Chereads / DIA GADIS POLOSKU / Chapter 25 - Masa Lalu Rain

Chapter 25 - Masa Lalu Rain

Lalu Rain pun pulang kerumahnya, kebetulan ayahnya sudah pulang bekerja. Mereka sedang menunggu dimeja makan.

"Bun" panggil Rain tiba-tiba dengan suara lirihnya.

"Loh Rain ada apa?" tanyanya khawatir, pasalnya Rain pulang kerumah dengan penampilan acak-acakan bahkan darah ditangannya pun belum diobati dan dibersihkan sama-sekali.

"Iris kritis bund" ucapnya

"Hahh, apa yang terjadi nak? Kenapa Iris bisa kritis?" tanyanya khawatir.

"Dia kecelakaan bun, ini salah Rain" ucapnya lirih, dia terus saja menyalahkan diri sendiri atas kecelakaannya Iris. Padahal sudah jelas itu bukan salahnya.

"Gapapa sayang, kamu yang tenang ya. Nanti setelah makan malam kita pergi kesana" ucap Dewi, bunda Rain. Karna dia tau putranya itu sangat menyayangi Iris, dan dia faham anaknya trauma dengan kehilangan. Cukup satu kali dia merasakan kehilangan sosok yang berharga dalam hidupnya, dia tidak mau lagi kehilangan untuk kedua kalinya.

"Lebih baik kamu mandi dulu, setelah itu kita sama-sama pergi kerumah sakit" ucap Fadil, ayah Rain.

Setelah makan malam selesai, mereka semua memutuskan untuk segera pergi menuju rumah sakit. Rain pun terlihat lebih fresh dari sebelumnya, dia sudah mandi dan berganti pakaian.

"Gimana keadaan Iris Bunda?" tanya Rain saat telah sampai disana. Memang kedua keluarga itu telah mengenal satu sama lain, mereka pun tau jika anak-anak mereka menjalin hubungan spesial.

"Keadaannya mulai membaik nak" jawab Bunda Iris. Sontak Rain melebarkan senyumnya.

"Sekarang Iris sudah dipindahkan keruang rawat, tapi dia belum sadar diri nak" mendengar kalimat terakhir senyum Rain luntur, tapi dia tidak boleh putus asa mendengar keadaan Iris membaik pun sudah cukup untuk saat ini. Dia tidak boleh pesimis, gadisnya pasti bangun.

Tak lama teman-teman mereka pun datang. Lalu mereka memilih berbincang-bincang. Karna hari mulai larut malam kedua orang tua Rain pun pamit pulang sedangkan Rain dan teman-temannya memilih menginap dirumah sakit menemani Bunda Iris, menjaga Iris.

Mereka tidur diruang rawat Iris, Keyra dan Zia tidur disofa yang disediakan pihak rumah sakit. Memang, Iris dipindahkan keruang rawat vip, jadi fasilitas yang diberikan pun cukup mewah, sedangkan kedua orang tua Iris pamit pulang terlebih dahulu mereka mempercayakan Iris kepada teman-teman Iris.

Rain lah yang pertama kali bangun dan membuka matanya. Huhh sayang, gadisnya belum membuka matanya juga sampai saat ini.

"Hei, betah banget tidurnya huhh" keluh Rain.

"Cepet bangun dong, aku kangen nih" rengeknya.

"Apasi yang bikin kamu betah banget tutup mata kamu, ketemu pangeran yang lebih ganteng ya dari aku?" Dia terus saja berucap kepada Iris meskipun Iris belum mau membuka matanya. Setelah itu Rain pun berinisiatif membeli sarapan untuk dirinya dan teman-temannya.

Saat dia kembali setelah membeli sarapan, Rain dikejutkan dengan pemandangan didepannya. Irisnya, gadisnya sudah bangun dan membuka matanya. Namun satu hal yang mengganjal hati Rain kenapa bukan tatapan kerinduan yang diberikan gadis itu bukan juga senyum manis yang terpancar tapi Iris malah mengernyitkan dahinya tanda kebingungan.

"Dia siapa?" tanya Iris kebingungan.

Deg. Tidak apa-apaan ini, kenapa Iris tidak mengenal dirinya? Rain menatap Iris dengan tatapan tidak percayanya, tunggu jangan bilang gadisnya amnesia.

"Zia dia siapa?" Tanya Iris lagi. Iris mengenal Zia tapi kenapa dia tidak mengenal dirinya.

"Kamu jangan becanda deh" ucap Rain tidak percaya.

"Kamu siapa sih?" tanya Iris ketus.

"Hei, aku Rain aku pacar kamu" ucap Rain lirih.

"Aku ga punya pacar" jawab Iris kekeh.

