Chereads / DIA GADIS POLOSKU / Chapter 21 - Kambing Hitam

Chapter 21 - Kambing Hitam

Setelah sampai diparkiran, Iris dikejutkan dengan pemandangan yang membuat hatinya sakit. Disana Rain berada diatas motornya dengan Lyna yang berada dibelakangnya, tak hanya sampai disitu, dengan mudahnya tangan Lyna melingkar diperut Rain. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan area sekolah, tanpa memperdulikan Iris sama sekali. Tak terasa setetes air mata jatuh kepipi Iris lalu buru-buru dia menghapusnya.

"Iris" panggil Zia meyakinkan sambil menyentuh pundak Iris.

"Aku gapapa ko, aku pulang duluan ya" ucap Iris sambil tersenyum meyankinkan mereka semua, lalu dia pun pergi meninggalkan area sekolah.

Setelah Iris pergi meninggalkan area sekolah, mereka semua hanya bisa prihatin melihat keadaan Iris.

"Ko bisa ya si Rain sejahat itu" ucap Keyra kesal.

"Iya anjirr, bisa-bisanya dia sebrengsek itu" timpal Zia geram.

"Ga nyangka Aku sama dia" tambah Zidan.

"Kasian Iris, Aku juga cewe. Gue tau apa yang dia rasain" ucap Zia prihatin.

Lalu mereka semua segera pergi meninggalkan area sekolah yang sudah sepi itu.

Sedangkan dilain tempat, ternyata Iris belum pulang kerumahnya. Dia sengaja singgah disebuah taman dekat komplek perumahannya.

Entah kebetulan atau memang sudah takdirnya Satya melihat Iris tengah duduk sambil menghapus air matanya.

"Iris?" tanya Satya memastikan.

"E-ehh Satya? Ko bisa ada disini sih hehe"

"Harusnya Aku yang nanya sama kamu, ko kamu bisa ada disini, sendirian lagi. Rain mana? Kamu ga dianterin sama dia?" tanya Satya bertubi-tubi.

"Hehe sabar dong, satu-satu dulu nanyanya" ucap Iris tertawa.

"Kamu kenapa nangis?" tanya Satya

"Nangis? Mana ada aku nangis, tadi kelilipan aja ko" bantah Iris sambil tersenyum

"Kamu ga bisa bohong sama Aku, apa ini karna Rain?" ucapan Satya mampu membungkan Iris. Dia diam.

"Tadi Aku ga sengaja liat dia sama cewe, siapa dia?"

"Hikss...hiksss"

"Loh ko nangis sih, tuh kan bener dugaan Aku"

"Ga-Rain jahat sama aku Satyan" adunya sambil menangis tersedu-sedu

"Udah ya jangan nangis, Aku ga bisa liat kamu kaya gini" ucap Satya menenangkan, lalu menarik Iris kedalam pelukannya. Tangis Iris pecah didalam pelukan Satya. Hatinya sakit melihat kekasihnya pergi dengan perempuan lain sampai tak mengabarinya dan mengingkari janjinya.

Cekrek, yes berhasil. Batin seseorang menyeringai. Mereka berdua tak sadar sedari tadi ada seseorang yang mengintai mereka berdua.

"Apa aku ada salah sama dia, sampe-sampe dia jahat sama aku Satyan"

"Suttt udah ya" ucap Satya lembut sambil mengusap rambut Iris.

"Kamu ga pantes nangisin cowo brengsek kaya dia" lanjutnya emosi.

"Satyan makasih ya" ucap Iris sambil menghapus air matanya.

"Makasih buat apa?"

"Kamu udah temenin aku sama peluk aku"

"Haha iya santai aja, kamu seneng Aku juga ikutan seneng ko, dan kalo kamu nangis rasanya tuh sakit banget bagi Aku"

"Kamu baik Satya, kamu ganteng pokoknya kamu the best deh. Kenapa kamu ga nyari cewe lain aja Satyann?"

"Ga semudah itu Iris" ucap Satya sambil menatap mata Iris dalam.

"Ehh ko kamu agak kurusan sih, muka kamu juga pucet. Sebenernya kamu sakit apa Satya? Udah 2 minggu ini juga kamu ga masuk kesekolah" ucap Iris sadar dengan perubahan fisik Satya, bahkan wajahnya lebih pucat dari saat mereka terakhir bertemu.

"Gue gapapa ko, cuma kecapean aja mungkin" ucap Satya seperti menahan sakit. Gue mohon jangan dihadapan dia, Aku gamau dia tau. Batin Satya.

