Chereads / SEBUAH KISAH / Chapter 11 - Chapter 11

Chapter 11 - Chapter 11

Chapter 11

***

POV Madinah Almayra

"Assalamualaikum, ucap Mae sambil mengetuk pintu.

Beberapa kali Mae mengucap salam dan mengetuk pintu, akhirnya datang seorang perempuan berjalan menghampiri Mae.

"Waalaikumus..." Ucap Bu Ratih yang menjawab salamnya belum selesai.

"Mae, Anakku" Ibu Ratih langsung berlari menghampiri Mae dan memeluk putirnya.

Tak hanya memeluk, Ibu Ratih dan Mae masing-masing meneteskan air mata bahagia.

"Mae sangat rindu sama Ibu," ucap Mae dalam pelukannya bersama ibunya.

"Ibu juga sangat rindu kepada Mae," balas Ibu Ratih.

Setelah menuntaskan rasa rindunya dengan memeluk putrinya, Ibu Ratih mengajak Mae masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi ayahnya yang terbaring sakit.

Mae pun berjalan masuk dan langsung menuju kamar Bapaknya. Tiba di kamar, Mae langsung memeluk Bapaknya dan menangis histeris hingga sesegukan.

"Bapak, maafin Mae pak. Ini semua gara-gara Mae" ucap Mae dalam tangisnya.

Ibu Ratih yang sedang berdiri dibelakang Mae, langsung memeluk putirnya dari belakang dan berkata, "ini bukan salahmu nak, ini semua kehendak Tuhan," pungkas Ibu Ratih.

Keluarga kecil itu akhinya saling menuntaskan rindunya meskipun Pak Rahman belum sadarkan diri dan belum menyadari bahwa putrinya Madinah Almayra kini pulang.

Suasana haru antara Mae dan Ibu Ratih kini telah usai. Ibu Ratih bergegas menuju dapat untuk memasak. Sementara Mae tetap tetap duduk sembari memeluk Bapaknya.

***

Baim Devandra Widyanto

Hari ini suasana hati Baim sedang tidak bersahabat karena ulah sekretarisnya Syifa. Ditambah Angga sahabatnya hanya menertawai kepolosan dan kebodohannya dengan memercayai dan menolong Syifa.

Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini Baim pulang lebih cepat tak seperti biasanya. Baim meninggalkan kantornya pada pukul 17.10.

Baim kini meninggalkan ruangannya dan berlalu menuju parkiran dimana ia memarkirkan mobilnya. Seperti biasa, Baim selalu mendapatkan sapaan oleh para karyawannya.

Tiba di rumah, Baim disambut hangat oleh Ibu Megawati dan Pak Widyanto. Ibunya merasa heran karena baru kali ini di jam seperti ini sudah tiba di rumah.

"Lohh, Im. Tumben kamu cepat pulang sayang. Are you okey dear?" Tanya Ibu Megawati.

"Iya Mah,.Baim baik baik aja kok." Jawab Baim.

"Bener apa bener nih, jangan jangan ada sesuatu tuh Mah," cerutuk Pak Widyanto meledek Baim.

Pak Widyanto mengatakan demikian karena mengetahui hal yang terjadi pada Baim melalui Angga. Namun Pak Widyanto hanya tertawa mendengar dan melihat tingkah Putra sulungnya.

"Baim, Baim. Kamu ini kan sudah gede. Ayoklah!" Ucap Pak Widyanto.

Mendengar Ayahnya meledeknya, Baim bergegas meninggalkan orang tuanya dan berlalu menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar, Baim menyetel musik dengan memilih lagu "Rumah Singgah- Fabio Azher."

Lagu Rumah Singgah merupakan salah satu lagu yang pernah menjadi perwakilan perasaannya. Baim dijadikan rumah singgah oleh seorang perempuan yang amat ia cintai namun penghianatan yang ia peroleh.

• 5 tahun yang lalu

Baim menjalin hubungan dengan seorang perempuan bernama Salwa Fadilah. Baim berhubungan dengan Salwa ketika masih di bangku kuliah. Keduanya sangat saling mencintai. Terlebih lagi dengan Baim sangat membudakkan dirinya pada kekasihnya Salwa.

Tapi suatu waktu, salah satu diantara mereka melakukan penghianatan. Penghianatan dilakukan oleh Salwa yang tertangkap basah oleh Baim sedang berhubungan badan di sebuah hotel bersama selingkuhannya.

Melihat hal itu secara langsung, Baim sangat murka pada Salwa dan juga selingkuhan Salwa.

"Baim, ini nggak seperti yang kamu kira kok," jelas Salwa pada Baim.

