Chereads / SAPPHIRE : Finally I Got U! / Chapter 7 - Debut Pertama Chella

Chapter 7 - Debut Pertama Chella

'Apa ini!' desah Alyssa membodoh-bodohkan dirinya sendiri.

Kilas balik saat dirinya masih menjalani profesi sebagai pembunuh bayaran pun terputar kembali di kepalanya.

Ia pun langsung teringat akan darah yang muncrat mengenai wajahnya saat menyayat leher seorang pelayan yang bernama Liv.

"Keberuntungan atau kesialan, aku tidak tahu lagi. Intinya kau sangat bodoh, Alyssa!" desisnya.

Ia pun berjalan menuju kulkas dan mengambil sebuah botol minuman. Lalu, meminum sekitar 25 ml cairan berwarna putih susu itu.

"Sshhh ... asam sekali!" Kemudian, ia buru-buru meneguk air putih sebanyak-banyaknya.

Itulah kebiasaannya saat ia merasa melakukan kesalahan yang sepele. Dirinya akan meminum suplemen yang akan membuatnya tersiksa karena saking asamnya.

Dirinya menyukai rasa apapun, tetapi tidak bisa mentolerir rasa asam. Pantang baginya memasukkan hal-hal asam dalam perutnya.

Kemudian, ia pun kembali ke kotak yang berisi rekaman milik Gege. Memutarnya kembali untuk mengingat lagi apa yang ia katakan waktu itu.

Esoknya...

Ia memantapkan diri untuk pergi ke Las Vegas pagi ini. Setelah semalaman menyusun rencana, dia akhirnya memilih jalan untuk melamar sebagai cook-helper di mansion milik Allan.

"Bukankah ini sama seperti dulu, aku hanya harus mengembalikan ini pada Liv, lalu ... menanyakan latar belakangnya secara perlahan. Ahhh, semoga berjalan lancar!"

Dirinya tampak gugup, hawa ketakutan tiba-tiba menyerangnya secara perlahan. Bukannya takut akan keganasan keluarga Gutierrez, tetapi ketakutannya akan pelayan bernama Liv.

Mungkin saja gadis itu memiliki dendam pribadi padanya karena hampir membunuhnya.

LAS VEGAS, 20.00 p.m

Alyssa berjalan sendiri di tengah ramainya kota yang terkenal akan dunia perjudian yang mendunia. Tiba-tiba, ia mendapat pesan.

[Untuk : Michella Parker. Dimohon untuk bertemu dengan Mr. Dave Morin untuk sesi wawancara pukul 7.00 a.m

Paginya...

Lagi-lagi, Alyssa menggunakan nama samaran untuk mencari informasi. Sebuah nama yang ia pikirkan selama berjam-jam di dalam pesawat, akhirnya muncul juga.

Michella Parker, status tidak memiliki keluarga dan memiliki diagnosa amnesia. Semuanya sudah ia persiapkan beberapa jam yang lalu.

Dengan sedikit kekacauan, tetapi akhirnya berhasil juga mengurus masalah ini karena terbantu oleh teman lamanya, Victoria Bellagio. Seorang yang ahli memalsukan identitas.

Dari rambutnya yang berwarna hitam legam, ia mengubah warna rambutnya menjadi putih perak dengan poni menyamping ke kiri menambah kesan dingin pada dirinya.

Lalu, softlens berwarna tosca ditambah polesan make-up bergaya Korean Girl. Detik ini juga, style-nya berubah 180° dari wajah polos tanpa ekspresi menjadi wajah yang imut seperti barbie.

"Pertama, dapatkan tempat di sisi Allan!" Dengan langkah percaya diri, ia masuk ke dalam mansion super besar bak istana dewa itu.

Di sebuah ruangan, ia bertemu banyak sekali pelamar yang tak kalah cantiknya. Sepertinya ini bukanlah tempat untuk melamar pekerjaan sebagai pelayan. Tetapi lebih tepatnya untuk melamar Allan menjadi suami mereka.

Ia merasa tergelitik mengetahui fakta banyaknya minat mereka bisa mendapatkan perhatian dari Allan. Benar-benar tidak bisa dibayangkan.

Beberapa menit kemudian...

Datanglah si pangeran yang menjadi pusat perhatian para wanita termasuk Alyssa. 'Jadi dia, aku tidak menyangka akan berurusan dengan pria itu lagi!' keluh Alyssa dalam hati.

Selesai memberi sambutan, Allan bergegas pergi dari aula besar itu. Namun, dirinya seperti menyadari kehadiran orang yang cukup membuatnya tertarik.