"Kamu kenapa megang perut kamu terus" khawatir Iris.

"Cuma maagh biasa aja ko, kamu mau pulang? Mau Aku anterin?" tawar Satya mengalihkan pembicaraan.

"Gapapa deh aku pulang sendiri aja, kamu hati-hati ya, jangan lupa makan sama minum obat. Dahhh Satya" Iris pergi sambil memberikan senyum manis kepada Satya dan melambaikan tangannya. Yang dibalas senyum manis Satya juga.

"Gue takut saat Aku pergi Aku belum bisa bikin kamu tersenyum dan menyelesaikan semua masalah kamu, dan Aku takut ga bisa liat senyum manis kamu untuk terakhir kalinya" batin Satya sambil tersenyum sendu.

Iris adalah perempuan pertama yang berhasil membuatnya jatuh cinta, padahal diluaran sana banyak yang ingin menjadi kekasih Satya. Namun sampai saat ini dia tidak bisa membuka hatinya untuk orang lain, rasanya sulit. Hatinya sepenuhnya sudah diisi oleh Iris.

Namun sayang, saat dia jatuh cinta. Cinta itu salah. Seharusnya dia tidak cinta kepada Iris yang sudah jelas-jelas memiliki kekasih. Mau sekeras apapun dia berusaha jika memang Iris tidak ditakdirkan untuknya dia bisa apa? Lagi pula hati Iris juga sudah sepenuhnya milik Rain.

Satya hanya akan menghibur dan menemani Iris saat gadis itu sedang sedih, seperti sekarang ini. Baginya melindungi dan membuat Iris bahagia sudah cukup, setidaknya meskipun tidak bisa bersama, dia masih bisa melindungi dan menghibur gadis itu saat dia terpuruk.

***

Iris telah sampai dirumahnya, dia merenung. Apa kesalahan yang ia telah perbuat sampai membuat Rainnya berubah. Bahkan sampai saat ini Rain belum memberinya kabar sama sekali, bahkan menanyakan bagaimana keadaannya pun tidak.

"Hikss...apa Iris nakal sama Rain" sakit, rasanya sangat sakit melihat kekasih kita sendiri jalan dengan perempuan lain apalagi itu didepan matanya sendiri, bahkan sampai dia melupakan janjinya.

Saat sedang menangis tiba-tiba notifikasi ponselnya mengalihkan dia. Ting.

+62858×××××

Send a picture.

Deg. Tiba-tiba nomor asing mengirimkannya sebuah foto yang berisi Rain kekasihnya dengan, Lyna?

Terlihat mereka berdua tengah makan disebuah cafe, pantas saja Rain tidak mengabarinya bahkan khawatir kepadanya, ternyata dia sedang makan bersama perempuan asing yang tiba-tiba datang dalam hubungannya dan merebut Rainnya. Bohong, jika Iris mengatakan dia baik-baik saja nyatanya hatinya hancur.

Dia lebih memilih tidur dan mengabaikan pesan itu, sudah cukup untuk hari ini. Hatinya sakit dan jiwanya lelah terus menangis seharian. Dia butuh istirahat.

***

Saat akan memasuki alam mimpinya, Rain terusik dengan bunyi notifikasi ponselnya.

"Ck siapa sih malem-malem, Aku mau tidur juga"

Saat melihat ponselnya, ternyata sebuah nomor asing mengirimi nya foto. Dahinya mengernyit. Nomor siapa ini? Karna penasaran akhirnya dia membuka pesan itu.

Tangannya terkepal kuat, rahangnya mengeras dan tatapannya menajam. Disana terlihat disebuah taman, Iris sedang berpelukan dengan Satya.

"Bangsat" umpatnya "Aku lupa jemput kamu aja, kamu udah berduaan sama cowo lain. Murahan"

Ingatkah kalian pas Satya sama Iris pelukan tadi, nah fotonya dikirim ke Rain sama orang itu.

Mereka berdua tidak sadar jika mereka diadu domba oleh seseorang untuk merusak hubungan mereka. Bukannya menyelesaikan, mereka berdua malah memilih diam dan bungkam.

Iris dengan kebungkamannya dan memilih pasrah, sedangkan Rain yang emosi dan memilih diam. Ya, keduanya sama-sama salah. Bukannya menanyakan kepada satu sama lain, mereka malah memilih diam. Tanpa ada mau yang mengalah.