POV Kediaman Pak Rahman
3 Tahun kemudian
"enggak terasa yah Bu, Mae sekarang sudah semester 6," Ucap Pak Ramhan.
"Iya Alhamdulillah Pak. Semoga kita bisa lihat Mae pakai toga yah Pak," jawab Bu Ratih.
"Aamiin," ucap Pak Rahman.
"Oh iya Pak, sebentar kita harus ke pos untuk ngirim uang pembayaran SPP Mae Pak," jelas Bu Ratih.
"Iya Bu. Uang yang akan dikirim uang pas-pas an dengan pembayaran SPP Mae. Keuangan kita menipis Bu," Pak Rahman.
"Iya Pak. Semoga sayur mayor di kebun segera menghasilkan yah Pak," ucap Bu Ratih.
"Aamiin," Kata Pak Rahman.
Pak Rahman dan Bu Ratih mulai mengalami kebingungan dengan biaya sekolah Mae. Apalagi akhir-akhir ini Mae lumayan sering meminta uang kepada orang tuanya dengan alasan pembayaran dan kebutuhan lainnya. Dan akhir-akhir ini Mae juga susah untuk dihubungi oleh orang tuanya.
***
POV Madinah Almayra
Tampaknya Mae sedang nongkrong dengan geng barunya yakni "The Devils Squad". Pada geng tersebut terdapat Salsa, Sinta, Lulu dan Mae sendiri. Semenjak semester empat hingga semester sekarang tongkrongan Mae berganti. Yang dulunya hanya berteman dengan Aisyah dan Caca, namun kini Mae tergabung ke Geng yang dikategorikan sebagai Geng nakal. "The Devils Squad" memiliki rumor sebagai perkumpulan wanita yang bekerja sebagai penghibur atau melayani om-om di bar ataupun tempa lainnya. Mae juga yag dulunya memakai hijab syar'i namun kini ia hanya menggunakan jilbab seadanya. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada Mae dari penampilan hingga sikapnya yang mengalami perubahan drastis.
"Guys, gimana kalau kita nggak usah ikut kelas Pak Tahir yang membosankan itu?" ajak Salsa.
"Setujuu dong," celetuk lulu yang kemudian teman lainnya ikut mengiyakan.
"The Devils Squad" kini meninggalkan kantin dan berlalu menuju parkiran. Tiba di parkiran, Sinta masuk kemobilnya diikuti Salsa, Lulu dan juga Mae.
Didalam mobil mereka membahas seorang lelaki clien dari Salsa yang katanya memiliki banyak uang. Salsa juga bercerita bahwa setelah ia melayani om om tersebut, dia dibayar dengan bayaran yang fantastis.
"Loe tau nggak sih, kenapa om om itu ngasih gue bonus banyak banget?," ucap Salsa.
"Yah loe pasti mainnya keren kan," jawab Sinta disertai tertawa terbahak-bahak.
Tiba- tiba Lulu berkata "Mae loe kapan sih mau main juga, seru tau. Dapat pengalamn plus dapat cuan," ucap Lulu.
"Tunggu aja guys, gue mah cari yang sedikit fresh dan juga berduit dong say," jawab Mae dengan entengnya kemudian tertawa.
Ke empat wanita tersebut larut dan ceritanya dan sesekali tertawa terbahak bahak.
"Sebentar malam, loe ikut gue yah. Temenin gue ketemu om kegatelan," ucap Lulu kepada teman-temannya.
"Siap Bos," jawab Mae.
Kini mobil berhenti tepat didepan kos-kosan Mae dan segera keluar dari mobil. Tak lama setelah itu, mobil Lulu berlalu meninggalkan kos-kosan Mae. Kini Mae berlajan naik menuju lantai kamarnya akan tetapi tiba-tiba Mae bertemu dengan Aisyha tepat di depan pintu kamar Mae. Dua sahabat yang dulu begitu akrab itu kini hanya saling pandang satu sama lain, tak ada yang memulai pembicaraan. Semuanya terlalu berubah, perubahan dimulai dari Mae.
***
POV Kediaman Keluarga Widyanto
"Kak Baim keluar nongkrong yuk, nggak bosen apa kerja mulu loe kak. Entar cepat tua loh," ledek Bobby kepada Baim.
Percakapan terjadi di ruang makan keluarga Widyanto. Ibu Megawati dan Pak Widyanto kini hanya bisa menyaksikan pertengkaran kecil kedua putranya dan sesekali tersenyum bahagia melihat anaknya saling lempar ledekan terutama Bobby begitu sering mengganggu Baim dengan ledekan dan lelucon yang dibuatnya.
"Bener juga sih yang dikatakan Bobby tuh Im, kamu harus seikit refreshing lah. Kerja muluu." Pak Widyanto juga ikut meledek Putra sulungnya.
Kini Baim hanya bisa pasrah terhaap serangan yang dilakukan oleh adik dan juga ayahnya.
"Sudah sudahh. Ayah jangan ikut ledekin Baim dong. Anak sulung kita ini tuh dia workaholic banget. Sama kayak Ayah dulu," Bela Ibu Megawati kepada Baim.
Suasana hangat tercipta padda keluarga Widyano. Kehidupan bahagia dan rukun ada pada keluarga tersebut.
"Tok tok tok," suara ketukan pintu.
Bibi Mina selaku pembanttu di rumah tersebut segera mengecek asal suara ketukan dan alhasil dibalik pintu dating seorang lelaki yang tak asing bagi keluarga Widyanto tak lain adalah Angga Aldivano sahabat Baim.
"Silakan masuk den, Baim ada diruang makan," Jelas Bibi Mina.
Tidak menunggu lama, Angga langsung menuju ruang makan dan membuat suasana kembali ceria dengan kedatangannya.
"Angga sini sayang, ikut makan yuk," ajak Ibu Megawati kepada Angga.
"Eh iya dong Tante, Angga bakal ikut makan walaupun nggak dipersilahkan," Ucap Angga dengan perasaan tanpa sungkan/
"Dasar loo yah nggak punya malu," timpal Baim kepada sahabatnya.
Pak Widyanto dan Angga hanya bisa tertawa melihat kelakuan anaknya itu memperlakukan sahabatnya. Angga pun melamun beberapa detik hingga lamunannya dihentikan oleh Baim dengan menyenggol lengannya "oiii nantti kerasukan loee," Ucap Baim membuat Angga tersedar kembali.
Angga melamunkan memorinya ketika orang tuanya masih utuh. Dimana hanya ada kebahagiaan dan kebahagiaan dalam keleuarganya tetapi kebahagian itu tidak berlanggsung lama akibat takdir yang begitu kejam terjadi pada dirinya. Namun Angga tetap bersyukur karena masih bisa menikmati kehangatan keluarga dari seorang sahabat yang sudah dirasa sebagai saudara sendiri.