Guina jadi mati ketakutan. Pasalnya, dia pernah ikut serta dalam mengompori Dora untuk membenci Karin. Guina juga telah memberitahu bahwa Setyo dan Karin adalah mantan sepasang suami istri. Melihat amukan Dora membuat Guina jadi khawatir, jika wanita itu akan membocorkan tentang dirinya. Dia tak mampu berbuat banyak apalagi berusaha untuk memisahkan perkelahian tersebut.
"Dasar perempuan tidak tahu diri! Sudah ada suami, tapi masih saja mengganggu Setyo," kata Dora dengan lantang.
Beberapa telinga yang mendengar semakin panas saja dan terpancing untuk menyaksikan lebih lanjut perseteruan itu. Mereka tidak tahu penyebab apa yang membuat Dora marah-marah tidak jelas.
"Apa maksud Anda?"
Karin membenakan tatatan rambutnya yang rusak. Dia berjalan ke arah Dora sambil membusungkan dada. Sepertinya ada yang salah dengan diri Dora.
"Kau yang sudah mencuci otak Setyo agar dia menceraikan aku, kan?"
"Kalian cerai? Oh, bahkan tidak ada dari kami yang mengetahui hal tersebut,"
Semua staff termasuk Guina juga kaget saat mendengar kata perceraian dari mulut Dora. Guina sendiri tidak menyangka jika Setyo akan menceraikann istrinya secepat itu.
Beberapa orang mulai berbisik-bisik. Mereka juga tidak tahu kalau sebenarnya antara Karin dan Setyo itu adalah mantan suami istri. Seorang lelaki mencoba menghubungi Setyo, karena merasa keadaan semakin panas. Di depan pintu jurusan sudah ada manusia lain yang tak sengaja melihat perdebatan antara Karin dan Dora. Kalau dibiarkan bisa rusak nama jurusan mereka.
"Tidak usah pura-pura bodoh! Aku tahu kaulah dalang di balik semua ini. Apa tidak cukup satu lelaki saja bagimu, hah? Keterlaluan!"
Dora kembali meraih rambut Karin tanpa ingin melepasnya. Dia juga mulai memukul kepala Karin dengan tangannya sendiri.
Pemandangan seperti itu langsung mengundang orang-orang yang bukan pegawai kantor untuk datang melihat. Suasana semakin ricuh. Kini, beberapa staff jurusan mulai mengambil sikap.
"Lepas! Aku tidak pernah ikut campur dengan urusan rumah tanggamu," pekik Karin.
"Ibu Dora, hentikan! Anda sudah melukai rekan kerja kami,"
"Semua masalah bisa dibicarakan baik-baik,"
"Ingat! Ini lingkungan formal. Anda bisa terjerat hukum,"
Begitulah kalimat yang dilontarkan oleh beberapa staff, tapi tak satu pun didengar oleh Dora. Amarahnya tak dapat dibendung lagi. Ingin sekali ia menghabisi Karin detik itu juga.
Saat beberapa staff tersebut mulai kewalahan menghentikan perkelahian, tiba-tiba Setyo berlari dari koridor menuju kantor. Alangkah terkejutnya ia ketika menerima kabar bahwa istrinya mengamuk tanpa sebab yang jelas.
Setyo mendapati wajah Karin yang sudah merah padam akibat siksaan Dora. Karin tak dapat meloloskan diri, karena tenaga lawannya jauh lebih kuat. Akhirnya, Karin hanya berpasrah sambil berdo'a dalam hati semoga Dora segera menjauh dari dirinya.
"Hentikan, Dora!" Setyo menginterupsi.
Kemudian Setyo langsung menggendong Dora dan membawanya ke luar kantor. Dora menjerit kencang dan meronta-ronta ingin dilepaskan. Namun, Setyo sama sekali tidak peduli. Lelaki itu membawa istrinya ke mobil.
Di kantor, Karin langsung ditenangkan oleh beberapa staff yang berada di dalam sana. Mereka iba melihat kondisi Karin yang begitu tragis. Rambut berantakan serta kancing jas yang terlepas satu menjadi saksi bisu atas kegilaan Dora.
"Karin. Apa yang terjadi? Kau punya masalah apa dengan Pak Setyo dan Ibu Dora?"
Selepas kepergian Dora, Guina spontan mengambil posisi untuk mendekatkan diri dengan Karin. Dia berpura-pura polos dan tidak tahu akar permasalahannya. Guina juga merasa lega karena Dora tidak membahas tentang dirinya.
