Chereads / SEBUAH KISAH / Chapter 12 - Chapter 12

Chapter 12 - Chapter 12

Chapter 12

***

POV Rumah Pak Rahman

"Mae sini nak," panggil Ibu Ratih kepada putrinya.

"Iya Mah," jawab Mae kemudian keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar ibunya.

"Iya Mah, kenapa?" Tanya Mae.

Ibu Ratih menjelaskan kepada Mae apa yang didengarnya barusan.

"Tadi Bapak ngigo manggil nama kamu sayang" kata Ibu Ratih memberitahukan Mae dengan penuh semangat dan merasa senang.

"Alhamdulillah," jawab Mae.

Mae kemudian duduk di samping Bapaknya dan memeluknya. Tiba-tiba terdengar kembali suara dari mulut Pak Rahman memanggil nama Madinah Almayra.

"Mae," ucap Pak Rahman diidam tidurnya.

Mae dan ibunya sangat merasa senang dengan kejadian itu. ibu Ratih berharap agar Pak Rahman tidak hanya menyebut nama Mae tapi mampu melihat putrinya secara langsung yang sedang memeluknya.

"Assalamualaikum," teriak seorang lelaki dari luar dan mengetuk pintu beberapa kali.

Ibu Ratih berjalan keluar untuk melihat siapa sosok yang bertamu di rumahnya.

"Waalaikumussalam," jawab Ibu Ratih dan membuka pintu. Dibalik pintu terlihat sosok lelaki yang sangat familiar tak lain adalah Fajar sahabat Mae.

"Eh nak Fajar. Sini masuk nak," ajak ibu Ratih kepada Fajar.

"Iya Bu. Bagaimana dengan Mae Bu, dia belum ada kabar? Tanya Fajar.

Mendengar pertanyaan Fajar, Ibu Ratih membalasnya dengan senyuman.

"Loh, kok ibu senyum sih?" Tanya Fajar karena merasa heran dengan tingkah laku Bu Ratih.

Ibu Ratih segera memegang tangan Fajar dan menuntunnya menuju kamar Pak Rahman dimana keberadaan Mae ada disana.

"Loh Mae, kamu sudah datang," pungkas Fajar dengan wajah terkejut melihat keberadaan Mae.

"Hei Fajar. Iya Mae sudah ada dong," jawab Mae.

Mae dan Fajar pun melanjutkan obrolannya di ruang tamu.

"Mae kok jarang sih bales pesan Fajar?" Tanya Fajar.

"Mae banyak kegiatan disana, jadi jarang juga sih aktif di medsos," jawab Mae dengan merasa tidak enak karena berbohong kepada Fajar.

Mae dan Fajar larut dalam orbolannya sehingga mereka berdua tidak sadar telah menghabiskan waktu beberapa jam.

"Uhhuuukk, uhhuuukk," terdengar suara batuk berasal dari dalam kamar milik Pak Rahman.

Mendengar suara batuk tersebut, Mae berlari dan mengecek secara langsung ke kamar Bapaknya.

"Bapak," ucap Mae dan berlari memeluk Pak Rahman yang sedang duduk di kasur dengan wajah pucat dan badan lemas.

"Mae," kata Pak Rahman dengan suara bergetar dan lemas.

Pak Rahman dan Mae saling menumpahkan rasa rindunya melalui pelukan oleh keduanya. Melihat kejadian tersebut, Fajar ikut menitihkan air mata.

"Bapak. Alhamdulillah. Terimakasih Ya Allah," ucap Ibu Ratih merasa bersyukur melihat suaminya kembali sadarkan diri.

Melihat kejadian itu, Fajar juga ikut menitihkan air mata bahagia. Pak Rahman yang sudah sadarkan diri dan Mae sudah ada di rumah kediamannya.

Bu Ratih meninggalkan kamar dan menuju ke dapur menyiapkan makanan untuk suaminya. Di Sendoknya bubur yang telah di masak ke mangkuk dan beberapa lauk pauk ke piring. Ibu Ratih kemudian membawanya ke dalam kamar dan menyuapi sang Suami.