"Aku dijebak Baim, aku nggak tahu laki-laki itu siapa. Tadinya itu aku mabuk Im,"pungkas Salwa.

Mendengar segala penjelasan oleh Salwa, Baim sama sekali tak merespon hingga Salwa naik pitam.

"Dasar looo yah Baim, laki-laki nggak guna. Looo itu laki-laki yang lemah banget. Kita putus!" Tambah Salwa yang sedang terbakar emosi.

Mendengar Salwa menginginkan putus, Baim hanya berlalu dan meninggalkan Salwa bersama selingkuhannya.

Tiba di mobilnya, Baim merutuki dirinya mengapa hal menjijikkan terhadap padanya dan mengapa juga ia bisa sangat secinta dan sesayang itu pada Salwa.

Rasa sayang dan cinta diberikan namun tak pernah dihargai dan dibalas dengan kasih sayang pula.

Itulah alasan mengapa Baim saat ini sulit untuk membuka hatinya pada seorang wanita. Baim mengalami trauma untuk hal membuka persaan terhadap lawan jenisnya.

***

POV Megawati Kusuma Wardani

Ibu Megawati sedang menyibukkan dirinya di dapur. Melihat putra sulungnya tiba di rumah lebih awal, membuat Ibu Megawati semangat untuk memasak makanan favorit anaknya.

Terlihat Ibu Megawati sedang menyayat beberapa daging ayam untuk dimasak opor. Yah, makan favorit Baim adalah opor ayam masakan ibunya.

Tidak hanya opor ayam, tetapi masakan lainnya ikut di buat oleh Ibu Megawati. Dengan bantuan asisten dirumahnya, Ibu Megawati juga membuat rendang sapi.

"Bibi, tolong ambiin sayur dikulkas yah. Terus bibi sekalian potong yah," ujar Ibu Megawati.

"Baik Bu," jawab Bibi Jumi.

Kolaborasi antar keduanya berlangsung dengan baik sehingga mampu tercipta makanan yang diinginkan oleh Ibu Megawati. Rasa dan juga tampilan sangat memikat oleh orang yang melihatnya.

Bibi Jumi kini mulai menyiapkan segala makanan yang sudah masak di meja makan. Beberapa makanan tertata dengan rapi diatas meja makan.

Ibu Megawati tengah sibuk memanggil putra sulungnya dan suaminya untuk menikmati makanan yang telah ia buat.

"Sayang, Baim ayok turun yuk," teriak Ibu Megawati.

"Baimmmm, kamu dimana sayang. Cepattt," sahut Ibu Megawati.

"Bibi, tolong panggiilin Baim yah. Dia ada diatas. Dikamarnya," perintah Ibu Megawati.

"Baik Bu," jawab Bibi Jumi.

Bibi Jumi berjalan menuju kamar Baim. Sementara Ibu Megawati menyajikan makanan ke piring suaminya Pak Widyanto.

"Den, di panggil Ibu," kata Bibi Jumi sambil mengetuk pintu Baim.

"Iya Bi, sebentar lagi. Nanti Baim nyusul," ucap Baim kepada Bibi Jumi.

Bibi Jumi segera meninggalkan depan kamar Baim dan menuju ke bawah.

"Bagaimana Bi, Baim bilang apa?" Tanya Ibu Megawati.

Belum menjawab pertanyaan dari Ibu Megawati, sudah tampak Baim berjalan dari arah tangga.

"Eh sayang, sini. Mama sudah masak makanan favorit Baim," Ucap Ibu Megawati.

Baim menghampiri ibunya dan mencium aroma masakan yang telah dimasak oleh ibunya.

"Hmmmm, pasti enak banget nih Ma," ucap Baim.

"Pasti dong Im. Apapun yang dimasak oleh Ibu Megawati Kusuma Wardani suami dari Bapak Widyanto pasti enak Baim," goda Pak Widayanto kepada istrinya.

Baim dan kedua orangtuanya menikmati makanan dan tiba-tiba saja Ibu Megawati menyinggung tentang keinginannya agar putra sulungnya segera mencari pasangan hidup.

"Baim, carilah sayang pasangan. Mumpung Mama dan papa masih sehat. Atau Baim mau mama yang cariin pasangan?" Tanya Ibu Megawati.

Baim tersendat mendengar perkataan mamanya yang menginginkan Baim segera menemukan pasangan.

Iya Mah, Mama dan Papa sabar yah," Ucap Baim dengan menghela nafas.

"Sabar katamu, sabar sabar sabar. Dari dulu yah Baim selalu bilang gitu sama mama dan papa," balas Ibu Megawati.

Mendengar jawaban mamanya, Baim nyengir seperti kuda dan tersenyum kepada kedua orangtuanya.