Saat ini, Dave dan Alyssa sedang berhadap-hadapan dengan pandangan sengit. Pria itu ingin sedikit menguji pengetahuan tentang bela diri.
Namun, hal itu menjadi masalah untuk Alyssa. Dengan kata lain, jika Dave mengetahui kemampuan Alyssa di atas rata-rata, maka akan menjadi masalah yang serius.
Dave mencoba untuk menendang sisi kanan Alyssa. Gadis itu sengaja untuk tidak mempedulikan tendangan pria 190 cm itu dan berakhir terjatuh.
"Aawwh!"
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Dave cemas.
Senyuman Alyssa melegakan hati Dave. Ia pun membantunya berdiri dan berkata, "Apa kau tidak bisa bela diri?"
Alyssa menggeleng pelan. "Hanya sedikit, tapi untuk tendangan yang tadi sangatlah sulit untuk ditahan!" ucapnya berpura-pura.
Dave pun tersenyum bangga. "Oh, yah ... bagaimana lagi, kau seorang gadis. Pasti akan kesulitan menerima tendangan sekeras itu!" pujinya pada diri sendiri.
Alyssa hanya tersenyum mengiyakan. Meskipun dalam hatinya, 'ya ... terserah kau saja!'.
Kemudian, Dave mengatakan hal yang tidak terduga. "Kau dinyatakan lulus. Jadi tidak perlu tes selanjutnya!"
"Hah, benarkah?" tanya Alyssa sumringah.
"Benar, tapi ... selanjutnya, kau harus menemui Tuan Allan pukul 4 sore!" titahnya mengejutkan Alyssa.
"Kenapa?"
"Oh, baru kali ini kau menanyakan sesuatu. Kenapa, apa kau keberatan dengan perintahku. Padahal dari tadi kau menerimanya tanpa pikir panjang!" tutur Dave yang membuat Alyssa mati kutu.
Ia pun terlihat berpikir. "Apa aku sedang mendapatkan kehormatan?"
"Ya, kau adalah satu-satunya pelamar dengan skill di atas rata-rata. Kemampuan komunikasi, menatap lawan bicara, dan sikapmu bisa diperhitungkan untuk menjadi pelayan kesayangan Tuan Allan!"
'Siput keberuntunganku sudah berjalan ternyata!' batinnya lega.
"Baik, Tuan Dave. Saya permisi dulu!"
Pria 35 tahun itu pun melambaikan tangan pada Alyssa.
Di luar, terlihat banyak orang yang menatapnya tidak suka. Salah satu dari mereka yang bernama Ellya bertanya, "Bagaimana hasilmu?" Gadis yang ia temui di depan pintu utama.
"Aku mendapat promosi ...," jawab Alyssa sekenanya.
Mendengar hal itu, para wanita semakin menatapnya tajam. "Cih, minggir!" Wanita yang bernama Rose sengaja menyenggol hingga membuatnya menimpa Ellya Kim.
"Woy, apa-apaan kau ini!" sungut Elly.
"Sudahlah," sergah Alyssa melerai perdebatan.
"Apa, kau tidak terima. Hah, dasar ... pasti kau menggoda tuan Muda dengan tampangmu itu!"
"HEY!" bentak Ellya.
"SUDAHLAH!" ucap Alyssa dengan nada yang sedikit ditinggikan.
Ellya dan Rose pun saling menatap Alyssa. Mereka pun tidak melanjutkan perdebatan lagi. Kemudian, Ellya menarik Alyssa pergi ke tempat yang lebih sepi.
Mereka berdiri di sebuah taman yang cukup sepi. Indah dan asri adalah gambaran dari taman yang penuh dengan mawar merah dan putih. Mereka memilih duduk di bangku dekat kolam ikan yang cantik.
"Alyssa, sepertinya kita tidak akan bisa bersama. Kau dipromosikan dan itu akan membuatmu tidak bisa bekerja dengan pelayan seperti aku."
"Kenapa?"
"Aku akan berkutat di dapur utama, sedangkan kau ... mungkin saja kau dibawa oleh nyonya besar!"
"Untuk apa aku dibawa?"
"Rumornya, nyonya besar ingin mempunyai pelayan yang bisa membuat kue dan menemaninya di mansion utama di Paris!"
"PARIS!?" sentak Alyssa tak menyangka.
Ellya pun mengangguk cepat. Dengan wajah murung, ia pun berkata, "Tapi tenang saja ... gajinya bisa 3 kali lebih besar, tau!"
'BUKAN ... BUKAN ITU YANG KUMAU!' teriak Alyssa dalam hati.
Gadis berambut hitam legam itu menatap Alyssa yang saat ini dalam pandangan kosong. "Hey, kenapa kau seperti tidak suka. Bukankah gajimu lebih besar?"