***

POV The Devils Squad

Sarah, Salsa dan Lulu belum sadarkan diri akibat pengaruh alkohol yang mereka konsumsi tadi malam. Ketiganya masih tergeletak di lantai kamar kost milik Lulu. Namun, salah satu handphone berdering yakni milik Salsa.

"Aduh, siapa lagi sih ini," ucap Salsa dengan perasaan marah karena merasa tidurnya terganggu.

"Waduhh, mama lagi." Ketus Salsa.

"Assalamualaikum sayang," ucap Seorang perempuan dari sebrang telpon.

"Hmmmmmm, napa ma?" Tanya Salsa dengan suara malas.

"Astagfirullah sayang, inikan sudah pagi. Kamu tidak sholat subuh lagi yah Salsa,. Ingat nak, sholat itu kewajiban kita," Jelas Ibu Titi.

Mendengar ibunya menasehatinya panjang lebar, Salsa Langung mematikan telepon secara sepihak. Dirinya merasa kepanasan setiap kali mendengar nasihat mamanya tentang sholat.

Salsa juga merupakan gadis dari kampung sama seperti Mae. Salsa dulunya gadis yang begitu taat sebelum menginjakkan kakinya di tanah rantauannya menempuh pendidikan.

Namun bedanya dengan Mae, Salsa kini menjadi wanita yang lebih liar akibat pergaulannya bersama gengnya The Devils Squad.

Salsa kini melanjutkan tidurnya, ia tak lagi peduli dengan tujuannya ke kota. Yang Salsa tahu dan inginkan adalah bagaimana agar ia mendapatkan mangsa lelaki tajir yang dapat ia peras.

"Tok, tok, tok," terdengar suara ketukan pintu kos milik Lulu.

Lulu dan Sarah kali ini yang tersadar.

"Siapa sih," Ketus Sarah.

"Woiii, Buka dong. Itu tamu looo datang," sambung Sarah meneriaki Lulu agar bergerak untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.

Tak panjang lebar, Lulu bangun dari tidurnya dan membuka pintu.

"Mana duitnya,.loo itu yah janji gue terus," kata ibu kos yang sedang menagih Lulu dengan penuh emosi.

"Iya Bu, ada kok," jawab Lulu dan berjalan mengambil uang di tasnya untuk membayar tagihan kos-nya yang telah menunggak beberapa bulan.

Senyum lebar terpampang jelas pada wajah ibu kost Lulu dan berkata, " nah gitu dong. Kalau gini kan enak" pungkasnya dan berlalu meniggalkan depan kost Lulu setelah berhasil mendapatkan uang yang ia inginkan.

"Siap tuh ibu kost looo. Masih pagi dah teriak teriak aja," ucap Sarah sembari memainkan ponselnya.

Sarah tengah asyik scroll sosial medianya dan tak sengaja melihat postingan dari Mae. Sarah tertegun melihat postingan tersebut Mae yang sedang memeluk Ayahnya dan yang lebih mengherankan lagi Mae mengenakan pakaian syar'i. Sehingga pakaian syar'i tersebut membuat Sarah kaget dan terdiam karena sebelumnya tidak pernah melihat Mae berpakaian seperti itu.

"Buseettt, aliim benerr nih anak. Lulu liat deh," kata Sarah dan memanggil Lulu untuk memperlihatkan posting Mae.

"Wow. Masyaa Allaah," ucap Lulu.

"Nih anak ternyata anak baek bangett yah," kata Lulu.

"Baek kalo lagi di kampung, kalau disini liar biasaaa," sambung Sarah disertai tawa cekikikan meledek postingan Mae.

"Arab-araban kalo di kampung, pas disini bule-bulean," sambung Lulu dan tertawa bersama dengan Sarah.

Tiba-tiba Sarah kepikiran untuk menelpon Mae.

"Kita telpon Mae yuk," ajak Sarah kepada Lulu.

"Ayokkk," jawab Lulu.

Sarah dan Lulu mulai menelpon Mae, namun tidak ada jawaban panggilan dari Mae.

"Mungkin Mae sibuk," ucap Lulu.

"Iya juga sih," ucap Sarah kemudian mematikan panggilannya kepada Mae dan kembali ke aktifitasnya yaitu rebahan sembari bermain gadget bersama sahabatnya.