Chereads / HE COMES BACK / Chapter 34 - MENINGGALKAN KARIN BERSAMA SETYO

Chapter 34 - MENINGGALKAN KARIN BERSAMA SETYO

Hari pertama bagi Guina menetap di kediaman keluarga Ronald. Tadi pagi dia berangkat bersama Karin dan pulangnya mereka juga akan berbarengan. Namun, terlebih dahulu Guina menyelesaikan tugas-tugasnya selaku sekretaris jurusan. Karin diminta untuk menunggunya di kantor. Di sana hanya ada Karin, Guina dan juga Setyo. Staff lain sudah pulang terlebih dahulu, karena jam kerja yang sudah berakhir. Semua ini tidak terlepas dari rencana Setyo dan Guina. Mereka telah mendiskusikannya via chatting tadi malam.

"Aku sudah selesai. Ayo, kita pulang!" seru Guina sambil mengemasi barang-barangnya.

"Kalian mau pulang?" Setyo pun menghentikan aktivitasnya.

"Iya, Pak. Saya pulang ke rumah Karin juga,"

"Oh, kalau gitu pulangnya menumpang mobil saya saja," tawar Setyo.

"Wah! Boleh, Pak?"

"Tentu saja boleh. Ayo!"

Karin menjadi orang pertama yang tidak merespon ucapan Setyo. Dia berpikir panjang untuk menerima tawaran lelaki itu, meskipun akan ada Guina bersama mereka.

"Hei. Kenapa kau termenung? Ayo, cepat!" kata Guina menyenggol bahu rekannya.

"Ah, tidak usah! Kita naik taksi online saja, atau minta dijemput oleh suamiku," balas Karin mencoba mencari jalan lain.

"Kepala jurusan sudah berbaik hati untuk menampung kita di mobilnya. Kalau menunggu taksi apalagi jemputan Mas Ronald akan semakin lama, Karin,"

Setyo melenggang pergi melintasi kedua wanita yang sedang berbisik-bisik itu. Dia menunggu mereka di luar kantor.

"Sudahlah. Tidak apa-apa. Ayo!"

Akhirnya Karin menuruti perkataan Guina dan mengikut di mobil Setyo. Mereka duduk di jok belakang. Karin tidak mengeluarkan suara sedikit pun, hingga Guina meminta Setyo menghentikan mobilnya.

"Berhenti sebentar, Pak!" Nada bicara Guina naik.

"Kenapa?"

"Aku haus. Kutinggal sebentar untuk membeli minuman, ya,"

Karin menubrukkan kedua alisnya. Jika Guina pergi tandanya dia akan berduaan dengan Setyo di mobil itu.

"Guina, lekaslah kembali!" ucap Karin yang malas untuk turut masuk ke mini market.

Kini tinggallah mantan sepasang suami istri itu. Tak ada percakapan yang dihaturkan keduanya. Semua terbius dalam keheningan.

Satu menit, dua menit, tapi Guina tak juga kembali. Karin melihat Setyo menghubungi Guina via telepon, tapi tidak tersambung. Diam-diam Karin pun mencoba melakukan hal tersebut dan hasilnya juga nihil.

"Ck!" Terdengarlah suara decakan dari bibir Karin.

"Aku akan menyusul Guina ke dalam," kata Setyo.

Kemudian pria itu turun dan memasuki mini market yang tak jauh dari mobil mereka. Beberapa menit berlalu dan Setyo kembali dengan sendirinya.

"Entah ke mana Guina. Lebih baik kita pulang saja," ujar Setyo.

"Meninggalkan Guina?"

"Dia tidak ada di dalam. Ponselnya juga mati. Mungkin Guina sudah pulang lebih dulu,"

Karin membatin. Benarkah seperti itu? Mustahil sekali rasanya jika Guina meninggalkan Karin sementara ia akan pulang ke rumah perempuan itu. Lalu, ke mana dia?

Tanpa persetujuan Karin, Setyo langsung membawa dara itu beranjak dari sana. Dia menginjak gas mobil dan menatap jalanan dengan fokus. Setyo lebih kencang dari semula tadi.

"Aku turun di sini saja," tukas Karin. Dia jadi tidak enak apabila berduaan dengan Setyo.

Konyolnya Setyo malah memutar musik dan mengencangkan volumenya. Sehingga ia tak dapat mendengar suara apapun kecuali alunan musik tersebut. Karin jadi geram. Setyo agak aneh dilihatnya kali ini.

Akhirnya Karin membiarkan dirinya dibawa oleh Setyo. Lagi pula Ronald kalau jam segini masih bekerja. Jadi, Karin tidak perlu khawatir jika ia akan ketahuan suaminya itu.

