Riki Adrian Balamy terlahir sebagai orang kaya di dunia , Riki pindah ke Indonesia di umur yang ke 10 tahun karena ayahnya yang memutuskan untuk menetap di tanah kelahiran ibunya yang asli orang Indonesia
Saat ini Riki sudah beranjak umur 15 tahun dan Riki sudah duduk di bangku sekolah menengah atas , Riki memasuki sekolah biasa karena ibunya yang meminta Riki belajar untuk tidak mengenal orang kelas atas saja
Riki sekarang berada di sekolah untuk mengikuti pelajaran matematika karena otak Riki yang sudah lancar jadi dia hanya tidur di kelas , para guru pun tidak mau membangunkan Riki karena tahu Riki akan bisa menjawab persoalan yang akan di kasi guru
"Maaf anak-anak , saya mengganggu pembelajaran kalian" ujar kepala sekolah yang membuat Riki terbangun dari tidurnya
"Ada apa lagi sih?" guman Riki yang masih setengah mengantuk
"Tidak apa-apa , Pak" ujar anak-anak dalam kelas hampir serentak , wajah mereka terlihat tidak peduli yang membuat kepala sekolah hanya menghela napasnya
Riki melihat ke arah guru yang mengajar matematika yang terlihat sedikit keberatan karena acara mengajarnya terganggu , Riki hanya terkekeh melihat wajah guru matematikanya itu
"Saya ke sini mau memberitahukan bahwa ada siswi yang akan bergabung dengan kalian" ujar kepala sekolah sambil menyuruh seorang anak perempuan masuk ke kelas
Riki yang tidak peduli hanya bisa melipatkan kedua tangannya lalu membenamkan wajahnya untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda
"Perkenalkan dirimu" ujar kepala sekolah yang masih bisa di dengar Riki
"Perkenalkan nama saya Raya Dandelion" ujar siswi baru yang memperkenalkan namanya secara singkat yang membuat kepala sekolah dan guru pada tercengang
"Apa hanya itu yang kamu perkenalkan?" tanya kepala sekolah dengan raut bingung dan raya membalasnya dengan tatapan bingung juga
"Lalu saya akan memperkenalkan apa lagi Pak?" tanya raya balik yang membuat semua siswa hampir tertawa tak terkecuali Riki
"Menarik" ujar Riki di dalam hatinya , Riki penasaran dengan wujud perempuan yang berani menjawab pertanyaan kepala sekolah dengan pertanyaan juga
Riki mengangkat wajahnya dan melihat wajah perempuan yang sudah menarik perhatiannya , Riki tersenyum miring melihat perempuan yang sangat cantik dan terlihat polos itu
"Rik , mangsa baru ya?" bisik teman sebangku Riki
"Sok tahu lo! Gue enggak berani sama cewek polos takut mentalnya , Do" ujar Riki yang membalas perkataan Aldo
Riki memang terkenal playboynya , namun Riki tidak pernah terlihat pacaran sama cewek yang terlihat polos , semua sekolah sangat tahu sikap Riki yang hanya mempermainkan cewek di sekolah yang terlihat mencari perhatian Riki
"Kamu enggak mau memberitahu teman sekelasmu , kamu dari mana? Tinggal di mana? Atau pindahan dari mana?" tanya kepala sekolah
"Saya mau cepat belajar , nanti waktu belajar banyak terbuang" jawab Raya yang membuat guru matematika tersenyum tipis kecuali para siswa yang menatap Raya tidak suka karena menganggap Raya cari perhatian guru
"Baiklah kalau gitu , kamu bisa duduk di bangku kosong belakang Riki ya" ujar kepala sekolah
"Baik pak , terima kasih" ujar Raya lalu berjalan menuju bangku kosong tepat di belakang Riki
Kepala sekolah pamit undur diri lalu guru matematika melanjutkan pembelajarannya , Riki memalingkan kepalanya untuk melihat Raya lebih dekat
"Hai" panggil Riki yang tidak di pedulikan Raya
"Sombong banget sih jadi cewek" ujar Aldo yang ikut menyapa Raya
Raya hanya melihat sekilas ke arah Aldo dan Riki , raya mengikuti pelajaran yang di berikan oleh guru matematika dengan serius yang membuat Aldo dan Riki terkekeh
"Biasa bro , masih baru" ujar Riki yang melihat Raya sangat serius memerhatikan guru
"Iya , biasa masih baru selalu serius mengikuti pelajaran! Nanti kalau sudah lama pasti seperti kita-kita juga" ujar Aldo yang mendapat anggukan setuju dari Riki
Raya tidak peduli kepada dua manusia yang selalu berceloteh dan mengolok-oloknya , Raya hanya ingin menjalankan kehidupan sekolahnya dengan tenang seperti umumnya
Umum bagi Raya seperti Datang sekolah tepat waktu , Belajar , Istirahat makan , belajar lagi , istirahat lagi , belajar lagi , lalu pulang . Sangat umum bukan?