Dia adalah Amber Rose, gadis berwajah Chinese yang sudah lama menjadi incarannya sejak dulu. Dirinya sampai memiskinkan keluarganya hanya agar wanita itu mau menjadi pelayan dan bekerja untuknya. Sungguh licik, tapi itulah Allan.

Pria yang bisa dengan mudah mendapatkan wanita manapun yang ia sukai. Dengan bantuan wajah dan kekayaan berlimpah, tidak ada yang bisa keluar dari jerat pesonanya itu.

"Dave, pastikan yang bernama Rose lolos. Oh ya, aku butuh satu lagi juru masak bidang cake n cookies. Itu permintaan ibuku!"

"Baik, Tuan Muda!" jawab Dave mantap.

Allan melirik asistennya yang sedang berbincang dengan seorang remaja. "Malvin, ikut aku ... dan kau kenapa ada di sini?" tanya Allan ketus.

"Oh, tidak ada. Aku hanya sedang mencari yang calon pelayan pribadiku!" ejek remaja itu.

Allan memutar matanya, malas. "Terserah kau saja. Tapi, yang itu milikku!" tunjuk Allan pada Rose.

Remaja laki-laki itu pun mengikuti arah tunjuk Allan. "Seleramu pasaran sekali, cih. Baiklah, kalau aku gadis berambut perak itu. Aku yakin dia pasti pandai segala hal!"

Allan termenung sejenak menatap gadis yang ditunjuk oleh adiknya itu. "Hem, lumayan juga postur tubuhnya!"

" ... 'kan?" goda adiknya itu.

"Ya, kau tidak salah menilai kecantikan. Dasar bayi buaya!"

"Dih!" ketus remaja itu berjalan pergi menjauh dari keramaian.

"Crish ... kalau kau memang menyukainya, aku berikan padamu!" ucap Allan tersenyum mengejek.

"Dasar CEO!" ejeknya lalu berlari pergi.

Allan hanya tertawa lemah, sembari memandangi gadis incaran Crish. Benar juga, dia tidak menyadari jika ada yang lebih cantik dari Rose. 'Siapa gadis itu, ya?'

***

Sesi wawancara pun dimulai. Alyssa berjalan masuk ke ruangan yang memiliki suhu 10°C. 'Ini tempat apaan, dah!' batinnya.

"Nona Chella!" panggil Dave pelan.

Atensinya menatap tajam ke arah Alyssa yang berani memakai pakaian yang sedikit terbuka. "Berdiri dan bsrputar tiga kali!"

'Hah?' batin Alyssa merasa tidak nyaman.

Namun, ia tetap melakukannya tanpa membantah. Ia tidak ingin ada masalah sedikitpun. Berputar tiga kali dengan perasaan canggung yang luar biasa. Karena ia sama saja membiarkan pahanya terlihat jelas karena roknya yang terangkat.

"Baik, duduk!"

Alyssa terdiam membeku mendengar suara Dave yang cukup menakutkan. 'Ini bahkan lebih menakutkan dari pada bos!' batinnya.

"Dikatakan di sini kau melamar pekerjaan ingin mendapatkan tumpangan karena kau tidak punya keluarga sama sekali. Jika kau amnesia, darimana kau dapatkan namamu?" tanya Dave bernada mengintimidasi.

"Kartu identitas saya, Tuan."

"Coba kulihat!"

Alyssa memberikan kartu identitasnya. Ragu-ragu ia melihat kartu itu terlihat lusuh. Apa-apaan Victoria itu. Malah memberikan kartu yang jelek.

Tapi ... sedetik kemudian Alyssa menyadari sesuatu. 'Vic, encer juga otakmu!' batinnya saat Dave mengecek keaslian identitas itu.

Alyssa menjadi lega saat kartu identitasnya kotor dan rusak. Itu lebih baik dan menjadi bukti paling kuat jika dirinya memang benar-benar amnesia dikarenakan kecelakaan.

Dave pun mengembalikan ID card Alyssa. "Kau bisa memasak, hmm ... boleh juga!" gumam Dave. "Keahlianmu cukup banyak ternyata, kenapa kau memilih menjadi pelayan?"

"Tentu saja untuk mendapatkan uang, Tuan!"

"Bukankah kau bisa melamar di tempat lain. Misalnya di hotel atau restoran?"

"Itu ... rasanya saya mencium banyak sekali dollar di sini!"

"Kau mau merampok, ya?"

"Hah, bukan begitu!"

"Berdiri, aku ingin sedikit mengujimu!" titah Dave.

Alyssa pun mengikuti perintah tanpa membantah. Hal itu semakin membuat Dave tertarik. 'Dia ini, sepertinya sangat cocok menjadi orang kepercayaan. Hawanya beda sekali dengan calon pelamar yang lain!'

To be continued...