Jam pembelajaran pun telah selesai sekarang waktunya untuk pulang, Rain berniat menjemput Iris kekelasnya seperti tadi pagi dan dia pun berniat mengajak Iris untuk jalan - jalan setelah pulang sekolah. Sekarang dia sedang berada di depan kelas sang kekasih bersama dengan kedua sahabat dajjalnya yang selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Padahal bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu namun guru yang mengajar dikelas Iris belum juga keluar, Entah lah apa yang guru itu bahas hingga bel sudah berbunyi pun dia belum juga keluar.
"Anjir bambang itu guru ngapain si lama amat elah sebel aku" Nah kalian pasti tau kan siapa yang mendumel itu? Yap siapa lagi jika bukan Zidan.
"Berisik amat si lu kek ayam mau nelor aja" Timpal Gio
"Bisa diem ga" Ucap Rain dingin.
"Eheee peace bos abisnya pegel gua berdiri terus" Ucap Zidan sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya
Setelah 5 menit kemudian akhirnya guru yang mengajar pun keluar dari kelas Iris. Lalu Iris pun menemui Rain bersama kedua sahabatnya
"Eh neng Keyra makin cantik aja neng" Goda Zidan
"Apasi ga jelas banget ih" Ucap Keyra jutek
"Ebuset jutek amat neng pms ya" Timpal Zidan
"Bisa diem ga" Ucap Keyra
"Yaelah jangan jutek - jutek dong neng abang makin cintah klepek - klepek nih sama neng" Ucap Zidan
"Klepek - klepek kaya cacing kepanasan ya za" Ucap Gio menahan tawa
"Apasi lu ngikut mulu Gio" Ucap Zidan dibalas delikan mata oleh Keyra.
"Maaf Rain kamu nunggu lama ya" Ucap Iris tak enak
"Gapapa ko" Ucapnya sambil tersenyum
"Pulang sama aku ya" Ucap Rain sambil mengelus kepala Iris.
"Yaudah ayo deh" Ucap Iris "Eh tapi kalian nanti pulang sama siapa" Tanya Iris kepada Keyra dan Zia
"Kita bisa naek angkot ko atau taksi gitu" Ucap Zia dibalas anggukan kepala oleh Keyra.
"Eh eh jangan ngadi - ngadi ya masih ada kita berdua ko" Ucap Zidan sambil menunjuk dirinya dan Gio "tenang aja jok belakang motor kita masih kosong ko sama seperti hati aku"
"Najis sadboy banget" Ucap Keyra
"Iya udah mending kalian sama mereka aja biar lebih aman juga kan" Ucap Iris meyakinkan
"Iya sama kita aja tenang si Zidan udah jinak ko" Ucap Gio
"Dih lawak kamu badut kamu kira aku peliharaan kamu apa pake acara jinak - jinakan segala" Ucap Zidan tak terima
"Kamu lebih dari itu malahan" Ucap Gio
"Sialan" Ucap Zidan sambil mendengus
"Jadi pulang" Tanya Rain dingin dengan tatapan tajamnya.
"E-eh jadi ko bos kuy lah balik singanya udah ngamok nih" Ucap Zidan takut - takut
"Buahaha muka lu za ngenes amat sialan buahaha" Ucap Gio sambil terbahak
"Udah kalian sama mereka aja" Ucap Rain datar
"E-ehh hehe iya deh" Ucap Zia terbata
"Yaudah ayo balik" Ucap Keyra
"Yaudah kita pulang duluan ya Rain Iris " Ucap Gio berpamitan
"Hmmm"
"Kamu serem banget si hihi" Ucap Iris setelah teman - temannya pergi
"Masa sih padahal biasa aja loh" Ucap Rain sambil terkekeh "Mereka aja yang berlebihan toh emang udah dari sananya gini"
"Iya tuh sampe Zidan aja ketakutan gitu"
"Udah deh biarin ayo kita jalan" Ajak Rain sambil menggandeng tangan Iris
Setelah keduanya menaiki motor Rain pun langsung tancap gas. Rencananya Rain akan mengajak Iris pergi ke mall untuk jalan - jalan.
"Kamu udah bilang belum sama orang tua kamu" Tanya Rain di sela perjalanan mereka.
"Udah ko tadi aku bilang ke Bunda" Ucap Iris
"Yaudah bagus deh kalo gitu"
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya mereka berdua pun sampai ke mall. Keduanya pun turun dari motor dan langsung masuk ke dalam mall.
"Mau makan dulu apa gimana" Tanya Rain
"Mau ice cream boleh" Tanya Iris sambil mengerjapkan matanya lucu
"Gemes banget si" Ucap Rain sambil mencubit kedua pipi Iris "Boleh dong tunggu di sini dulu ya"
Lalu Iris pun menunggu ditempat duduk sedangkan Rain sedang mengantri ditoko ice cream.
"Nih buat kamu" Ucap Rain menyodorkan ice cream rasa strawberry.