"O— oh, iya ... benar juga. Hahaha. Kenapa aku malah murung, ya!"
"Kau ini aneh sekali!" sindir Ellya sambil tertawa. Mereka pun tertawa bersama. Bedanya, Alyssa tentu saja tertawa sambil berpikir. Bagaimana nasibnya nanti.
***
"Menurut anda bagaimana, Tuan. Saya rasa Nona Chella lebih baik daripada Nona Rose!"
"Aku tahu, tapi ... dia sudah dipinang Crish. Jika aku mengambilnya, pasti dia akan marah."
"Dilihat dari kinerjanya, mungkin saja Nona Chella bisa melakukan keduanya!" ujar Dave.
Malvin hanya menyimak pembahasan dua orang penting itu tanpa berkata apapun. 'Kupikir juga lebih baik gadis berambut perak itu!' gumamnya dalam hati.
Tepat jam 4 sore, Alyssa tiba di depan pintu. Ia agak ragu membuka pintu 250 cm itu. Tiba-tiba, dirinya dikejutkan oleh seseorang.
"Kenapa tidak masuk?"
Alyssa reflek menoleh cepat. "Ma— af, s— saya akan masuk!" tunduknya dalam.
Tidak ada jawaban, ia pun mengangkat wajahnya. Hal mengejutkan menyerang hatinya saat itu juga. Di depannya, seorang gadis berpakaian pelayan pelayan terlihat sangat anggun.
Cklek.
"Nah, masuklah!" ucapnya dingin, tetapi bernada cuku bersahabat.
'Liv?' batin Alyssa.
Ia tidak sempat berbicara lagi dengan gadis itu karena dia telah lebih dulu berjalan meninggalkannya. Ia pun dengan langkah terpaksa masuk ke dalam kamar itu.
"Permisi!" sapanya pada tiga orang pria yang menatapnya datar.
"Kau terlambat 2 menit!" decih Allan sengit.
"Maaf, Tuan Gutierrez!" ucap Alyssa sopan.
"Buka seluruh pakaianmu!"
"Eh?"
"Aku bilang, buka seluruh pakaianmu!" bentak Allan dengan nada tinggi.
Alyssa berpikir cepat. Bagaimana mungkin dirinya membuka pakaiannya di depan mereka. Dalam hitungan detik, matanya mengunci sebuah koper yang tergeletak tak jauh dari meja Allan.
Ia mengambil nafas dalam-dalam. 'Itu dia kata kuncinya. Seluruh pakaian, benar. Yang ku pakai bukanlah seluruh pakaianku. Jangan bodoh, Alyssa!'
Berjalan menuju koper yang merupakan miliknya. Alyssa pun tanpa ragu membuka isinya. Terlihatlah betapa rapinya Alyssa menata semuanya.
"Wah, keren!" sela seseorang. Dia adalah Crish, saudara kandung Allan satu-satunya.
Laki-laki itu bergerak lebih dekat dengan koper Alyssa. "Bahkan dia telah mengoordinasikan semuanya dalam satu paket. Ini ringkas sekali untuk bepergian!" pujinya.
Alyssa sendiri malah menatap Crish dengan tatapan tidak percaya. Bukankah laki-laki itu adalah orang yang pernah dia temui di jalan waktu itu.
Takdir.
Ini benar-benar takdir gila. 'Keputusanku untuk mengganti penampilan ternyata ada benarnya!' batinnya merasa sangat lega.
"Siaoa namamu?"
"Michella Parker!"
"Baiklah, aku akan memanggilmu pelayan Chel!" cetusnya sambil tertawa.
Alyssa ternganga. "Oh, hahaa ... baik Tuan Gutierrez, itu adalah panggilan yang sangat indah!" ucapnya senatural mungkin.
"Cuku Crish!" sela Allan. "Nah, Chella. Bagaimana kau bisa berpikir secepat tadi?" tanya Allan mulai mengintimidasi.
Alyssa gugup, tentu saja ia berakting gugup. Dia berniat mengubah seluruh karakternya menjadi kebalikannya, kecuali kecerdasannya. "Itu, Tuan Gutierrez. Saya, hanya kebetulan bisa menanggapinya!"
"Jadi, kau hanya berpikir se-positif mungkin?"
"Benar, Tuan. Seperti itulah!" gugupnya.
"Crish, mau tukar posisi?"
"Apa?"
"Aku akan memberimu apapun yang kau mau, tapi ... gadis ini bekerja untukku!" ucap Allan tiba-tiba.
Crish pun menatap sengit kakaknya. "Tidak, aku tidak mau!"
"Aku juga ingin membawanya ke rumahku!"
Tiba-tiba suara seorang wanita yang sudah tak lagi muda mengejutkan mereka semua.
"Mommy?"
To be continued...