Kami berdua melanjutkan perjalanan, Asplekius mengikuti dari belakang dan aku berada didepan sebagai pengarah kemana kami berdua akan pergi. Aku sendiri bisa melihat garis cahaya dengan begitu jelas sementara itu Asplekius tidak bisa melihat nya sama sekali.
Seiring perjalanan kami sering kali dihadang oleh para kegelapan atau undead, mereka datang dari jalan kecil dan juga sela sela rumah yang gelap, seperti mereka menunggu kedatangan kami berdua, perjalanan kali ini rasanya sangat begitu lambat jalan yang kami berdua lewati seperti sama dan tidak ada bedanya.
Aku menghela nafas dan mengeluarkannya seperti kesal akan labirin ini, kami berdua sepertinya baru menyadari bahwa kami berdua hanya berputar putar saja dan tidak bergerak sama sekali dari tempat awal, sebuah persimpangan jalan masih bisa terlihat dibelakang yang dimana itu adalah arah jalan menuju gedung sekolah dokter wabah.
" Apa yang sebenarnya terjadi? ....." Aku menengok ke kanan dan ke kiri sementara Asplekius hanya terdiam dan menatap ku yang kebingungan " sebuah energi telah terfokuskan dan membuat sebuah area sihir yang membuat kita terjebak disini, " tutur Asplekius " tak terpikir sekali bahwa akan ada seseorang yang memakai sihir seperti itu "
Aku menoleh kebelakang kearah Asplekius dan, iya , cukup masuk akal bahwa ada seseorang yang melakukan sihir seperti itu " sebuah kumpulan asap atau kabut tiba tiba saja muncul ketika aku berlari menuju persimpangan jalan, " ujar nya " dan hal ini malah terjadi .... sepertinya kabut dan moment kita tersesat ini terhubung satu sama lain, " lanjut Asplekius
" Aku tidak menyadari hal tersebut, " kataku
" Kamu sendiri adalah seorang ksatria wajar sekali jika kamu tidak menyadari energi sihir nya "
" Jika begitu lalu apa yang akan kita lakukan? " Tanya ku " aku sendiri perlu mencari asal dari energi sihir itu berada, perlu diselidiki tapi kekuatan sihirnya cukup unik dan ....kuat juga "
Kami berdua pun akhirnya terjebak di satu tempat dan diam di sana hingga Asplekius mendapatkan jawaban dan juga jalan keluar nya, aku pun duduk di jalanan bersandar kesebuah tembok rumah yang tampak tua dan rusak di beberapa bagian rumah, sementara itu Asplekius masih mencari siapa dan darimana asal sihir ini.
Hingga waktu pun berlalu dan awan pun berkumpul membuat cuaca menjadi mendung memang dari semenjak awal negeri ini selalu terlihat mendung tapi langit sendiri masih berwarna biru dan cahayanya masih bisa terlihat dan nampak, tapi kali ini benar benar mendung lalu hujan pun turun, hujan deras membasahi tubuh kami berdua membuat baju dan armor yang kami berdua gunakan basah.
" Tempat sang penyihir sendiri tidak jauh dari sini aku bisa merasakan nya, " ucap Asplekius " untuk sekarang mari kita berteduh terlebih dahulu di gedung sekolah " ajaknya , kami berdua akhirnya berteduh dan menunggu hujan reda, hujan memang tidak menganggu perjalanan ku tapi itu menganggu bagi Asplekius " lalu dimana tempat sang penyihir itu? " Tanya ku
" ....dia pintar dalam menyembunyikan dirinya, tapi aku sendiri merasakan bahwa dia tepat berada di sekitar area sekolah "
Musuh yang kita hadapi kali ini bukanlah seorang monster dengan kekuatan fisik yang kuat atau monster yang bisa terbang seperti waktu itu melainkan manusia itu sendiri dan sepertinya dia adalah kunci untuk mengetahui letak portal . Garis cahaya mulai padam dan memendek. apakah ini bahaya? , Pikir ku
" Ini gawat, segera temukan keberadaanya garis cahaya mulai memendek dan padam , " seru ku, Asplekius tampak bingung dan kaget
" Baiklah, dia ....tepat di depan gedung sekolah, dia entah kenapa menunjukkan dirinya ....dan cuaca berubah menjadi badai " aku pun keluar dari gedung sekolah dan perkataannya Asplekius sangat lah benar dia ada di depan sekolah jarak nya tak jauh
" Hehahaha, halo ksatria sepertinya kamu mencari ku ya? " Ia tertawa dengan nada tawa yang jahat dan juga ia bertanya seperti mencemooh diri ku " jika kau punya keberanian maka tunjukan lah dirimu, bermain petak umpat hanyalah buang buang waktu saja "
" Kau tahu , tikus yang sedang mencari keju pasti akan dihadang oleh sang kucing, dan bukankah jauh lebih menyenangkan jika sedikit bermain main,Hm? " Aku tidak bisa memahami apa yang ia ucapkan , " maksud ku ialah mengapa tidak bermain main dengan kalian berdua eh?, Terjebak dalam ruang sihir yang kubuat terus dan terus melewati jalur yang sama melawan musuh yang sama hingga kalian mati kelelahan, itu cukup menarik ketimbang datang dan langsung berhadapan "
Aku diam mendengar perkataannya, tujuan dia melakukan itu adalah untuk menyiksa kami berdua agar mati kelelahan, cukup mengerikan.