"Iya, Bu Karin. Sepertinya Dora menuduh Ibu sedang bermain gila dengan suaminya," timpal rekan mereka.
Karin menggeleng cepat. Sudah cukup dia difitnah sebagai pelakor beberapa waktu lalu. Karin tak ingin namanya kembali tercoreng.
"Aku tidak tahu apa maksud perempuan itu. Aku tidak memiliki masalah dengan Setyo," jawab Karin. Dia pun enggan mengungkapkan hubungannya dengan Setyo.
"Oh, kasihan sekali. Mari, duduk!" kata Guina sambil membantu Karin untuk kembali ke kursinya.
Tanpa disadari banyak mahasiswa yang merekam kejadian tersebut, bahkan meliputnya di media. Wajah Karin serta Dora menjadi viral di mana-mana.
***
Tok! Tok! Tok!
"Ayah, Ibu!"
Setyo berhasil meringkuk Dora dan membawa perempuan itu kembali ke rumah orang tuanya. Dora berulang kali minta diturunkan, tapi lagi-lagi Setyo tak mengindahkan permintaannya.
Ayah dan Ibu Dora kaget tatkala melihat putri mereka bersama Setyo dalam keadaan menangis. Keduanya kehilangan Dora sejak dua jam yang lalu.
"Dora membuat keributan di kantorku. Sungguh memalukan!"
Setyo kehilangan adab di depan mertuanya sendiri. Dia berlaku demikian juga karena tingkah Dora. Wanita itu mengubahnya menjadi lelaki yang tidak sopan terhadap orang tua.
"Dora. Kau dari mana saja, Nak?" tanya Ibu Dora dengan nada panik.
"Asal kalian tahu saja! Aku baru melabrak si perusak rumah tangga orang itu," ucap Dora, lalu melipat kedua tangannya. Dia berseru penuh kesombongan.
"Siapa maksudmu?" tanya sang ayah.
"Karin. Dia adalah mantan istri Setyo yang sekarang bekerja di sana sebagai dosen,"
Tentu saja Ayah dan Ibu Dora terkejut, karena mereka belum mengetahui kabar ini. Mereka juga tidak berpikir kalau Dora nekat membuat onar.
"Tingkahmu sungguh keterlaluan, Dora! Karin tidak ada hubungannya dengan masalah kita. Akh! Citraku akan rusak saat ini juga,"
Setyo menyayangkan tindakan konyol Dora. Habislah sudah. Kini, Setyo pasti menanggung malu di depan publik.
"Jangan mencoba menipuku. Kau masih mencintainya, kan?"
"Sudah lama aku melupakan Karin. Jadi, kau tidak perlu berpikiran buruk apalagi sampai memftinah." Setyo pun lebih memilih untuk berdusta.
"Aku ingin kembali ke rumah kita, Mas. Ayo, bawa aku pulang dan kita akan bahagia,"
Seketika Dora melilitkan jemarinya di pergelangan tangan Setyo. Dora tidak menyadari bahwa dirinya sudah ditalak.
"Jangan berharap lebih, Dora! Simpan saja energimu itu." Setyo menarik tangannya sendiri.
"Aku ikut, Mas!"
Setyo berusaha kabur tanpa memedulikan wanita yang dianggapnya sudah gila itu.
"Jaga anak Ayah dan Ibu baik-baik. Jangan sampai dia membuat ulah baru lagi!"
Setyo melenggang pergi dan kembali melajukan mobilnya. Dia melirik Dora yang ditahan oleh kedua orang tuanya dari spion mobil.
***
Kabar tentang seorang dosen di sebuah universitas yang dilabrak oleh istri kepala jurusan beredar begitu pesat. Berita itu juga sudah diketahui oleh Ronald selaku suami Karin. Jantungnya berdebar tak menentu. Dia tidak sadar menanti kepulangan Karin untuk menanyakan hal tersebut.
Setelah lama menunggu, akhirnya sang istri pulang juga. Ronald setengah berlari menghampiri Karin yang baru saja menyembulkan diri ke rumah. Ronald mendapati paras kusam Karin. Kini, dia benar-benar yakin bahwa istrinya sedang terjerat masalah.
"Karin. Aku sudah mendengar kabar yang beredar hari ini. Ada apa denganmu, Sayang? Kau memiliki masalah dengan Setyo dan istrinya?" Ronald menyodori Karin dengan banyak pertanyaan.
***
Bersambung