Chereads / HE COMES BACK / Chapter 37 - MEMINTA PERTANGGUNGJAWABAN

Chapter 37 - MEMINTA PERTANGGUNGJAWABAN

Cinta berhasil membutakan hati dan pikiran Guina, bahkan ia sampai rela mengorbankan banyak pihak. Tadi malam setelah Guina memberikan minuman itu pada Ronald, dia menyempatkan diri untuk mengambil piama tidur milik Karin.

Kemudian Guina menunggu kehadiran Ronald di sofa. Dia melakukan hal itu, karena tahu bahwa Ronald akan turun ke bawah guna mengecek keadaan rumah sebelum tidur.

Betapa bodoh dan pendeknya pikiran Guina. Saat Ronald mengira bahwa yang ditidurinya adalah Karin, dia malah memilih untuk diam. Guina membiarkan Ronald menyentuh setiap inci dari tubuhnya. Konyolnya lagi, Guina mengikhlaskan mahkotanya direnggut oleh Ronald. Kini dia harus merasakan sakit yang teramat sangat di bagian bawah sana.

Namun Guina tak lupa untuk mengabadikan momen menegangkan tersebut. Dia sengaja merekam aktivtas mereka menggunakan ponsel. Gambar itu akan menjadi bukti bahwa Guina telah resmi melepas miliknya untuk Ronald.

Pagi ini Guina memulai aktingnya. Dia membungkus tubuhnya menggunakan selimut lalu menangis dengan kencang. Tentu saja suara itu ditangkap oleh Ronald. Lelaki itu lebih terkejut ketika melihat Guina berada di kamarnya.

"Hah, kaukah itu Guina?" tanyanya.

"Hiks hiks hiks. Keterlaluan kau, Mas!"

"Apa yang telah kulakukan?"

Ronald masih belum mengerti dengan semua ini. Maklum saja, orang yang baru bangun tidur akan sulit menyerap sesuatu.

"Kau memaksaku untuk melakukannya, Mas. Kau kejam! Huhuhu,"

"Melakukan apa? Astaga!"

Ronald mulai paham ke mana arah pembicaraan perempuan itu. Terlebih ia melihat Guina duduk di tepian ranjang dengan bahu terbuka.

"Lihatlah cairan merah yang berada di balik selimutmu, Mas. Darah itu menjadi saksi atas hilangnya kesucianku. Hiks hiks hiks,"

Gegas Ronald menarik benda tebal yang menutupi tubuhnya. Keterkejutannya bertambah ketika Ronald melihat dirinya sendiri tidak memakai sehelai kain pun. Ronald juga menyaksikan beberapa tetes cairan merah seperti yang disebutkan oleh Guina barusan.

"Ya, Tuhan. Apa yang telah kuperbuat? Guina. Aku sadar bahwa aku telah melakukan hubungan ranjang tadi malam, tapi aku bersama Karin. Bukan dirimu,"

"Itu aku, Mas. Kau menemukan aku di sofa, lalu memaksaku untuk masuk ke kamar. Bahkan, kau juga sengaja merekam kejadian itu dengan ponselku,"

"Di mana ponselmu? Aku ingin kau segera menghapusnya,"

"Aku tak akan menghapusnya sebelum kau bertanggung jawab, Mas,"

"Apa maksudmu?"

"Kau harus menikahiku,"

Ronald lemas karena dituntut oleh Guina atas kesalahan yang telah ia perbuat. Bisa-bisanya Ronald sampai kecolongan dan menganggap bahwa Guina adalah istrinya, Karin. Ronald tidak curiga dengan air yang ia minum tadi malam hingga tandas tak tersisa.

"Guina. Aku memohon maaf atas kesalahanku,"

"Aku akan menunjukkan video itu pada semua orang jika kau tidak bertanggung jawab, Mas,"

"Guina, bagaimana aku bisa menikahimu sementara aku sudah berkeluarga?" tanya Ronald kebingungan.

"Kita bisa menikah siri, Mas. Kau harus bertanggungjawab,"

Kali ini Ronald benar-benar ditimpa masalah besar. Dia sakit hati terhadap kedekatan Karin dan Setyo, sementara dirinya sendiri sudah bermain gila dengan Guina. Bagaimana jika istri beserta keluarganya tahu? Nama baik Ronald akan tercoreng.

"Guina, segeralah keluar dari kamarku. Aku butuh waktu untuk sendiri," ucap Ronald.

Tak perlu menunggu lama, akhirnya Guina menjauhkan diri dari Ronald. Dia berjalan agak berjinjit akibat sakit pada bagian bawah yang mendera.

"Yess! Sepertinya Ronald akan menikahiku," gumam Guina.

