Saat sedang menikmati perjalanannya Iris dibuat terkejut oleh Rain. Karna dia ternyata membawa Rain kearea pemakaman atau bisa juga disebut dengan tempat pemakaman umum yang lumayan elit didaerahnya. Iris mengernyitkan dahinya untuk apa Rain membawanya kesini? Dan makam siapa yang akan Rain kunjungi?.
Karna Iris terlalu hanyut dalam pemikirannya dia tidak sadar ternyata Rain sudah menghentikan sepeda motornya.
"Mikirin apa hmmm?" Tanya Rain sambil mengelus tangan Iris yang melingkar diperutnya.
"Eh udah berhenti?" Kaget Iris
Rain terkekeh dengan keterkejutan kekasihnya itu "Dari 10 menit yang lalu loh" Ucap Rain tersenyum.
"Ko kamu ga ngasih tau aku"
"Kan kamu ngelamun sayang" Ucap Rain dengan masih tersenyum "Yu turun" Ajaknya.
Iris mengikuti langkah Rain tanpa banyak bertanya, toh nanti juga Rain pasti akan menjelaskan kepadanya bukan. Sebelumnya Rain mampir dulu ketoko bunga yang ada di TPU tersebut.
"Yu" Ajak Rain sambil menggandeng tangan Iris.
Lalu dia pun berhenti disalah satu gundukan tanah.
Gavin Nathanil
Bin
Fadil Abraham
Lahir : Jakarta, 30 April 2001
Wafat : Jakarta, 18 Februari 2019
Gavin Nathanil? Ucap Iris membaca nama yang ada dibatu nisan tersebut. Siapa itu? Ada hubungan apa dia dengan Rain? Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ada dibenak Iris namun dia tetap memilih bungkam tanpa bertanya kepada Rain. Akhirnya dia hanya bisa mengikuti yang Rain lakukan yaitu berjongkok didepan makam tersebut.
"Aku kangen" Lirih Rain sambil mengusap batu nisan itu
"Andai kamu masih ada disamping aku"
"Kenapa kamu pergi?" Ucap Rain terus menerus sambil meneteskan air mata.
"Banyak hal yang mau aku ceritain sama kamu" Ucapnya. Dia pun ingat dia tidak sendiri, disini masih ada Iris bersamanya.
"Cengeng banget ya aku" Ucap Rain sambil melihat ke arah makam tersebut lalu diapun terkekeh "Kenalin ini pacar aku, cantik kan? Namanya Iris"
Iris yang mendengar hanya bisa tersenyum saja karna sejujurnya diapun bingung harus bagaimana, terlalu banyak pertanyaan yang menerka - nerka didalam benaknya.
"Aku pamit dulu, nanti aku kesini lagi" Ucap Rain.
Lalu mereka berdua pun membacakan do'a setelah itu menabur bunga diatas makam tersebut, lalu Rain pun berdiri refleks Iris pun ikut berdiri. Akhirnya mereka pun meninggalkan area itu dan berjalan menuju parkiran.
"Penasaran ya dia siapa?" Tanya Rain terkekeh
"Hehe iya tapi aku nunggu kamu cerita aja sama aku" Ucap Iris tersenyum
"Dia kakak kandung aku"
Deg
"Kakak?" Beo Iris
"Ikut aku kerumah ya" Ajak Rain. "Nanti aku jelasin semuanya kekamu"
"Hmm yaudah deh ayo"
"Aku udah bilang ko sama Bunda kamu, dan kata Bunda kamu boleh tapi jangan terlalu malem" Ucap Rain menjelaskan
"Emmm yaudah deh ayo"
Lalu mereka berdua pun menaiki sepeda motor Rain dan pergi meninggalkan TPU tersebut.
Dalam perjalanan menuju rumah Rain keduanya sama - sama bungkam. Rain masih dilanda kesedihan setelah mengunjungi makam kakaknya itu. Sedangkan Iris lagi - lagi dia terhanyut dalam pemikirannya. Banyak sekali pertanyaan yang singgah didalam benaknya, kenapa hari ini Rain banyak membuat dia terus befikir. Dan kenapa kakak kandung Rain bisa sampai meninggal? Apa yang terjadi sebenarnya? Dan dia pun baru mengetahui fakta jika Rain mempunyai kakak kandung, Iris kira Rain anak tunggal sepertinya. Apa sebenarnya hal yang Rain sembunyikan darinya? Fakta apa lagi yang akan Iris ketahui nantinya? Rain terlalu tertutup dengan masa lalunya sampai - sampai Iris pun tidak mengetahui hal itu. Apakah foto kedua anak kecil dirumah Rain hari itu hari dimana bunda Rain bercerita kepadanya dengan raut wajah yang seperti kehilangan itu adalah Gavin? Entahlah Iris pun bingung.
