Chereads / DIA GADIS POLOSKU / Chapter 23 - Kamu Pikir Aja Sendiri!

Chapter 23 - Kamu Pikir Aja Sendiri!

Rain memutuskan untuk pergi ketaman belakang sekolahnya. Saat sampai dikoridor dia tidak sengaja berpapasan dengan Iris. Memang niatnya Iris ingin pergi ketoilet.

"Eummm Rain" tanya Iris ragu.

"Hmm" jawab Rain dingin sambil menaikkan sebelah alisnya, tanda bertanya.

Ada apa ini? Kemana Rainnya? Kenapa Rain berubah? Tidak ada lagi senyum manisnya, tidak ada lagi tatapan penuh kasih sayangnya, tidak ada lagi perlakuan hangatnya dan tidak ada lagi ucapan lembutnya.

Yang ada hanya Rain yang dingin dan cuek, dia kembali lagi kepada sikap aslinya sebelum berpacaran dengan Iris.

"Kamu kenapa?" tanya Iris bergetar, sekuat tenaga dia menahan tangisannya dan matanya sudah berkaca-kaca.

"Kamu nanya aku kenapa?" tanya Rain tajam, tetap kekeh dengan pendiriannya yang tidak akan goyah melihat mata Iris. Dibalas anggukan kepala oleh Iris.

"Seharunya aku yang nanya sama kamu, kamu yang kenapa?" lanjutnya dingin dan menusuk.

Ah, dan jangan lupakan dia sudah merubah panggilannya dari yang tadinya aku-kamu kini menjadi kamu-aku. Iris ingin menangis saja rasanya.

Padahal Iris rela menurunkan egonya dan menanyakan kepada Rain terlebih dahulu. Namun apa yang dia dapat? Bukan ini yang dia mau. Dia tidak bisa seperti ini. Dia sudah terbiasa bermanja-manjaan dengan Rain, namun yang ia dapat malah seperti ini. Rainnya benar-benar berubah.

"Kalo aku ada hiks salah sama kamu, aku minta maaf hiks" begitulah Iris, dia hanyalah gadis biasa yang akan menangis jika sudah lelah dengan kepura-puraannya. Dia hanya gadis lemah yang mudah menangis.

Well, bahkan dia meminta maaf terlebih dahulu yang bahkan dia sendiri tidak tau kesalahannya apa. Seharusnya Rain yang meminta maaf karna sudah jelas bukan kesalahan apa yang Rain sudah perbuat?.

"Kamu fikir aja sendiri" jawab Rain, lalu pergi meninggalkan Iris yang sudah terisak.

"Hikss bahkan aku gatau salah aku apa" monolog Iris sambil menangis melihat kepergian Rain.

***

"Ck arghhhh sial, aku kenapa sih" ucap Rain sambil mengacak rambutnya, saat telah sampai ketaman belakang.

Nalurinya berkata ini kesalahan Iris, namun hatinya berkata lain. Seperti ada yang sengaja mengadu dombanya, ingin menghancurkan hubungannya dengan Iris.

Sebenarnya Rain tidak tega melihat gadisnya menangis seperti tadi. Ah, bahkan masih pantasnya ia menyebut Iris gadisnya? Setelah kelakuannya kemarin, yang menyakiti hati Iris itu. Iya, dia baru menyadarinya. Kenapa dia begitu jahat meninggalkan kekasihnya itu. Bodoh memang.

"Aku harus nyelidikin ini" gumamnya.

Sedangkan Iris, dia memilih kembali lagi kekelasnya dan menemui Satya.

"Satya hikss" ucap Iris tiba-tiba memeluk Satya sambil menangis, awalnya Satya terkejut. Namun saat melihat Iris menangis dia faham pasti ini menyangkut Rain.

"Hei kenapa hmm?" tanya Satya sambil mengelus rambut Iris.

"Rain berubahh Satya, dia bukan Rainnya Iris" adunya

"Coba cerita yang bener" jawab Satya lembut.

Lalu Iris menyeritakan semuanya kepada Satya, Satya pun menyimak semua yang Iris ceritakan.

"Mungkin dia lagi emosi aja ya percaya sama aku, aku yakin kalo nanti saatnya udah tiba kalian pasti bakalan baikan. Semua masalah kalian pasti bakalan selesai, cuma ga sekarang aja Iris. Semuanya butuh waktu, percaya sama aku ya" ucap Satya sambil tersenyum meyakinkan.