"Wahhh makasihh Rain" Ucap Iris sambil tersenyum manis
Lalu Iris pun memakan ice creamnya dengan lahap sedangkan Rain sibuk memperhatikan Iris yang sedang memakan ice cream. Rain sangat bersyukur mempunyai pacar seperti Iris biar Rain jelaskan secara jelas bagaimana fisik Iris. kulit putih mulus, hidung mancung, bibir tipis yang pink alami wajah cantik tanpa polesan make up apapun hanya bedak bayi dan sedikit lipbalm yang Iris gunakan. Kurang beruntung apa Rain memiliki kekasih seperti Iris. Iris definisi sempurna bagi Rain dia baik dari fisik maupun hatinya, dia lucu dan menggemaskan dengan segala tingkahnya beruntungnya Rain memilih Iris sebagai cinta pertamanya. Baik dari Iris maupun Rain keduanya sama - sama belum berpengalaman soal cinta mereka berdua belum pernah berpacaran sekalipun tapi jika keduanya bersatu mereka faham apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara membahagiakan keduanya. Rain yang dingin disandingkan dengan Iris yang ceria sungguh perpaduan yang sempurna bersama mereka menutupi kekurangannya dengan kelebihan masing - masing.
Merasa sedari tadi diperhatikan akhirnya Iris pun menoleh ke arah Rain. Ternyata Rain sedang memperhatikannya sambil melamun.
"Kamu kenapa" Tanya Iris penasaran
"Eh gapapa ko" Ucap Rain setelah kembali ke alam sadarnya
"Mau ga" Tawar Iris sambil menyodorkan ice cream miliknya
"Suapin ya" Ucap Rain sambil terkekeh
"Ko kamu jadi manja" Ucap Iris tertawa
"Gapapa manjanya sama pacar sendiri ko"
"Yaudah sini dong deketan susah aku nyuapinnya kalo jauh - jauh gitu" Ucap Iris sambil memanyunkan bibirnya
Setelah selesai memakan ice cream keduanya pun sepakat untuk pergi ke timezone untuk bermain. Mereka banyak sekali memainkan permainan sampai akhirnya mereka pun kelelahan.
"Istirahat dulu ya" Ucap Rain
"Iya aku juga cape hehe"
"Nih minum dulu" Ucap Rain sambil memberikan air mineral yang tadi sempat dia beli.
"Makasih Rain" Ucap Iris sambil nyengir memamerkan gigi putihnya "Rain Rain mauuu ituuu" Tunjuk Iris pada boneka panda kecil yang dipajang ditoko boneka sambil menarik - narik baju Rain karna posisinya Iris duduk dikursi dengan Rain yang berdiri di sampingnya
"Udah gede ko mainnya boneka ga ada ga ada" Ucap Rain pura - pura menolak karna dia ingin melihat bagaimana respon kekasihnya itu.
"Rain jahatttt" Ucap Iris sambil berkaca - kaca
"Biarin" Ucap Rain cuek
"Hiks hiks ga-Rain engga sayang Iris lagi ga-Rain jahat hiks" Ucap Iris sambil menangis terbata - bata
"Hahaha gemes bangett sii uluh uluh" Ucap Rain sambil mencubit pipi Iris
"Huwaaaa Rain jahat malah ngetawain akuu huwaaaa hiks" Tangis Iris
Beruntunglah karna mall yang lumayan sepi jadi tidak ada yang mencurigai Rain karna telah membuat menangis anak perempuan. Ya iya lah nanti Rain dituduh yang tidak - tidak lagi, kan repot urusannya.
"Cup cup cup yaudah jangan nangis tadi aku becanda doang ko tunggu sini ya aku beliin dulu" Ucap Rain sambil menghapus air mata yang ada di pipi Iris.
"Ya-yaudah jangan lama-lama ya" Ucap Iris sesenggukan
"Haha iya sayang" Ucap Rain sambil mengelus kepala Iris lembut.
Setelah itu Rain pun pergi menuju toko boneka untuk membeli boneka panda yang Iris tadi tunjuk setelah itu dia pun kembali lalu memberikan boneka itu kepada Iris.
"Nih bonekanya udah ah jangan nangis jelek" Ucap Rain terkekeh.
"Kan gara - gara kamu ngeledekin aku terus" Ucap Iris sambil memajukan bibirnya
"Haha iyaiya sayang maaf ya peluk dulu dong" Ucap Rain merentangkan kedua tangannya dan langsung disambar oleh Iris.
Iris tersenyum didalam dekapan Rain. Dia bahagia memiliki kekasih seperti Rain, meskipun Rain dingin tapi itu hanya untuk orang lain jika kepada Iris dia akan bersikap hangat. Lalu Iris pun mendongkak didalam pelukan Rain karna tingginya hanya sebatas dada Rain jadi dia harus mendongkak untuk melihat wajah sang kekasih. Biar Iris jelaskan garis wajah sang kekasih alis tebal, hidung mancung, rahang tegas dan bibir tebal dengan warna pink alami karna Rain tidak merokok jadi warna bibirnya pun pink.
"Hei kenapa liatin aku terus" Tanya Rain
"Gapapa wle" Ucap Iris sambil menjulurkan lidahnya meledek Rain "Tadi juga kamu liatin aku terus sekarang gantian"
"Haha yaudah deh, kita pulang aja yu udah mau malem juga nih" Ucap Rain
"Ayoo"
Lalu Rain pun mengantarkan Iris. Diperjalanan Iris terus melingkarkan tangannya diperut Rain dan menyandarkan kepalanya kepunggung Rain sambil tersenyum betapa bahagianya Iris hari ini. Lalu akhirnya Iris pun sampai kerumahnya dan Rain pun pamit untuk pulang. Lagi - lagi diperjalanan Rain tersenyum dibalik helm full facenya dia memikirkan tentang kekasihnya itu hari - harinya kini penuh warna dia telah berhasil menemukan pelanginya.
Hari ini keduanya sama - sama bahagia.