Malangnya, ketika mereka sudah sampai di rumah, Karin malah melihat keberadaan Ronald bersama Guina di beranda. Keringat dingin mendadak keluar dari sekujur tubuh Karin.

"Hah, kenapa Mas Ronald sudah pulang?" batinnya.

Setyo dengan sengaja menurunkan Karin persis di depan beranda. Dia juga membuka kaca mobilnya, kemudian melambaikan tangan sambil tersenyum ke arah Ronald. Setyo ingin memberitahu secara tidak langsung bahwa Karin sedang berada di dalam kekuasaannya walaupun hanya sekejap.

Buru-buru Karin turun dan menghampiri sepasang insan di beranda rumah tersebut. Dia heran melihat Guina yang sudah sampai lebih dulu.

"Guin. Kenapa kau sampai duluan?" tanyanya.

"Kalian meninggalkanku di mini market. Lalu, aku mencari taksi lain untuk sampai ke sini. Sepertinya Setyo terlalu lambat membawa mobil,"

Aneh sekali. Padahal Setyo begitu kencang dan mustahil Guina sampai lebih dulu ketimbang mereka. Guina seolah sengaja meninggalkan Karin bersama Setyo di mobil.

"Mas, kenapa sudah pulang?" Kini, Karin beralih pada suaminya.

"Tidak ada keperluan di café. Bagaimana perjalananmu, Karin? Menyenangkan?"

Rupanya Ronald tidak suka dengan keadaan semacam tadi. Di mana dia harus menyaksikan sepasang mantan suami istri pulang bersamaan. Ronald cemburu.

"Menyenangkan bagaimana? Hanya perjalanan biasa, Mas," sangkal Karin. Tidak paham dengan maksud Ronald.

"Atau, kalian sengaja meninggalkan Guina supaya bisa berduaan?"

Degh!

"Kenapa seperti itu, Mas? Setyo sempat mencari Guina, tapi dia tidak ditemukan,"

Inilah yang menjadi tujuan Guina melakukannya. Dia ingin melihat Karin dan suaminya bertengkar.

"Jangan seperti itu, Karin. Kau membuatku terluka, karena kalian mantan sepasang suami istri." Tanpa sadar Ronald membongkar rahasia istrinya sendiri di depan orang lain.

"Hah, mantan suami istri?"

Seketika Guina menyela ucapan Ronald. Sesungguhnya dia sudah lama tahu, tapi masih saja berpura-pura bodoh. Ronald membeliakkan mata setelah dia sadar akan kesalahan, sedangkan Karin langsung membisu di tempat.

"Karin. Kau dan Pak Setyo mantan suami istri?" Guina kembali bersuara saat tidak mendapat respon.

Ronald sontak masuk ke rumahnya. Dia jadi menyesal, karena sudah keceplosan. Ronald menyerahkan semuanya pada Karin. Semoga wanita itu dapat menjawab pertanyaan Guina dengan tepat.

"Masuk, Guin!" titah Karin.

Karin pun mengekori Guina ke kamarnya. Di sana dia mulai membuka cerita. Karin sangat menyayangkan tingkah Ronald yang tak bisa menahan amarah.

"Iya. Sebenarnya aku dan Setyo merupakan mantan suami istri. Ada sebuah hal yang membuat kami harus berpisah, hingga aku bertemu Ronald dan memiliki dua orang anak kembar. Kau jangan adukan rahasia ini pada orang jurusan, ya!" Karin memperingatkan.

"Oh, astaga. Pantas saja Dora sangat cemburu denganmu,"

"Sudahlah. Lagi pula semuanya sudah lama berakhir. Diantara aku dan Setyo sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Ngomong-ngomong kenapa kau bisa tidak kelihatan sewaktu Setyo mencarimu tadi? Dan, kenapa kau dan Mas Ronald bisa sama-sama berada di beranda rumah?" Sekarang giliran Karin yang meminta penjelasan pada sahabatnya.

"Aku terjebak antrean. Setibanya aku keluar mobil Pak Setyo sudah tidak ada. Kupikir kalian sengaja meninggalkanku. Lalu, aku mencari taksi lain. Saat aku sampai rumah aku menemukan Mas Ronald di beranda. Tidak tahu apa yang sedang dilakukannya. Tak lama setelah itu kalian pun sampai," bohongnya.

Antara yakin tak yakin dengan ucapan Guina, tapi akhirnya Karin memilih untuk percaya saja. Dia pun meninggalkan perempuan itu dan mencari keberadaan Ronald.

Belum genap 24 jam Guina berada di kediaman Ronald, tapi dia sudah mampu membuat lelaki itu perang dingin dengan istrinya. Lalu, bagaimana dengan hari-hari selanjutnya?

***

Bersambung