***
Setelah menempuh perjalanan dari TPU tadi kini mereka berdua telah sampai dirumah Rain.
"Ko sepi?" Tanya Iris heran
"Bunda sama ayah lagi ada urusan keluar kota" Jelas Rain
"Oh gitu ya"
Lalu Rain pun membuka pintu dan mereka berdua pun berjalan menuju ruang tamu rumah Rain.
"Makan dulu yu, kamu belum makan kan" Ucap Rain
"Iya hehe, yaudah ayo"
Mereka berdua berjalan menuju ruang makan dimana sudah ada makanan yang sudah disediakan oleh asisten rumah tangga dirumah Rain.
"Bibi udah makan?" Tanya Rain kepada ART dirumahnya
"Udah ko den, silahkan ya dimakan neng" Ucapnya kepada Iris
"Iya bibi makasih" Ucap Iris tersenyum.
Memang dirumah Rain ada 4 pekerja. 1 asisten rumah tangga, 1 supir pribadi dan 2 security dirumahnya. Akhirnya mereka pun makan dengan hening tanpa ada yang berbicara.
Setelah selesai makan mereka berdua pun berjalan menuju ruang tamu lagi, karna Rain akan memberitahukan tentang kakak kandungnya itu kepada Iris.
"Sini duduk" Ajak Rain. Lalu dia pun memberikan sebuah album foto
"Itu aku sama gavin" Ucap Rain memberitahukan kepada Iris. Disana terlihat ada 2 orang anak laki - laki yang sedang memakai seragam putih biru.
"Itu juga kamu sama kakak kamu kan?" Tanya Iris sambil menunjuk objek dilemari yang dia maksud.
"Iya, itu aku sama dia pas masih kecil"
"Kamu dengerin cerita aku ya, aku yakin kamu bingung kan" Ucap Rain terkekeh
"Hehe iya aku dengerin ko" Ucap Iris sambil mengelus tangan Rain yang ada digenggamannya.
"Dulu pas masih smp sebenernya aku sering dibully temen - temen aku aku lemah aku engga sekuat sekarang" Ucap Rain memejamkan matanya sambil menerawang mengingat masa lalunya yang menyakitkan.
"Bang Gavin itu berarti buat aku" Ucap Gavin kepada Iris
"Iya aku ngerti ko perasaan kamu gimana" Ucap Iris sambil tersenyum "kamu hebat dan kamu kuat bisa membuktikan kemereka kalo kamu berani aku salut sama kamu"
"Itu semua berkat bang Gavin"
"Aku boleh tanya sama kamu?" Ucap Iris hati - hati
"Boleh ko"
"Penyebab bang Gavin meninggal karna apa?" Tanya Iris. Rain terdiam setelah mendengar pertanyaan Iris
"Kalo kamu ga mau cerita juga gapapa ko"
"No, aku gapapa kamu harus tau" Ucap Rain
"Dan hari itu juga penyebab aku ga percaya sama yang namanya cinta" Ucap Rain
"Aku ngerti pasti berat buat kamu kehilangan abang yang paling kamu sayang" Ucap Iris sambil menghapus air matanya
"Loh ko kamu nangis sih" Ucap Rain terkekeh
"Kan sedih ih denger cerita kamu" Ucap Iris sambil memukul lengan Rain
"Tapi itu semua jauh sebelum kamu datang dalam kehidupan aku, kamu tau hidup aku sebelumnya ibarat sebuah kertas kosong tanpa ada coretan apapun sebelumnya, tapi setelah kamu datang kamu memberi banyak warna, banyak goresan yang membentuk gambar indah dalam kertas itu. Hidup aku perlahan sudah tidak semenyedihkan dulu, dan itu karna hadirnya kamu" Ucap Rain sambil menatap manik mata Iris "Dan aku berharap kamu tetap setia menjaga kepercayaan yang aku kasih sama kamu"
"Aku janji akan selalu jaga kepercayaan kamu Rain"
"Aku percaya sama kamu" Ucap Rain tersenyum. Lalu mereka pun berpelukan saling menyalurkan rasa kasih sayang satu sama lain.
"Udah dong jangan nangis" Ucap Rain tertawa "Hidung kamu merah tuh, ada ingusnya lagi jorok banget ih" Ledeknya
"Ih kamu Bunda" Ucap Iris cemberut "Nih ingus nih" Ucap Iris memberikan hidungnya kepada Rain dan berakhir dengan mereka yang main kejar - kejaran.
Hari itu hari dimana Rain menghabiskan waktunya bersama Iris sambil membuka luka masa lalunya. Setelah itu dia pun mengantarkan Iris pulang ke rumahnya.