Raya tidak terlalu suka bergaul dengan orang lain , Raya cukup kenal satu orang sahabatnya yang berada di sebelah kelasnya
Bel istirahat berbunyi menandakan waktunya untuk para siswa mengistirahatkan otaknya dari pelajaran , Riki langsung memutar kursinya menghadap ke Raya yang tengah membereskan buku pelajarannya
"Hai sekali lagi" ujar Riki yang masih tidak ada tanggapan dari Raya
"Jangan sombong , lo tidak tahu ya siapa yang lo cuekkan?" tanya Aldo yang juga tidak di pedulikan Raya
"Sepertinya dia tidak tahu Do , oke! Kita kenalan dulu!" ujar Riki sedikit bersemangat yang membuat Raya menatap Riki
"Perkenalkan , nama gue Riki Adrian Balamy" ujar Riki yang menyurung tangan kanannya untuk salaman dengan Raya
"Lo sudah tahu nama gue" ujar Raya datar yang membuat Riki menarik tangannya kembali
"Menarik!" ujar Riki dalam hati
"RAYA!!" teriak seseorang dari depan pintu kelas yang membuat siswa yang masih di kelas melihat ke arahnya
"Akhirnya! Lo pindah juga ke sini" ujar cewek yang meneriakkan nama Raya
"Fika , lo kenal dia?" tanya Riki ke Fika yang meneriakkan nama Raya
"Kenal lah! Sahabat gue dari kecil ini!" ujar Fika agak judes ke Riki
"Lo masih enggak terima Riki putus dari sepupu lo ya Fik? Judes banget lo jadi cewek" ujar Aldo yang membuat Fika melotot ke arahnya Â
"Dengar ya Aldo! Gue enggak peduli dengan hubungan sepupu gue dan Riki! Gue judes ke dia karena dia sudah mengganggu sahabat gue!" ujar Fika
"Sudah fik , gue lapar! Mending ke kantin saja" ujar Raya yang membuat Fika langsung menggandeng tangan Raya dan membawanya keluar
"Kita enggak ganggu loh Fik! Hanya mengajaknya kenalan!" teriak Riki ketika Fika dan Raya hampir keluar kelas namun tidak di pedulikan oleh Fika dan Raya
Sesampainya di kantin , Raya dan Fika melihat kantin yang sudah penuh dengan siswa lainnya yang membuat mereka tidak dapat tempat duduk
"Kita telat nih! Jadi enggak bisa duduk" ujar Fika yang membuat Raya menghela napas
"Kita beli aja Ray , nanti kita pergi ke taman" ujar Fika yang membuat Raya mengangguk setuju
Setelah memesan makanan mereka berdua langsung pergi ke taman belakang kelas yang sengaja di sediakan sekolah untuk siswa yang membutuhkan tempat ternyaman untuk membaca atau mengobrol
"Ray" panggil Fika yang membuat Raya melihat ke arah Fika dengan mulut yang masih mengunyah bakso bakar
"Gue minta lo jauhi Riki" ujar Fika yang membuat Raya menaiki alisnya
"Dia orang kaya dan suka mempermainkan wanita , asal lo tahu Riki itu selalu memamerkan harta yang dia punya" ujar Fika yang membuat Raya mengerti
"Gue tahu kok Ka , terlihat dari sepatu yang dia pakai" ujar Raya yang membuat Fika terkejut
"Lo perhatikan dia ya Ray?" tanya Fika yang membuat Raya terkekeh
"Gue selalu memandang orang dari ujung kaki ke ujung rambut kan Ka? Apa lo lupa?" ujar Raya yang membuat Fika menepuk jidatnya
"Oh iya , gue lupa! Sampai lo di juluki anak-anak kompleks "Gadis Elang" gara-gara mata tajam lo itu" ujar Fika tertawa yang di ikuti kekehan dari Raya
"Lo manis ya kalau lagi tersenyum" ujar seseorang yang berdiri di depan mereka berdua
"Ngapain lo di sini?" tanya Fika sinis
"Gue lagi baca buku di sini , terus mendengar suara yang sangat indah di telinga gue yang membuat gue penasaran suara siapa" ujar Riki yang melihat ke arah Raya
Jika itu wanita lain sudah pasti akan meleleh mendengar perkataan Riki , namun berbeda dengan Raya dan Fika yang biasa saja
"Kita masuk kelas Ka , 5 menit lagi masuk" ujar Raya yang tidak menganggap Riki di hadapannya
"Jahat banget cowok ganteng di cuekin" ujar Riki yang malah di tinggal oleh Raya dan Fika
"Aya! Tunggu gue!" ujar Riki yang membuat Raya mengerutkan keningnya
"Siapa Aya?" tanya Fika yang membuat Raya menggelengkan kepalanya dan melanjutkan perjalanan ke kelas