Chereads / DIA GADIS POLOSKU / Chapter 31 - Kamu Dimana?

Chapter 31 - Kamu Dimana?

"Kami sudah menemukan seseorang yang bersedia mendonorkan hatinya untuk pasien, bahkan golongan darahnya sama"

"Siapa orang itu dok?" Tanya Rain penasaran sekaligus akan berterima kasih kepada orang itu karna sudah mendonorkan hatinya untuk kekasihnya.

"Pendonor tidak mau memberitahukan namanya"

"Hahh? Lalu bagaimana caranya kami berterima kasih padanya?" tanya Bunda Iris.

"Maaf, tapi pasien melarang namanya diberitahu"

"Baik lah dok"

Lalu dokter itu pun memasuki ruangan dimana Iris dirawat, tak lama keluarnya Iris yang didorong diatas brankar rumah sakit dengan keadaan pucatnya.

Rain menatap nanar kepergian Iris, kamu harus kuat. Ucapnya dalam hati. Mereka semua mengikuti dibelakang dan menunggu didepan ruang operasi.

5 jam sudah proses operasi Iris, mereka semua benar-benar menunggu proses operasi Iris sampai selesai, sejak Iris masuk keruangan itu tak ada satu pun dari mereka yang pergi atau pulang. Tak lama pintu ruang operasi pun terbuka.

"Operasinya berjalan dengan lancar" ucap dokter itu, semuanya pun menghela nafasnya lega. Senyum kecil terbit dibibir Rain.

"Tapi pendonor dinyatakan meninggal dunia, dia menderita penyakit gagal jantung. Kami sudah memberitahukan resikonya sangat besar jika dia tetap mendonorkan hatinya. Tapi dia menolak keras dan tetap akan mendonorkan hatinya" Semuanya syok mendengar kalimat tersebut, mereka hanya bisa berdo'a untuk orang baik yang telah bersedia mendonorkan hatinya untuk Iris.

"Dan pasien dinyatakan koma" mereka terkejut mendengar fakta itu. Rain hanya mampu menghela nafasnya, mendengar operasi itu berhasil pun sudah cukup untuk dia.

"Oh iya satu lagi, pendonor menitipkan dua surat. Satunya untuk Rain dan satu lagi untuk Iris"

Dengan senang hati Rain menerima surat itu, surat Iris pun dia yang menyimpannya.

"Terima kasih dok" ucap Rain.

Ngomong-ngomong sejak operasi Iris berhasil, dia pun dipindahkan keruang rawat biasa.

Kedua orang tua Iris pun pamit pulang. Sedangkan Zidan, Keyra, Zia dan Gio sudah kembali lagi kerumah sakit. Memang, tadi mereka diperintahkan oleh kedua orang tua Iris untuk pulang terlebih dahulu. Sebenarnya Rain pun sama tapi dia menolak, dia meminta agar Zidan mengambilkan baju gantinya saja dirumah dan dia lebih memilih mandi dirumah sakit.

Kini semuanya sudah berkumpul dikursi yang ada didepan ruang Iris.

"Kamu udah baca suratnya?" tanya Gio. Dan Rain menggeleng.

"Aku penasaran juga sebenernya, siapa ya yang ngedonorin hatinya buat Iris?" Tanya Zia penasaran.

"Baca aja suratnya sekarang" usul Keyra dan diangguki Rain.

Saat dia membuka amplop tersebut, nama Satya Galaska tertulis dibagian depan lipatan surat itu.

"Satya Galaska?" Ucapnya mengernyit.

"H-hahh Satya?" Ucap Zia terkejut.

Lalu Rain pun mulai membaca kalimat yang tertulis disana.

Kamu pasti kaget kan kenapa ada nama aku disitu? Biasa aja kali haha. Iya, aku yang donorin hati aku buat Iris. Saat itu aku ga sengaja denger pembicaraan kalian pas aku lagi cek up.

Aku mohon sama kamu Rain, jangan sampe kamu sakitin perasaan Iris lagi. Selama ini saat dia selalu disakiti sama kamu, aku selalu hadir buat dia. Tapi setelah aku ga ada siapa yang mau jaga dia? Aku mohon jangan pernah lagi kamu sakitin dia.

