"Rain, kenapa kamu diem aja sih" ucap Lyna sekali lagi sambil memperlihatkan senyum manisnya, membuat semua orang terpesona akan senyum itu. Tapi tidak berlaku kepada Rain, cihh mereka gatau aja aslinya kaya gimana. Bantin Rain.
"DIEM!" bentak Rain tajam.
Bentakan Rain membuat seluruh penghuni kantin menjadi diam, menyaksikan apa yang akan terjadi selanjutnya.
"K-kamu ko gitu sih" ucap Lyna bergetar sambil menyentuh lengan Rain.
"Lepasin tangan kamu" ucap Rain dingin dan terkesan tajam.
Berani-beraninya dia pegang tangan Rain
Cihh urat malunya putus
Anak baru so-soan deketin Rain
Cantik-cantik murahan
Lyna diam, pura-pura tidak mendengarkan berbagai cibiran pedas mengenai dirinya. Dia tidak peduli yang penting dia bisa mendekati Rain.
"Kamu lupa kalo aku-"
"PERGII!" Rain membentak Lyna dan menyentak tangan Lyna kasar, dan memotong ucapan Lyna. Karna Rain tau apa yang akan Lyna katakan selanjutnya.
"Kamu ga denger apa yang Rain bilang hahh? Apa pura-pura tuli kamu" tambah Keyra tajam, jujur dia jadi tambah tidak suka dengan Lyna.
Lalu Lyna pergi meninggalkan area kantin, dan memilih tetap mengabaikan ucapan-ucapan mereka. Bagi dia mendapatkan Rain jauh lebih penting dari pada cibiran mereka.
Setelah Lyna pergi, Rain pun menatap kekasihnya. Jujur saat Lyna mulai mendekatinya dia tidak memperhatikan bagaimana reaksi Iris, karna bagi Rain menjauhkan perempuan jahat itu lebih penting.
Iris diam, dia tidak dapat mencerna kejadian yang barusan terjadi didepan matanya. Dia hanya bisa diam dan menyaksikan semuanya. Namun jauh dilubuk hatinya banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya. Siapa Lyna? Kenapa dia bisa mengenal kekasihnya? Apa hubungan mereka. Lagi-lagi dia hanya bisa diam dan melamunkan itu semua.
"Sayangg heiii" ucap Rain sambil mengguncangkan kedua bahu Iris.
"H-hahh?" Iris terkejut saat Rain mengguncangkan bahunya, ternyata Lyna sudah pergi.
"Kenapaa hmmm?" bodohnya Rain masih bertanya seperti itu, yang jelas-jelas dia sendiri tau jawabannya. Itu semua karna perempuan sialan itu.
"E-ehh engga"
"Sini" Rain merentangkan kedua tangannya yang langsung disambar oleh Iris, dia masuk kedalam pelukan Rain.
"Heiii tatap mata aku" perintah Rain yang langsung dituruti Iris.
"Percaya sama aku, aku sama dia ga ada hubungan apa-apa. Kamu perempuan satu-satunya yang berhasil masuk kedalam hidup dan hati aku, ga ada yang bisa gantiin kamu sampai kapanpun. Kamu perempuan pertama dan terakhir yang ada dihidup aku percaya sama aku, ada 1 hal yang perlu kamu tau, tapi engga sekarang. Suatu saat nanti aku janji bakalan cerita sama kamu yaa" ucap Rain meyakinkan sambil menatap teduh mata Iris.
"Iya aku percaya"
"Janji sama aku jangan pernah percaya apapun yang mereka katakan tentang aku, kecuali aku sendiri yang cerita yaa"
"Iyaa sayanggg" ucap Iris tersenyum, lalu Rain pun tersenyum lega karna bisa meyakinkan Iris.
"Ehemm" deheman seseorang menghancurkan acara romantis mereka.
Shit. Rain lupa jika dia masih berada dikantin, sial karna terbawa suasana dia jadi melupakan masih berada dimana.
"Pacaran terosssss, romantis-romantisan terosss" sindir Zidan. Dan kalian tau siapa yang berdehem? Dia Zidan.
"Eh hehe lupa masih dikantin ya" Iris menatap sekitar dan tersenyum kikuk. Ternyata mereka berdua sudah jadi tontonan dikantin.
Huwaaa Rain sweet bangettt
Emakk mau punya pacar kaya Rain
Ya allah kapan kejombloan ini berakhir
Hamba irii hamba bilangg
"Ishh Rain maluuu" adu Iris.
"Biarin aja" balas Rain sambil terkekeh, dia gemas dengan kelakuan kekasihnya.
"Dia siapa sih?" tanya Gio penasaran.
"Dia anak baru dikelas kita, namanya Lynaa Anastasya" ucap Zia menjelaskan.