"Kenapa kamu inget mereka? Kenapa kamu ga inget aku hei?" tanya Rain sambil berusaha menahan air matanya.

"Kamu siapa sih? Jangan pegang-pegang aku deh" ucap Iris melepaskan genggaman Rain.

"Aku mohon jangan kaya gini" ucap Rain sambil memeluk Iris. Sebisa mungkin Rain menahan air matanya, sedangkan Iris menahan senyum dibalik senyuman Rain.

"Sialan ngakak aku" ucap Zidan tertawa terbahak-bahak.

Merasa ada yang tidak beres Rain pun segera melihat kearah Iris, ternyata Iris sedang tersenyum kearahnya.

"Ini ada apa?" tanya Rain emosi.

"Aku disuruh Zidan sumpah, katanya buat balas dendam" jawab Iris dengan cengirannya sambil menggaruk tengkuknya karna merasa tidak enak dengan Rain.

"Sialan" Rain merubah ekspresi wajahnya menjadi datar "Kamu pikir lucu kaya gini hah" bentak Rain emosi.

"Hehh gagang pacul, ini belum seberapa ya dibandingkan perlakuan kamu sama Iris beberapa hari lalu" jawab Zidan tersulut emosi.

Mendengar itu Rain mencoba mengontrol emosinya, memang perlakuan Rain saat itu belum seberapa dari pada ini. Tapi tetap saja ini keterlaluan, dia menunggu gadisnya sadar, saat sadar bukannya segera mengabarinya malah dia dikerjai.

"Aku minta maaf ya" cicit Iris.

"Engga, kamu ga salah. Seharusnya aku yang minta maaf"

"Tapi tetep aja aku salah udah bikin kamu khawatir"

"Ini belum seberapa dengan perlakuan aku hari itu, aku minta maaf ya sama kamu dan aku janji ga akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Aku minta maaf untuk semua perlakuan buruk aku dan sikap aku" ucap Rain lembut.

"Aku maafin ko" ucap Iris sambil tersenyum. Lalu Rain pun segera memeluk gadisnya untuk mengobati rindunya.

"Ekhem, dunia serasa milik berdua yang lain numpang hidup"

"Sirik aja kamu" jawab Rain tajam.

"Eh ko aku penasaran ya, sebenernya kamu sama si medusa itu ada hubungan apa sih?" tanya Zia. Dan diangguki semuanya termasuk Iris. Lalu Rain pun menatap mata Iris.

"Dia sebenernya mantan pacarnya kakak aku" jawab Rain pelan sambil menutup mata.

"Aku jelasin semuanya ya" ucap Rain kembali menatap mata Iris dalam, dan diangguki Iris sambil tersenyum manis.

"Lyna itu mantan pacarnya kakak aku" ucap Rain pelan sambil menutup matanya.

"H-hahh mantan kakak kamu?" tanya Iris.

"Dia udah meninggal" jawab Rain lirih. Iris sudah tidak terkejut mengenai fakta itu, karna memang Rain sudah pernah menjelaskannya.

"Hahh meninggal? Beo mereka semua, dan dijawab anggukan oleh Rain.

"Kalian inget, kalian pernah cerita kan tentang anak kelas 12 yang meninggal pas kita kelas 1" tanya Rain, dan dijawab anggukan oleh mereka semua.

"Tunggu, jangan bilang itu kakak kamu?" tanya Iris dan diangguki Rain. Memang hari itu Rain pernah menceritakan mengenai kakaknya namun Iris tidak tau, jika kakak Rain bersekolah ditempat yang sama dengan mereka.

"Jadi dia kakak kamu?" tanya Gio memastikan dan diangguki oleh Rain.

"Iya, dia kakak aku satu-satunya. Namanya Bara Nathanil" jawab Rain.

"Ko bisa dia pacaran sama Lyna?" tanya Zidan.

"Entah, aku juga gatau. Intinya kakak aku meninggal gara-gara perempuan sialan itu" jawab Rain.

Mereka semua fokus mendengarkan semua cerita Rain. "Kakak aku ga ada niatan sama sekali main-main sama hubungan mereka" ucap Rain.

"Aku sayang sama kakak aku karena dia selalu bisa ngertiin aku dan selalu ada buat aku, aku dari SD selalu jadi korban bully sampe akhirnya menjelang masuk SMP kakak aku yang ngerubah aku dan ngajarin aku cara bela diri dia juga bilang sama aku harus berani. Dan akhirnya aku bisa berubah dan jadi Rain pemberani, mangkanya aku sayang sama dia" Rain terus bercerita, seakan mengerti dengan kesedihan kekasihnya Iris berinisiatif mengelus tangan Rain.

"Dia meninggal karena kecelakaan" Rain menghembuskan nafasnya.