Chereads / SAPPHIRE : Finally I Got U! / Chapter 2 - Yang Terakhir Kalinya (02)

Chapter 2 - Yang Terakhir Kalinya (02)

Saat ini, hanya tinggal Liv palsu dan Gege. Wanita itu memakan semua hidangan dengan Liv yang menemani di sampingnya.

"Kau sangat setia pada pendirian, ya. Aku sudah melihat kalian tadi," ucapnya agak iri.

Liv palsu pun menoleh cepat.

"Tapi, syukurlah. Alasanku memilihmu menjadi pelayan setiaku sudah tepat. Karena aku percaya kau tidak akan merebutnya." Suara Gege agak melemah.

'Orang ini bicara apa sih?' batin Liv palsu.

"Tapi, Liv ... aku benar-benar merasa bersalah telah menipu semua orang. Aku ingin mengatakan pada Allan bahwa pernikahan ini semata hanya untuk membuatnya bahagia. Tapi, setelah ini berakhir. Aku harus membunuhnya demi mendapatkan posisi sebagai nyonya utama. Aku, egois sekali ya?"

'Lah, kenapa aku harus peduli. Itu urusanmu!' batin Liv palsu.

Gege menoleh ke arah Liv palsu. "Seperti biasa, kau pasti hanya akan mendengarkan tanpa berkomentar. Kurasa memang sepert ini saja harusnya."

Wanita itu pun tersenyum.

"Liv, bisakah kau menyimpan ini?" tanya Gege pada Liv palsu.

Gadis itu agak terkejut. Namun, dia tetap menerima sebuah kotak kecil berwarna hitam yang ia tidak tahu isinya.

"Itu adalah bukti rekaman tentang semua kejahatanku pada Allan. Aku ingin kau menyimpannya, maukah?" tanya Gege penuh harap.

Wajah Liv palsu terlihat bingung. Akan tetapi, belum sempat wanita itu menjawab, Allan telah kembali. Dia pun mengusir Liv palsu agar pergi dari kamar mereka.

'Diam memanglah cara terbaik untuk menghindari masalah!' gumam Liv palsu dalam hati.

Ia pun berjalan pergi menuju kamar Liv asli. Lalu, mengambil semua barangnya dan berniat pergi sekarang juga. Namun, tiba-tiba ada teriakan melengking dari arah dapur.

'Mereka sudah menemukannya, ya.' Liv palsu segera menghapus riasan wajahnya. Menyobek pakaian maidnya memperlihatkan pakaian aslinya yang berwarna hitam.

Baju tahan peluru dan celana jeans mengkilap menjadi ciri khas Sapphire— The Pretty Little Killer.

Ia pun membereskan semua masalah di dalam kamar Liv seperti membuang semua barang-barang yang terasa mencurigakan. Terakhir, ia pun memakai masker dan topinya.

'Terima kasih, Nona Liv. Semoga kau bisa bertahan hidup!' gumamnya pelan.

Namun, gadis itu tidak sadar jika tasnya masih terdapat kotak berisi rekaman milik Gege. Padahal dia sangat ingat untuk meletakan kotak itu di kamar Liv.

Akan tetapi, dirinya keburu panik saat tiba-tiba mendengar teriakan lantang dari luar kamar. Ia pun kabur lewat jendela dan terjun ke bawah dengan ketinggian 10 meter.

Brakk.

"Duh, sakit sekali!" gumam gadis itu setelah berhasil keluar dari kamar yang terletak di lantai dua mansion milik Allan.

Ia pun berjalan dengan santai, akan tetapi tiba-tiba lengannya ditarik oleh seseorang lalu dirinya dibanting ke tanah.

"ARGHKK!" pekiknya kesakitan sekaligus terkejut.

Pria itu adalah Allan. Dirinya sangat mengenal wajah dan suara khasnya. Karena selama ini dirinya telah mengintai mansion besar ini selama seminggu.

"KAU SIAPA, APA YANG KAU LAKUKAN PADA ISTRIKU!?" teriak Allan bernada frustrasi yang amat tinggi.

Gadis itu tidak menjawab dan malah menendang kaki Allan dengan keras. Lalu, memukul bagian ulu hatinya. Tentu saja Allan merasa kesakitan.

Kemudian, gadis itu berdiri dengan santainya pergi meninggalkan Allan. Namun, tanpa di duga Allan menarik tubuh gadis itu ke tanah dan menindihnya.

Srett.

Allan membuka paksa masker gadis itu. Lalu, terkejut setengah mati mendapati gadis di depannya terlihat sangat muda. Dia pun mencekiknya dengan kuat.

Gadis berwajah putih pucat itu pun panik saat dirinya hampir kehilangan nafasnya. "Lepass!" lirihnya.

Allan kembali terkejut saat mendengar suara asli gadis itu. "Siapa suruhanmu?" tanyanya bernada mengancam.

Tersenyum tipis, gadis itu menatap Allan tanpa rasa takut. "Bu- kan- u- ru- san- mu!" Dia memukul kepala Allan dengan wajahnya sendiri.

Pria itu pun terkejut, apalagi saat hidungnya mengeluarkan darah. Lalu, gadis itu tanpa ragu mengeluarkan sebuah jarum berisi obat tidur dan ia menancapkannya tepat saat Allan ingin memukulnya.

"Aarrggh!"

