Chereads / SEBUAH KISAH / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

POV Rumah Madinah Almayra

***

Minggu pagi yang sangat cerah Pak Rahman, ibu Ratih dan Mae sedang duduk santai menikmati teh manis dan donat kentang menjadi teman ngobrol keluarga kecil itu. Mereka terlihat begitu bahagia. Dan tiba-tiba saja Mae menanyakan tentang kelanjutan pendidikannya kepada Pak Rahman.

"Bapak, Mak aku lihat di website Universitas Garuda sudah mulai buka pendaftarannya loh," ucap Mae dengan wajah sumringah.

"Oh ya, kalau begitu kamu sudah daftarkan dirimu kan?," Tanya Pak Rahman kepada Mae.

"Yah, sementara nih Pak. Berkas berkasnya juga sudah aku scan," jawab Mae.

"Ya sudah, kami kan Ibu dan Bapak pasti mendukung apapun pilihan mu nak karena kami percaya sama kamu," jawab Ibu Ratih.

"beneran, Ma Pah ???," Terdengar suara Mae sangat antusias.

"Iya dong, kapan sih Bapak dan Ibu main main," jawab Pak Rahman.

Keluarga kecil Pak Rahman saling tertawa kecil bersama sembari meminum dan memakan hidangan yang tersedia di depan mereka.

POV Ibrahim Devandra Widyanto

***

"Ahhhgg hari Minggu waktunya gue santai santai tanpa harus meeting dan kerjaan lainnya," ucap Baim dengan nada suara malas malasan.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar milik Baim.

"Kak Baim, kak Baimmm, Kak Baimmmmmmmm," teriak Bobby disertai ketukan pintu.

"Ada apa loe,?" jawab Baim sambil membuka pintu kamarnya.

"Kak gue mau minjem mobil loe dong, pliisssss," ucap Bobby dengan suara bermanja-manja kepada Baim.

"Emang loe mau kemana?," tanya Baim.

"Gini lag kak, Bobby kan sebentar lagi mau masuk universitas. Jadi Bobby pengen ngecek univ mana yang bakal Bobby mau," jawab Bobby secara jelas kepada kakaknya.

"Terus ngapain mau make mobil gue, mobil kan banyak di garasi," pungkas Baim.

"Aduh, Abang gue ini masa kaga ngerti sih. Bobby kan sekalian mau make mejeng gitu kak biar senior senior ngeliatin Bobby," jawab Bobby dengan tertawa nakal.

"Dasarrrr, awas lu yah ngapa-ngapain mobil gue. Tuh kuncinya ada di laci," jawab Baim menyuruh adiknya dengan nada sedikit jengkel.

"Thank you Abang gue yang ganteng doang tapi jomblo karatan," ledek Bobby kepada Baim dengan tertawa terbahak-bahak dan bergegas meninggalkan kamar Baim.

"Eh awas lu yah, ngata-ngatain gue lagi," ketus Baim kepada adiknya.

POV Bobby Devandra Widyanto

***

Bobby tampak asyik sedang menyetir mobil Ferarri berwarna merah sambil menyetel musik Westlife favoritnya.

"Keren banget sih mobil Abang gue ini," ucap Bobby.

Tiba di Universitas Garuda, Bobby segera memarkirkan mobilnya. Semua mata tertuju pada dirinya. Mahasiswa terpukau dengan kehadiran Bobby apalagi saat dia mengendarai mobil Ferarri tersebut membuat Bobby terlihat lebih ganteng maksimal. Wkwkwk

"Permisi kak, ruangan administrasi dimana yah kak," tanya Bobby kepada salah satu mahasiswa universitas Garuda.

"Ruang administrasi pendaftaran yah,?" Tanya mahasiswa tersebut kepada Bobby.

"Oh iya kak," jawab Bobby secara singkat.

Tampak Mahasiswa tersebut menjelaskan secara detail ruangan yang dimaksud oleh Bobby.

Tiba di ruangan administrasi, Bobby segera menghampiri Bapak pengelola ruangan tersebut.

