh kemana? Aku akan pergi kemana? , Mengapa.....semakin lama disini rasanya sangat begitu dingin.....sangat dingin hingga rasanya tubuh akan membeku begitu saja.
Yahh, aku sudah merelakan semuanya dan, tidak ada alasan dan juga tujuan untuk ku kembali hidup.....ha...hahaha...haha, sebuah ucapan yang terdengar bodoh.
" Sadarlah....kumohon....bangunlah! "
Tunggu dulu, siapa itu? Mengapa suara itu hangat sekali? , aku ingin sekali menggapai dan kembali lagi merasakan kehangatan dan kelembutan suara itu.... tidak, aku tidak akan kembali. Tidak akan.
" Kumohon sadarlah.....bangunlah....aku memerlukan mu wahai ksatria ku..."
Dia kembali memanggil ku, akan tetapi aku sendiri sudah tidak peduli dengan suaranya, tapi suara seorang wanita yang begitu lembut dan hangat itu terus menerus memanggil ku, hingga pada akhirnya suara itu hilang dan.....berubah menjadi rengekan tangisan
" Kumohon.....bangunlah "
Ini?....suara theresa!!, Aku harus bangun, ayolah tubuh ku ....seseorang membutuhkan bantuan ku. Aku pun berusaha berenang keatas meskipun kesunyian ini menarik ku kembali, tapi Theresa memerlukan ku, aku harus bangun dan menggapai cahaya itu
.
.
.
.
.
.
.
.
Asplekius sudah terluka cukup parah dan, hanya satu serangan tebasan saja dia akan mati begitu saja, tapi dia masih sempat menyembuhkan dirinya menggunakan ilmu sihir penyembuhan serta ramuannya, " aku tidak bisa mati, .....aku harus bertahan ...aku tidak ingin mati ditempat seperti ini, mana sudi....jika aku mati di tangan para kegelapan... ", Ia masih terus berusaha kembali bangun setelah terjatuh di kedua kakinya.
Ksatria templar hitam itu sudah siap untuk mengeksekusi Asplekius, pedang nya tepat berada di atas kepalanya dan tinggal menunggu waktu saja hingga Asplekius mati di tangan mereka berdua....tapi secara tiba tiba keajaiban muncul dan terjadi di belakang mereka.
Mereka berdua menoleh kebelakang, betapa kagetnya mereka sang ksatria serigala merah itu kembali hidup dan bergerak tapi hanya bagian tubuh atas nya saja, ia bangun tepat di atas tubuhnya yang terbelah alias bagian bawah badannya ia berjalan menggunakan kedua tangannya dan menidurkan kembali badannya seperti ingin kembali menyatukan bagian bawah tubuhnya dengan bagian atas tubuhnya, dan sang ksatria ksatria pun kembali dari kematian.
" Heh...tak kusangka, kau masih hidup Wahai ksatria, " ucap Asplekius, dan ia duduk lemas setelah melihat ksatria serigala kembali hidup, ia tampak lega dan ia pun menyenderkan tubuhnya di tembok untuk beristirahat, kedua ksatria itu terkaget dan langsung berlari melaju kearah dia
" Saatnya untuk pembalasan " aku kembali lagi hidup, meskipun harus berusaha menyatukan kedua tubuh ku kembali tapi aku berhasil hidup.
Aku sudah menyadari pergerakan mereka berdua, dan menahan serangan mereka menggunakan tameng yang ku bawa, serangan mereka masih kuat meskipun begitu....aku merasakan sesuatu telah terjadi di dalam kepala ku, ingatan mengenai incantation tameng dan juga pedang keluar dari kepala ku begitu saja.
Itu adalah hal yang aneh tentu saja, namun keajaiban terkadang suka terjadi, aku pun mengambil kembali pedang Claymore ku, dan ya aku baru menyadari bahwa jubah ku sudah rusak dan robek. Aku menggenggam pedang claymore ku menggunakan satu tangan dengan begitu kuat hingga sebuah aliran sihir keluar dari pedang tersebut, membuatnya terisi oleh energi sihir berwarna merah, aku tahu ini adalah element darah.
Aku berjalan dan merubah tempo berjalan ku menjadi berlari menuju kedua ksatria itu dengan cepat aku menebas mereka berdua secara bersamaan, sebuah tebasan dari kiri dan mengayun ke arah kanan dengan sudut yang cukup miring mengenai mereka berdua, aku kembali melakukan tebasan dengan mengayunkan pedang ku kearah yang berlawanan, serangan itu membuat mereka terluka dan bagian zirah di tubuhnya rusak, mengeluarkan darah yang begitu banyak.