"Tapi ko kelakuan dia seakan udah kenal lama sama kamu, kamu ada masa lalu apa sama dia?" tanya Gio serius.
Tetapi Rain hanya bisa diam. Tidak, dia tidak bisa menjelaskan semuanya sekarang.
"Budeg kamu" sarkas Gio tajam, yang dibalas tatapan tajam Rain.
"Hehh udah, ko malah jadi begini sih kalian berdua. Emang ye ulah medusa tuh, cantik-cantik kelakuan dajal. Awalnya Aku terpesona sama dia, tapi kalo tau kelakuannya kaya gitu mah ogah Aku sama dia" gerutu Zidan.
"Cih kaya dia mau aja sama kamu" timpal Keyra.
"Neng Keyrayang diem ajaa ya" ucap Zidan pura-pura lembut. Yang hanya dibalas delikan mata oleh Keyra.
"Gue tadi ga sengaja denger guru-guru ngomongin masalah 2 tahun lalu. Katanya mereka sangat menyayangkan kematian murid paling pinter disekolah ini, katanya dia selalu dapet juara 1 olimpiade, yang bikin sekolah ini selalu bangga sama dia. Mangkanya guru-guru sayang sama dia, tapi Aku ga denger jelas sianak itu meninggal karna apa tapi yang pasti dia cowo" ucap Keyra menjelaskan.
Deg. Seketika tubuh Rain menegang setelah mendengar ucapan Keyra, tapi sebisa mungkin dia menutupi keterkejutan itu dan kembali memasang raut wajah datar seperti biasa.
"Hahh 2 tahun lalu? Berarti pas kita kelas 10 ya" tanya Zia, yang dibalas anggukan oleh Keyra.
"Pas kapan?" tanya Iris kepada Keyra.
"Pas jam pelajaran kedua tadi, pas Aku ketoilet"
"Aku baru tau, kalo kakak kelas kita pernah ada yang meninggal. Sayang banget ya padahal dia pinter, tapi takdir berkata lain" ucap Iris.
"Udah, mending kita lanjut makan aja. Takut keburu masuk" ucap Iris menyudahi semuanya.
***
Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas mereka. Rain awalnya ingin menjemput kekasihnya, namun yang menghampirinya malah Lyna. Iris tidak ada disana. Saat akan pergi suara seorang perempuan memanggilnya.
"Rain..." panggil Lyna.
Namun Rain hanya diam, tidak menoleh sama sekali. Dia tidak peduli dengan perempuan itu.
"Rain, aku boleh ikut kamu? Aku mau ketemu dia" mohon Lyna "Anterin aku kesana ya" pintanya lagi.
Rain terdiam, ia jadi teringat ucapan dia. Seburuk apapun wanita disampingnya ini, dia disuruh menjaga wanita ini.
"Oke fine, kali ini aja. Awas kalo sampe kamu ganggu hidup Aku lagi" ucap Rain. Dan dibalas seringai oleh Lyna. Yes berhasil.
Lalu Rain pun pergi diikuti oleh Lyna yang berjalan disampingnya. Ya, mereka berjalan berdampingan.
Rain melupakan satu hal dia sudah berjanji akan menjemput Iris. Awalnya mereka akan pulang bersama, namun saat Rain sampai didepan kelas kekasihnya itu, Iris tidak ada karna dia harus pergi ketoilet sebentar.
"Loh Rain ko belum sampe ya" ucap Iris.
"Eh Iris, nungguin siapa?" tanya Zia. Dia datang bersama kekasihnya. Lalu tak lama setelah itu, Zidan dan Keyra pun datang.
"Aku nungguin Rain, dia udah bilang katanya mau pulang bareng"
"Rain bukannya dari tadi udah keluar kelas ya, seharusnya dia udah sampe sini" ucap Gio.
"Ya udah, mending kamu bareng kita aja keparkiran dulu" ucap Keyra.
"Iya, biar nanti Aku kasih tau dia, suruh keparkiran aja. Lagian disini udah ga ada orang, bahaya kalo sendiri disini" ucap Zidan
"Hmmm iya deh ayo"
Setelah sampai diparkiran, Iris dikejutkan dengan pemandangan yang membuat hatinya sakit. Disana Rain berada diatas motornya dengan Lyna yang berada dibelakangnya, tak hanya sampai disitu, dengan mudahnya tangan Lyna melingkar diperut Rain. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan area sekolah, tanpa memperdulikan Iris sama sekali. Tak terasa setetes air mata jatuh kepipi Iris lalu buru-buru dia menghapusnya.
"Iris" panggil Zia meyakinkan sambil menyentuh pundak Iris.
"Aku gapapa ko, aku pulang duluan ya" ucap Iris sambil tersenyum meyankinkan mereka semua, lalu dia pun pergi meninggalkan area sekolah.