" Apakah kamu seseorang yang terkorup oleh kegelapan ? " Tanya ku
" Tidak, aku hanyalah penyihir seperti biasanya tapi tujuan ku adalah membuka portal jauh lebih banyak sehingga invasi para kegelapan bisa ber ekspansi, " jawabnya " dan tentu saja dengan ada dirimu disini ....kamu menyusahkan pekerjaan ku , kau sudah membuat ku kesal, marah dan ingin segera membunuh mu " disaat itu Asplekius keluar dari gedung sekolah dan berdiri disamping ku, ia menatap dan melihat sang penyihir itu dari kaki hingga kepala, ia memegang dagunya dan berpikir .
" Kamu adalah penyihir tingkat sorcerer tak kusangka aku bisa menemukan penyihir manusia biasa disaat negeri ini dalam masa krisis "
" Oh ....aku terkejut sekali, dokter wabah atau sering dikenal sebagai malaikat maut, " kata penyihir itu " aku bukanlah malaikat maut dan klan ku sendiri adalah para dokter yang bertugas untuk menyembuhkan manusia...."
" Yah terserah kau lah" dia tiba tiba menyerang kami berdua menggunakan sihir petir dan ia menembakan energi sihir dari tangannya dan kami berdua sudah bersiaga bertarung dari awal " mari berdansa di dalam badai, ayo mari..," seru penyihir itu dan pertarungan pun dimulai
Asplekius menyerang dengan sihir penujuman nya yang ternyata kekuatannya sendiri berasal dari lentera yang ia bawa, Asplekius membangkitkan beberapa mayat anjing dan juga manusia, ia perintahkan mereka untuk menyerang sang penyihir itu. Kecepatan dari sang anjing dan daya gigitan nya cukup berbahaya jika seorang manusia tergigit oleh gigitannya, dan luka nya bisa menyebabkan manusia yang tergigit oleh anjing undead itu terkena racun mematikan, lalu mayat manusia itu bergerak dengan membawa senjata berupa tombak atau tameng dengan senjata lainnya seperti busur silang, panah lalu tameng di tangan kirinya untuk para mayat hidup yang menggunakan pedang, tubuh para mayat hidup itu memakai sebuah baju besi atau zirah yang cukup usang tapi masih tampak kokoh dan kuat .
" Trik murahan..." Penyihir itu menembakan api dari tongkatnya membakar anjing anjing yang menyerang dia dan juga menyambar para mayat manusia dengan petir, Asplekius melanjutkan serangannya dengan memunculkan para undead dari bawah kakinya dan membuat ia tak bisa bergerak, para undead itu akan merangkak dari bawah dan menariknya ke bawah secara perlahan, dampak dari serangan itu ialah tak bisa bergerak dan terkena racun secara perlahan yang membuat tubuhnya mati rasa.
Aku menemukan kesempatan untuk menyerang, aku dengan cepat lari ke arahnya dan ia menahan pergerakan ku dengan sihir tekanan gravitasi membuat ku tak bisa bergerak, lalu setelah ia membuat ku tak bisa bergerak ia menghancurkan para undead yang menariknya dari bawah ia pun mulai berkomat kamit mengeluarkan mantra, sebuah lingkaran mantra pun muncul dari tongkatnya ia mengarahkan tongkatnya kearah Asplekius. Sebuah Energi sihir pun ditembakkan. sebuah laser sihir yang begitu besar dan kuat ditembakkan oleh penyihir itu kearah Asplekius dan syukurlah ia berhasil menghindari serangannya dan membalas menggunakan sihir racunnya.
Asplekius menembakan bola cairan beracun dengan beruntun ke arah penyihir itu namun ia bisa menahan serangan itu dengan tameng sihir nya, Asplekius pun menambahkan dan meningkatkan kekuatannya membuat sebuah gelombang beracun yang menimpa penyihir tersebut. Apakah mati? , Belum dia masih bertahan dengan tameng sihirnya.
" Sial .....dia kuat sekali, bertahanlah ksatria biar kutangani dia!! " Asplekius mengambil tongkatnya yang ia simpan di belakang ia lalu memfokuskan seluruh energi yang berada di lenteranya ke dalam tongkat tersebut yang akan ia gunakan untuk sesuatu, sihir lawan sihir, sebuah pertarungan yang adil
Ia pun memukul tanah dengan tongkat nya setelah energi sihir nya terkumpul kedalam tongkatnya yang tidak begitu panjang, sebuah lingkaran sihir pun muncul dan muncullah sebuah monster dari lingkaran sihir tersebut yaitu Minotaur, " ..kau mengeluarkan peliharaan mu yang lain ya " Cemoohnya, Minotaur itu mengaum dan langsung menubruk dengan kedua tanduknya ,sang penyihir pun akhirnya berhasil terluka akibat serangan nya itu, tubrukan itu pun berhenti disaat sang minotaur menabrak sebuah perisai sihir dan ia pun melepas sang penyihir, ia pun terluka dengan perutnya yang berlubang cukup besar dengan darah yang mengalir kebawah.
" Ugh ....sialan kau, luka ini bukan apa apa! " Ia tampak marah dan membalas serangan minotaur itu dengan sihirnya namun serangannya tidak mempan, sama sekali
" Aku memasang sebuah perisai anti sihir untuk minotaur yang ku panggil. Dan kau akan mati...."
[Bersambung]