Aku bingung dan mengapa aku selalu ingat sebuah kekuatan incantation pedang yang bahkan aku sendiri tidak mengingatnya, yang kutahu adalah aku bisa melakukannya. Iya itu saja.
Mereka berdua pun menyerang ku secara bergiliran, kesatria hitam mengayunkan pedangnya kearah ku dengan dua kali ayunan, ia bergerak mendekat ke arah ku berusaha menebas diriku, namun aku berhasil menghindari serangannya disaat itu juga ksatria emas muncul di hadapan ku dan menabrak ku menggunakan tamengnya, lalu ia mengayunkan kapaknya dari atas lalu kebawah membuat kapaknya kembali merusak jalanan, tapi aku menghindari serangan itu dengan bergerak ke arah kanan.
Sebuah serangan aku lancarkan kepada ksatria hitam, aku menebas lehernya dari arah atas lalu kebawah dengan sedikit kesamping tepat ke arah kiri ku, aku pun mengayunkan kembali pedang ku kearah berlawanan, membuat nya terpaksa bergerak kebelakang, kali ini aku tidak akan membiarkan dia bisa menghindar dan kembali menyerangku.
Disaat itu juga aku terus menerus menebas dia dengan begitu cepat, tapi dia berhasil menangkis serangan ku dan kami berdua beradu pedang, dua suara pedang yang beradu layaknya suara iringan musik namun dengan melodi yang tidak orang sukai, disaat itu juga kesempatan untuk sang ksatria emas muncul, ia menyerang dari arah belakang ku dan aku menghindar dengan berguling kearah samping kiri ku.
Dan disaat itu juga aku mengambil posisi jongkok dan menebas kaki ksatria templar hitam itu, membuatnya jatuh di kaki kanannya, disitu adalah kesempatan ku, aku pun secepat mungkin bangun dan bergerak kearah belakangnya lalu menusuk tubuhnya dari samping perutnya hingga menembus dadanya, aku menarik kembali pedang ku dan kembali menusuk tubuhnya, kali ini aku menusuknya tepat di bahunya.
Aku pun kembali lagi menarik pedang ku dan menusuk bahu kiri ksatria itu, ia teriak dengan begitu kencang sekali dan sepertinya itu adalah serangan yang cukup sakit untuknya.
Ksatria emas yang melihat kejadian itu, juga tidak diam berdiri melihat kawannya mati, ia melawan kembali dengan menebas secara horizontal tepat di leher ku, namun aku berhasil menghindar dengan sedikit loncat kebelakang, apakah keadaan ksatria hitam itu mati? Iya dia benar benar sudah tidak bernyawa, mayat ksatria templar itu langsung berubah menjadi debu dan menghilang.
Tersisa satu ksatria lagi, dan semuanya akan selesai. Ksatria emas itu dengan cepatnya bergerak ke arah ku, tanpa membawa kapaknya, ia berusaha memukul ku sekeras mungkin dan ia juga menggunakan sebuah incantation untuk membuat tinjuannya jauh lebih kuat, tapi aku berhasil menusuk dadanya dan dia pun akhirnya terluka cukup parah, banyak sekali darahnya yang keluar dari tubuhnya dan aku baru sadar bahwa pedang ku menyerap darah dari musuh yang ku lukai tubuhnya.
Aku melepas tusukan pedang ku dari tubuhnya menggunakan kakiku, aku mengeluarkan pedang ku dan menendangnya juga di saat yang bersamaan, ksatria emas itu terjatuh di kedua kakinya terdiam lemas dan lemah, dan dengan cepat aku memenggal kepalanya, dan dia pun terjatuh dengan keadaan kepala nya yang sudah putus dari badannya, kepalanya sendiri terbang kearah samping akibat tebasan pedang ku, dan akhirnya kedua ksatria templar pun mati di tangan ku.
Aku pun ngos-ngosan, karena melawan mereka sendiri sangat begitu merepotkan dan sangat sulit sekali, kemampuan mereka diluar dugaan dan juga kemampuan ku.
" Akhirnya semuanya sudah selesai, dan terakhir ialah menghancurkan portal kegelapan ", kupikir tubuh ku sudah terasa baik baik saja namun, rasanya sangat begitu sakit sekali bahkan berjalan pun menunduk seperti layaknya kakek tua, genggaman tangan ku mulai tidak terlalu kuat dan aku membawa pedang claymore ku dengan menyeret nya.
" Saatnya ku hancurkan portal ini, untuk sekali dan selamanya "
Aku pun menggenggam pedang claymore ku dengan sekuat tenaga lalu mengumpulkan energi darah serta cahaya sekuat tenagaku, hingga saatnya ....portal itu berhasil ku hancurkan.
Lalu sekarang....apa?
[Bersambung]