Chereads / DIA GADIS POLOSKU / Chapter 4 - Tidak Salah Memilih

Chapter 4 - Tidak Salah Memilih

Sekarang malam minggu, malam bahagia bagi kaum yang punya pasangan dimana mereka mampu menghabiskan waktu berdua beserta sedangkan malam yang menyedihkan bagi kaum jomblo yang tidak memiliki pasangan.

Iris sedang melamun di kamarnya dia galau ingin melakukan aktivitas apa, semuanya membosankan. Andai ada saja yang mengajaknya keluar pasti dia sangat suka sekali.

Ting. Suara ponsel Iris.

+62858××××××××

Lagi apa?

Iris bingung nomor siapa ini? Perasaan dia tidak pernah memberi nomernya pada siapapun. Mana isi pesannya singkat begitu apakah orang ini kekurangan keyboard apa bagaimana?

Iris Anandhita

Siapa?

Rain

Oh Rain. Ada apa?

Lagi Apa?

Lagi ngelamun aja hehe.

Kenapa nanyain gitu mau

ngajakin jalan Iris ya?

Mau?

Hah mau?

Mau apa Rain

yang jelas dong ngomong nya.

Jln sm aku, 10 mnt lg smpe.

Iris mengerjapkan matanya sesudah membaca pesan Rain tersebut padahal dia niatnya hanya bercanda akan tetapi ternyata Rain malah meresponnya.

Sehabis itu ia pun siap - siap sebelum

Rain menjemputnya ke tempat tinggalnya. Eh tunggu dulu semenjak kapan Rain tau rumah Iris? Perasaan Iris tak pernah memberikan rumah nya apalagi memberi tahu alamat rumah nya. Ah memikirkan itu Iris jadi pusing.

Ia pun telah selesai menggunakan pakaiannya tidak glamor juga hiperbola beliau hanya menggunakan celana jeans panjang kemudian cardigan over size nya beliau pun menaburkan bedak bayi serta menggunakan sedikit liptint yang tidak terlalu merah menambah kesan natural di muka nya tidak lupa tas kecil buat menyimpan handphone dan dompetnya.

Tin. Dia mendengar bunyi klakson lalu dia pun turun menuju ruang tamu dimana ke 2 orang tuanya sedang mengobrol.

"Bunda Ayah Iris boleh nggak main sama teman?" ujar nya.

"Eh iya sayang boleh kok. Ngomong - ngomong temennya cowok apa cewek nih?" tanya Bunda Iris bertanya-tanya

"Cowo ibu namanya Rain," ujar Iris sambil nyengir.

"Hmm temen apa temen nih," Goda Ayah Iris.

"Ah Ayah Bunda," ujar Iris sembari memajukan bibirnya.

"Haha becanda sayang yaudah sana jalan kasian temen kamu nungguin itu."

"Yaudah saya berangkat bunda ayah Assalamualaikum." Sambil mencium tangan ke 2 orang tuanya.

"Wa'alaikumsallam. "

Setelah itu dia pun berjalan keluar lalu membuka pintu gerbang rumahnya terlihat lah Rain yang sedang duduk di atas motor gedenya menggunakan penampilan yang keren? Dan Iris. Ah tidak bahkan sangat - sangat tampan dengan pakaian casualnya. Iris tergiur dengan ketampanan Rain selama beberapa detik sampai akhirnya Rain menyadarkannya.

"Udah?" tanya Rain.

"Eh udah kok," katanya nyengir sambil menggaruk tengukuk nya yang tidak gatal.

"Yaudah nunggu apalagi yuk naik."

"Ih Rain gimana Iris naiknya motornya tinggi gitu?" ujar nya sambil memanyunkan bibirnya.

Rain terkekeh melihat tingkah gadis di dekatnya ini lalu beliau pun mengacak rambut Iris "Pegang pundak aku aja."

Iris pun naik dengan bantuan pundak Rain meskipun malu-malu dengan pipi bersemu merah.

"Pegangan nanti jatoh nangis lagi," ujar Rain meledek.

"Ih mana ada nangis," ujar Iris mencebikkan bibir nya akan tetapi meskipun begitu dia mengikuti kata Rain. dia memegang pundak Rain.

"Pegangannya gini," ujar Rain sembari menarik tangan Iris yang dipundaknya untuk melingkarkan tangan Iris diperutnya "Kamu pikir aku tukang ojek apa?"

"Ih galak banget sih," ujar Iris mencebikkan bibirnya.

Rain yg melihat gadis itu mencebikkan bibirnya hanya terkekeh sembari geleng-geleng kepala dan kembali dengan helm nya, "Lucu," ujarnya sembari bergumam kecil.

"Kita mau kemana si Rain?" tanya Iris penasaran.