Aku awalnya emang mau ngerebut dia dari kamu. Hati aku rasanya sakit liat dia nangis karna ulah kamu aku udah berusaha menggantikan posisi kamu, tapi aku sadar sekeras apapun usaha aku, dalam hati dia tetep tertulis nama kamu. Dia tulus sama kamu, dan aku mengubur dalam-dalam rasa cinta aku buat dia. Pesan terakhir aku jaga dia.

Hati mereka mencelos membaca deretan kalimat itu, Rain hanya terdiam. Hati Rain tersentuh membaca kalimat itu, sejauh ini memang dia tidak pernah melihat langsung bagaimana hancurnya hati Iris saat dia sakiti.

"Aku benci sama orang yang salah" ucap Zidan memejamkan matanya.

Mereka disana sangat merasa bersalah telah menuduh Satya yang tidak-tidak, nyatanya cinta Satya begitu besar untuk Iris.

"Thanks yon" ucap Rain sambil memejamkan matanya meskipun dia tau Satya tidak mendengar semua yang dia ucapkan.

Dia berjanji untuk menjaga gadisnya selamanya, dia tidak akan pernah lagi membuat gadisnya terluka. Pengorbanan salah satu laki-laki yang mencintai gadisnya sangat besar, dia sangat menghargai usaha Satya.

Pemakaman Satya dilaksanakan hari ini dan mereka semua datang kesana. Sedangkan Iris masih koma dirumah sakit.

Kabar meninggalnya salah satu murid SMA Wellington yang bernama Satya Galaska sudah menyebar luas digrup sekolah, bahkan saat ini ada beberapa guru dan murid yang ikut menyaksikan proses pemakaman Satya.

Setelah semuanya selesai mereka pun segera pulang kerumah masing-masing. Tapi tidak dengan Rain dkk. Mereka masih berada disana.

"Aku mau ucapin terima kasih sama kamu karna udah bersedia mendonorkan hati kamu buat Iris, dan membuat Iris aku punya kesempatan buat hidup lagi. Aku janji ga bakalan nyakitin dia lagi" ucap Rain sambil berjongkok didepan makam Satya.

"Aku mau minta maaf sama kamu, karna perlakuan aku mungkin kurang baik sama kamu. Dan aku udah berprasangka buruk sama kamu" ucap Zidan sedih.

Mereka semua menyampaikan isi hatinya masing-masing didepan makam Satya sekaligus mengucapkan terima kasih dan meminta maaf.

***

Sudah 1 bulan lamanya Iris koma, dan sampai sekarang pun dia belum sadarkan diri.

Setiap hari Rain tak pernah absen untuk datang kerumah sakit menjenguk Iris dan melihat kondisinya.

"Hai" sapa Rain.

"Kamu gamau buka mata kamu gitu? Kamu tau ga, hidup aku rasanya hampa banget tanpa kamu tau. Kamu mimpiin siapa sih? Nyaman banget tidurnya" ucap Rain sambil menggenggam tangan Iris. "Ayo bangun" rengeknya.

"Aku kesepian tau" ucap Rain sambil memanyunkan bibirnya.

Dia memang selalu mengajak Iris bicara atau mencurahkan semua isi hatinya didepan Iris, dia pun kadang mengadu kepada Iris. Meskipun Iris tetap menutup matanya dan tidak menjawab semua ucapan Rain, namun Rain tetap akan mengajaknya berbicara.

"Sebentar lagi kita mau lulus loh, ga sabar mau nikahin kamu" ucap Rain terkekeh.

Setelah Rain selesai berbicara dengan Iris dia pun keluar dari sana dan pergi ketaman rumah sakit.

Entahlah semenjak Iris nya koma, dia seperti tidak punya semangat hidup. Kadang dia juga pergi kemakam kakaknya dan mengadu disana.

Tak terasa sudah 2 jam Rain berada ditaman rumah sakit. Saat sedang melamun, tiba-tiba ponselnya berdering dan nama Gio tertera disana.

"Halo" ucap Rain.

"Kamu dimana?" Tanya Gio.

"Taman"

"Buruan kesini, Iris sadar"

Tut

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Rain mematikan sambungan telfonnya lalu segera berlari keruangan dimana Iris berada.

Tak dapat dipungkiri, hatinya sangat bahagia mendengar jika kekasihnya sudah sadar saat ini.