"Permisi pak, saya mau tanya tentang pendaftaran penerimaan mahasiswa baru di universitas Garuda pak," tanya Bobby.

"Wah, Nak Bobby Devandra Widyanto yah?" Tanya Pak Eko pengelola ruangan administrasi.

"Iya Pak. Saya Bobby Devandra Widyanto." Jawab Bobby secara singkat.

"Selamat datang Nak di universitas Garuda. Nak Bobby sudah pasti kami pastikan anda lulus dan bisa melanjutkan pendidikan di universitas Nak. Jadi Nak Bobby tidak perlu repot-repot mengisi atau pun melampirkan berkas berkas seperti calon pendaftar lainnya," Jelas Pak Eko secara panjang lebar dan penuh semangat.

Di Universitas Garuda Bobby Devandra Widyanto mendapat hak istimewa oleh semua staf administrasi dan dosen dosen di Unverisitas tesebut. Terbukti dengan gampangnya Bobby dinyatakan diterima di Universitas Garuda karena universitas tersebut merupakan milik Widyanto Group yang mana milik Ayahnya sendiri namun kini di kelola sepenuhnya oleh anak sulungnya yakni Baim Devandra Widyanto.

"Baik, kalau bagitu Pak saya pamit. Terimakasih atas kerjasamanya." Ucap Bobby kemudian berlalu meninggalkan Pak Eko.

Dari lantai 2, Bobby melihat calon mahasiswa melakukan antrian di loket pendaftaran. Melihat kegiatan tersebut, Bobby langsung tersenyum merasa dirinya sangat beruntung karena tidak perlu lagi melakukan kegiatan seperti itu. Bobby pun berlalu dan berjalan menuju mobilnya.

POV Ibrahim Devandra Widyanto

***

Tiba-tiba handphone Baim berdering.

"Ada apa loe," tanya Baim kepada lawan bicaranya.

"Gini bro, gue mau loe temenin gue ke Mall yah. Gue pengen beli kado buat cewek gue." Jelas Angga kepada Baim.

"Terus hubungannya sama gue apa njing," jawab Baim dengan ketus.

"Sialann loe, yah mau loe temenin gue gitu. Ayoklah Immm. Sekali ini doang yah," goda Angga.

"Hmmmm, iya. Ketemu di Starbucks yah." Jawab Baim dengan nada terpaksa.

"Okey, gue otw yah. Awas loeee kaga datang." Tegas Angga kepada Baim.

"Onyetttt loeeeee", jawab Baim dan langsung mematikan panggilan Angga.

Baim pun bersiap-siap menuju Mall untuk menemui Angga sahabatnya itu. Baim menggunakan pakaian kasual membuat dirinya terlihat lebih gagah lagi. Tak lupa pula Baim meminta izin terlebih dahulu kepada ibu dan Ayahnya.

"Mah, Papa Baim keluar dulu yah. Angga minta untuk ditemenin ke Mall," Jelas Baim kepada Ibu dan Ayahnya.

"Eh iya sayang. Kamu hati-hati yah," Jawab Ibu Megawati.

Ibu Megawati kini hanya tersenyum melihat kelakuan kedua putranya itu, terlebih lagi dengan putra sulungnya Ibrahim Devandra Widyanto. Ibu Megawati sangat menginginkan putranya itu untuk segera menikah namun keinginannya nihil, membawa perempuan ke rumah saja belum pernah dilakukannya.

"Papa, Mama mau deh kalau Baim tuh segera nikah," ucap Ibu Megawati dengan manja kepada suaminya.

"Sabar dong Bu, anak kita itu sangat berbeda dengan adiknya si Bobby. Bobby saja sudah beberapa kali Papa lihat dia gandeng cewek cantik," jawab Pak Widyanto dengan senyum.

"Kalau Bobby, sepertinya nggak diragukan lagi dia. Dia mewarisi sifat pemberani Papa untuk deketin cewe," Ucap Ibu Megawati disertai ledekan untuk suaminya.

Sepasang suami istri itu larut dalam orbolan dan ledekannya masing-masing. Kini mereka saling lempar ledekan dan kembali mengingat memori ketika mereka masih muda.