"Lihat aja nanti. "

Setelahnya hanya keheningan yg melanda mereka berdua. sehabis 20 mnt perjalanan akhirnya Rain pun menghentikan motornya lalu Iris pun turun dari motor Rain dibantu pundak Rain. Ternyata Rain mengajak Iris kepasar malam.

"Wow pasar malam," ujar Iris berbinar.

"Gimana suka nggak?" tanya Rain.

"Suka banget. Eh Rain mau beli itu," tunjuk Iris pada penjual permen kapas.

"Yaudah ayo," ajak Rain sembari menggandeng tangan Iris, "biar ngga hilang," lanjutnya karena Iris melihat arah gandengan tangan itu.

"Hehe ayo," ujar Iris nyengir.

Setelah membeli permen kapas Iris pun meminta Rain buat menaiki bianglala. Akhirnya keduanya pun sekarang berada pada bianglala.

"Rain indah banget ya asal atas sini," ujar Iris sambil melihat-lihat keadaan pasar malam dari atas bianglala.

"Ada yang lebih indah," ujar Rain.

"Hah emang ada ya, apa itu?" tanya Iris bertanya-tanya sambil melihat ke arah Rain.

"Kamu," ujar Rain sembari menatap kedua mata Iris intens. Iris yang pada tatap seperti itupun jadi gugup sendiri dia tidak mengerti kenapa jantung nya mendadak deg - degan begini karna pada tatap Rain "Mulai sekarang kamu jadi pacar aku."

"Ha - hah pacar?" tanya Iris gugup. Dia memang polos akan tetapi dia mengerti defenisi pacar itu seperti apa.

"Iya, kamu milik aku serta aku milik kamu," ujar Rain sembari mengacak rambut Iris.

Iris pun tersenyum cantik menerima perlakuan seperti itu oleh Rain.

Setelah asik bermain dengan semuanya, mereka pun memutuskan untuk kembali karena hari pun menjelang malam.

"Rain itu mereka lagi ngapain," tanya Iris penasaran karena melihat 2 orang anak muda berbeda jenis pada parkiran pasar malam karna memang parkiran sepi dan pada pojok relatif gelap. Mereka berdua saling berhadapan menggunakan si lelaki sedang memegang tengkuk perempuan itu.

"Shit!" gumam Rain. Rain mengutuk mereka yang sedang berciuman pada tempat umum seperti ini bisa - bisanya mereka dengan santainya berciuman panas seperti itu nanti otak pacarnya yang masih suci ini ternodai. Rain pun menutup mata Iris kemudian menuntun Iris naik ke atas motornya.

"Emang kenapa sih Rain," kekeh Iris karna masih penasaran dengan apa yang dia lihat.

"Jangan coba-coba liat mereka lagi. Gak boleh ga baik nanti dosa," ujar Rain memperingati.

"Yaudah deh Iris ga bakalan liat mereka lagi lagian Iris jua jijik liatnya bibir ko di makan. Mendingan makan lolipop aja kan lebih lezat manis."

Rain terkekeh mendengar ucapan gadisnya itu. Kemudian dia pun menyalakan motornya dan pulang berasal pasar malam itu.

Sehabis menempuh perjalanan selama 20 menit dia pun akhirnya tiba ke rumah Iris. Dia melihat dari kaca spionnya kalo Iris telah tertidur sembari memeluk perutnya. Akhirnya dia pun membangunkan Iris sambil mengguncangkan badannya.

"Iris bangun udah sampe rumah kamu."

Iris pun membuka mata lalu mengerjapkan matanya lalu beliau pun turun dari motor Rain "Eh udah sampe ya maaf ya, Iris ketiduran."

Rain hanya tersenyum simpul sambil mengelus kepala gadisnya lembut.

"Yaudah aku mau balik. Kamu lanjut tidur dikamar gih."

Sebelum Rain menyalahkan motornya terdapat sebuah tangan yang menahan tangannya ternyata itu tangan gadisnya.

"Makasih yah Rain udah ngajak Iris jalan Iris seneng deh." Sambil nyengir.

Rain hanya tersenyum simpul "Sama - sama," pungkasnya sembari mengelus kembali kepala gadisnya.

"Hati - hati di jalan love you pacar," ujar Iris sembari terkekeh kemudian dia pun lari serta menutup pintu gerbang nya

Rain geleng - geleng kepala lalu dia pun terkekeh mendengar ucapan gadis nya itu dia benar - benar menggemaskan menurut Rain. tidak salah dia memberikan hati pada gadis itu, cinta pertamanya meskipun ketika mengenal gadis itu terlalu singkat serta keputusan untuk menjadikan gadis itu cinta pertamanya terlalu cepat tapi Rain tetap teguh pada pilihannya, dan berharap dia jatuh cinta pada orang yg benar, bahkan dia berjanji akan menjaga gadisnya itu dengan sepenuh hati karna apapun yang telah dia klaim sebagai miliknya pasti akan ia jaga sepenuh hati.