Satya lebih memilih untuk mengucapkan kalimat untuk menenangkan Iris dan mencoba meyakinkan Iris bahwa semuanya pasti akan baik-baik saja. Satya benar-benar memantapkan hatinya untuk mengikhlaskan Iris, dia lebih memilih menjadi sahabat sekaligus sandaran saat Iris sedih seperti ini.

Satya tidak akan memaksa dan menyuruh Iris untuk berusaha melupakan Rain. Tidak akan pernah bisa, lagi pula hati Iris sudah sepenuhnya diisi oleh Rain.

"T-tapi dia jahat Satya" ucap Iris sesenggukan.

"Suttt udah ya, jangan nangis lagi masa bidadari cantik nangis sih. Jelek tuh jadinya kaya valak ih serem"

"Masa sih?" ucap Iris polos sambil terkejut.

"Mangkanya jangan nangis nanti ga cantik lagi loh" ucapnya pura-pura sedih. Satya sudah hafal betul Iris akan berubah jadi childish jika dia sedang menangis ataupun sedih.

"Masa sih, ah tetep cantik ko" ucap Iris saat melihat pantulan dirinya dikaca. Satya hanya terkekeh.

***

"Yang" panggil Gio kepada Zia.

"Hmmm" jawab Zia sekenanya, karna dia sedang makan dikantin.

"Kalo aku kaya Rain gitu ya, sama cewe lain. Kira-kira itu sahabat apa cuma temen ya"

"Kamu kalo aku tembak, mati apa cuma ga nafas" jawab Zia sengit.

"Buahahaha" Zidan menyemburkan tawanya mendengar jawaban Zia.

"Becanda yang yaelah, kaya psikopat aja" Gio bergidik.

"Aku rasanya mau nyomblangin Iris sama Satya aja deh" ucap Zidan mengganti topik, sambil memandang kearah lain. Sontak mereka semua mengalihkan pandangannya.

Disana terlihat Iris yang tertawa riang bersama Satya dikantin, memang tadi Iris yang meminta kepada Satya untuk pergi kekantin dengan alasan makanannya masih kurang dan dia lapar. Satya hanya tertawa saja mendengar permintaan Satya, dia tidak menyangka ternyata badan Iris yang kecil memiliki porsi makan yang banyak.

"Dia keliatan bahagia banget ya sama Satya" tambah Zia.

"Iris tuh udah aku anggap kaya adik aku sendiri, aku gamau liat dia sedih kaya kemaren" jawab Zidan.

"Aku juga ga tega aja gitu, cewe selugu Iris harus sakit hati"

"Aku curiga" ucap Zidan misterius, yang mengundang tatapan penasaran mereka semua.

"Apa jangan-jangan si Rain kena pelet itu wewe gombal kali ya" lanjutnya.

"Bego, kamu hidup dizaman apasi anjing. Masih percaya aja sama begituan, kebanyakan gaul sama emak-emak sih kamu" ucap Gio.

"Yakan siapa tau aja, antisipasi sih aku Bunda. Siapa tau beneran diguna-guna tuh si Rain" jawab Zidan tak mau kalah.

"Diem ga, aku tendang juga kamu" ucap Keyra emosi.

"Awww mau dong ditendang" jawab Zidan ngaur sambil tertawa, Keyra hanya mendelikkan matanya.

Sedangkan ditempat lain.

"Kamu masih laper?" tanya Satya sambil tertawa.

"Iyaaa" jawab Iris sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ya ampun, makanan yang tadi aku kasih belum cukup?"

"Kan tadi abis nangis, jadi otomatis energinya keluar lagi" jawab Iris lucu.

"Yaudah tunggu sini ya, aku beliin dulu" ucap Satya sambil mengelus kepala Iris.

"Hehe makasih Satya"

Sudah 3 hari Rain masih mendiami Iris, sejak saat itu pula mereka berdua menjadi lost contact. Tidak berkabar atau bertemu sama sekali, bahkan saat disekolah pun Iris tidak sama sekali melihat Rain. Huh, Rain benar-benar berubah dan menjauhinya sekarang ini. Hal itu membuatnya jadi pusing karena terus saja memikirkan hubungan mereka.

Dia tidak tau kelanjutan hubungannya bagaimana, bahkan Rain tak memutuskan hubungannya. Dia membiarkan semuanya menggantung tanpa kejelasan. Iya tanpa kejelasan, mau dibilang pacaran tapi udah lost contact 3 hari, mau dibilang putus juga Rain belum memutuskan hubungannya.