Gadis itu segera bangkit berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Allan.

'Kukura akan ada pertarungan yang sengit. Cih, bos ... bos, aku bahkan tidak melihat keahlian bela dirinya sama sekali. Kau terlalu bicara berlebihan!' gumamnya dalam hati mengingat saat kliennya mengatakan bahwa Allan sangat berbahaya.

Di sisa-sisa kesadarannya, Allan melihat kepergian gadis itu sambil bergumam, "Lihat saja, Gadis Mata Biru ... aku akan mencarimu sampai ke ujung dunia!" Lalu, ia pun tak sadarkan diri.

***

"Gajimu sudah ku transfer!" ucap dingin seorang pria yang saat ini mengobati luka gadis itu.

"Aku akan berhenti!"

"Jangan bicara omong kosong!"

"Aku tidak main-main, aku akan berhenti hari ini juga!" desis gadis yang telah berhasil membunuh istri Allan.

Pria itu pun menghela nafas berat. "Kenapa, padahal kau sangat berguna dan tidak bodoh juga. Kenapa kau menyia-nyiakan keahlianmu?"

"Aku sudah bosan!" gumam gadis itu.

"Sapphire!"

"Namaku Alyssa Milanov. Jangan pernah memanggilku dengan julukan menjijikkan itu!" geram gadis yang ternyata bernama Alyssa.

PLAAKK.

"APA KAU TIDAK PUNYA RASA TERIMA KASIH PADAKU, HAH ANAK SIALAN!" pekik bos-nya.

Sudut bibir Alyssa berdarah. Dia menyeka cairan merah itu dan langsung menendang meja kantor hingga membuat barang-barang di atasnya berjatuhan.

Semua orang yang ada di sana terkejut. Tak terkecuali seorang pria yang berdiri tak jauh dari mereka. "Lepaskan saja, Bos. Tidak ada gunanya mempertahankan partner yang egois seperti dia!" gumamnya rendah.

Alyssa menoleh ke arah samping kanannya. "Dengar, kan. Wakilmu sudah menilaiku dengan baik, Bos!"

"Tapi!" sela Hendric, orang yang dipanggil bos oleh Alyssa.

"Aku sudah bilang, mau mau memaksaku bagaimana pun juga, aku akan tetap keluar dari organisasi ini. Kau pun tidak akan bisa memanfaatkan kelebihanku jika aku tidak melakukan pekerjaan dengan benar, lo!" Alyssa berjalan pergi meninggalkan kantor.

Berjalan tanpa mendengar teriakan di belakang, Alyssa malah kembali mengingat wanita yang saat ini sedang sekarat karena dia.

'Jangan mati, Nona Liv. Kau harus mengatakan yang sebenarnya menggunakan kotak yang kuberikan padamu!' batin Alyssa.

"ALYSSA!" panggil seorang pria.

"Oh, apa kau yang akan menjadi ayah angkatku?" tanya Alyssa pelan.

Pria yang akrab dipanggil Jack itu mengangguk sambil tersenyum. "Benar, Nona. Oh, maksudku, Nak!"

Alyssa tertawa lemah. "Aneh sekali ya, jika kita punya hubungan yang tidak sedarah tapi harus memanggil seperti itu?"

Jack tersenyum simpul. "Jadi anak ini yang dititipkan padaku?" gumamnya pelan, hati Jack agak takut menerima Alyssa sebagai anggota keluarga mengingat dirinya adalah mantan pembunuh.

"Ayo, aku memang sengaja menjemputmu. Tapi, sebelum itu perkenalkan ... aku Jackson Leroy. Kau sekarang adalah Alyssa Leroy, paham?"

Alyssa mengangguk paham. Dalam hatinya berkata, 'Semoga semuanya lancar!'

1 jam kemudian...

Sebuah rumah bernuansa hangat menjadi sambutan pertama bagi Alyssa. Namun, setelah beberapa langkah masuk ke dalam ruang tamu tiba-tiba dirinya dikejutkan oleh seorang wanita.

"Kenapa kau membawa anak ini?" bentak wanita itu pada Jackson.

"Sayang, dengarkan aku dulu!"

"Dia ini seorang pembunuh. Bagaimana kau bisa percaya padanya, hah. Apa kau gila!?" tanya Violet dengan nada tinggi, dia adalah istri Jackson.

Merasa tidak enak hati, Jackson meminta Alyssa untuk pergi ke kamarnya terlebih dahulu. Untung saja Alyssa mau mendengarkannya. Gadis itu sedikit melirik pertengkaran mereka.

'Sudah kuduga akan begini!' gumamnya dalam hati.

"Siapa juga yang mau menerima pembunuh bayaran sepertiku?" gumamnya lagi dengan suara rendah.

***

Kerusuhan yang dibuat Alyssa di mansion Allan menuai banyak gosip miring atas kematian Gege yang secara mendadak itu. Allan pun dibuat pusing akan hal itu.

Dirinya sampai tidak sempat untuk bersedih meratapi kepergian istrinya itu dan terus disibukkan untuk membersihkan namanya dan nama mantan istrinya itu.

"Gadis mata biru, kau harus membayar perbuatanmu. Setelah selesai dengan masalah ini, aku akan mencarimu ke mana pun!" desisnya menahan air matanya menetes kembali.

To be continued...

To be continued...