Begitulah cinta. Seseorang mampu melakukan apapun asalkan rasanya terbalaskan. Guina tega mengkhianati sahabatnya sendiri, memanfaatkan keinginan Setyo untuk mendapatkan Karin serta mempermainkan Ronald.

***

Ronald tidak fokus dengan pekerjaanya, karena terus memikirkan Guina. Ronald jadi iba pada wanita yang dianggapnya tidak bersalah itu. Ronald tidak mencintai Guina, tapi sepertinya dia memang sedang membutuhkan Ronald untuk mengobati luka hatinya pasca peristiwa malam lalu.

Alangkah egoisnya Ronald apabila dia membiarkan Guina menjadi wanita tidak perawan tanpa pernikahan, padahal semua itu bukanlah keinginannya. Namun, Ronald juga bingung bagaimana kisahnya dengan Guina apabila dia menjadi suami perempuan tersebut.

"Sebaiknya aku pulang dulu saja untuk membicarakan hal ini pada Guina,"

Selepas mengadakan pertemuan dengan beberapa kolega bisnis, akhirnya Ronald memutuskan untuk kembali ke rumahnya pada sore hari. Dia harus menyelesaikan masalah ini sebelum Karin pulang.

Sesampainya di rumah, Ronald langsung mengetuk pintu kamar Guina.

"Keluarlah, Guina!" teriaknya.

Guina buru-buru keluar kamar untuk memenuhi panggilan lelaki tersebut. Dia tidak tahu apa yang akan disampaikan oleh Ronald.

"Aku ingin bicara padamu,"

Mereka pun duduk di ruang tamu. Ronald menutup seluruh pintu. Siapa tahu ada yang tiba-tiba datang dan berujung menguping pembicaraan mereka.

"Guina. Aku ingin bertanggung jawab atas kejadian kemarin, tapi aku juga tak ingin melukai hati istri dan kedua anakku,"

Badan Guina spontan tegak mendengar ucapan Ronald. Secepat itu dia menemukan solusi? Guina bahagia bukan kepalang. Sebentar lagi dia akan menjadi Nyonya Ronald.

"Apakau kau ingin menikahiku secara siri, Mas?"

"Iya. Semua ini kulakukan hanya untuk menebus kesalahan. Aku sama sekali tidak mencintaimu, Guina,"

"Aku akan membuatmu mencintaku, Ronald." Guina berkata pada dirinya sendiri.

"Aku paham, Mas. Aku tahu cintamu hanya untuk Karin,"

"Jika aku menikahimu, maka tutuplah mulutmu. Aku juga tidak ingin punya anak darimu,"

"Kenapa seperti itu, Mas?"

"Karena aku hanya menginginkan keturunan dari Karin, bukan perempuan lain,"

Guina agak tersindir dengan ucapan lelaki di hadapannya itu. Meskipun Ronald tidak mencintai Guina, tapi setidaknya dia tak perlu berucap demikian.

"Aku tidak tahu bagaiman akhirnya, karena aku hanya ingin bertanggung jawab," sambungnya lagi.

"Terserahlah, Mas. Yang penting kita harus menikah dalam waktu dekat ini,"

Guina sendiri tidak mempermasalahkan bagaimana kondisi Ronald terhadapnya sekarang. Guina juga tak mengapa apabila Ronald mengatakan tidak sudi memiliki anak darinya. Nantinya, Guina akan merencanakan sesuatu yang membuat Ronald jatuh cinta padanya dan perlahan-lahan melupakan Karin.

"Baik. Kalau begitu kita akan menikah besok. Hari ini kita akan mengurus semuanya,"

"Besok? Kau bersungguh-sungguh, Mas?"

"Iya, tapi aku ingin meminta sesuatu darimu,"

"Apa itu?"

"Kau harus resign menjadi sekretaris Setyo. Aku akan menempatkanmu jauh dari sini, Guina. Tenang saja, karena seluruh biaya hidupmu akulah yang menanggung,"

"Aku bersedia, Mas,"

Guina tak lagi memikirkan karirnya. Baginya, mendapatkan Ronald adalah tujuan hidupnya. Lagi pula Guina tidak khawatir bagaimana caranya agar ia dapat memenuhi kebutuhan, karena Ronald sudah berjanji untuk membiayai hidupnya.

Ronald tidak berbasa-basi lagi. Dia meminta Guina untuk membereskan seluruh barangnya, lalu mereka pergi untuk mencari rumah baru. Ronald juga mencari penghulu dan saksi yang akan dipakai jasanya untuk pernikahan siri mereka esok hari.

"Maafkan aku, Karin. Aku terpaksa menikahi sahabatmu, karena kesalahanku sendiri,"

Kalimat itu senantiasa diulang-ulang oleh Ronald. Dia benar-benar tidak tahu jika dirinya sudah dijebak oleh Guina.

***

Bersambung