Langit yang tadi nya biru kini berubah menjadi hitam, sang mentari telah tidak lagi menampakkan diri lalu di gantikan sang rembulan di temani jutaan bintang.
Seorang laki-laki sedang melamun pada balkon kamar nya sambil memegang sebuah bingkai foto yang menampilkan 2 anak laki - laki yg sedang memamerkan gigi putihnya.
"Aku kangen," lirih nya sambil memejamkan mata tidak terasa setetes air mata mengalir di mata nya.
Rain itu sebenarnya bukan seorang yang dingin dan cuek jauh di lubuk hati nya dia merupakan orang yg ringkih dia bersifat dingin hanya buat menutupi kesedihan pada hatinya akibat sebuah kejadian 2 tahun lalu yang membuat dia kehilangan seseorang yang berarti pada hidup nya. Mulai dari situ lah Rain berubah jadi sosok yang dingin dan cuek kepada semua akan tetapi tak berlaku pada kedua orang tua nya dan dari situ juga dia benci menggunakan kata yang namanya cinta.
Pintu di buka dari dalam.
Bunyi pintu di buka tapi Rain tidak menyadari jika ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya karna beliau asik melamun.
"Nak ayo turun kita makan malam udah di tungguin ayah tuh," ujar Karina Bunda Rain sambil mengusap rambut sang anak.
"Rain kangen dia bun," lirihnya.
Karin hanya mampu tersenyum sendu melihat anak nya dia mengerti bagaimana perasaan anak nya sekarang dia pun merasakan hal yang sama.
"Ikhlaskan dia nak dia telah tenang di alam sana, ayo turun kita makan malam ayah udah nunggu," ujar Karin supaya anaknya tidak memikirkan hal itu lagi.
"Ayok bun."
Sesudah Rain makan malam bersama kedua orang tua nya dia pun menuju kamar nya.
Dia memikirkan kejadian tadi pagi di kantin bagaimana beliau yang selalu menutup rapat rapat hati nya dan membenci yang nama nya cinta yang datang tiba-tiba mampu luluh saat bertemu dengan gadis yang menurutnya menggemaskan itu gadis yg tersebut pagi menabrak nya hingga mengakibatkan desiran aneh pada hati nya semenjak pertama kali melihat gadis itu. Saking asik nya beliau memikirkan gadis itu sampai tidak sadar bibir nya sudah menghasilkan sebuah senyuman yang sangat indah.
"Iris Anandhita," gumamnya sembari tersenyum.
Apakah ini yg pada sebut jatuh cinta di pandangan pertama? Entah lah Rain sendiri pun tidak faham apa yg terjadi di dirinya, karna seumur hidupnya beliau belum pernah yang namanya dekat dengan seorang perempuan apalagi sampai jatuh cinta. mustahil bagi nya.
"Arghh bisa gila aku mikirin dia terus" ujar nya sambil memukul ketua nya Akhirnya beliau pun terlelap tidur.
***
Sedangkan pada lain rumah seorang gadis sedang senyum - senyum sendiri di kamarnya memikirkan kejadian tersebut pagi dimana pertemuannya dengan seseorang pria yang dia juluki dengan sebutan tembok berjalan tampan dia jadi terkekeh sendiri mengingat julukan yang beliau berikan buat pria itu.
"Jantung Iris kenapa ya? Ko deg- degan gini apa Iris sakit jantung ya? Besok Iris wajib bilang sama bunda buat bawa Iris periksa jantung," monolog-nya.
Dia merasakan ada getaran aneh pada hati nya semenjak pertama kali melihat laki-laki itu. Apalagi saat mata mereka berdua bertemu meskipun laki-laki itu dingin serta tatapan mata nya tajam namun Iris dapat melihat bahwa tatapan itu tidak sama seperti menyiratkan kesedihan? Entah lah dia pun tidak mengerti terdapat apa sebenarnya dengan pria itu? Ia jadi galau sendiri memikirkan nya. Karna asik bergelut menggunakan fikirannya lama-kelamaan dia pun mengantuk kemudian terlelap tidur.
Matahari telah menunjukkan sinarnya tak lama sehabis itu terdengar bunyi alarm yg membangunkan seseorang gadis. Karena suara berisik itu akhirnya dia pun membuka matanya kemudian dia pun bergegas menuju kamar mandi buat memulai ritual mandinya.
Sesudah 20 menit berlalu dia pun turun buat bergabung bersama ke 2 orang tuanya.
"Pagi bunda Ayah,"
"Pagi juga sayang," ujar ke 2 orang tua nya
"Kamu mau sarapan apa nak?" tanya bunda Iris.
"Iris gamau sarapan bunda nanti aja sarapan di kantin sekolah, akan tetapi Iris mau nanya satu hal sama bunda."
"Kamu mau nanya apa sayang?"
"Bunda masa jantung Iris saat malem deg - degan kenceng banget bunda. Apa Iris sakit jantung ya bunda?" tanya nya bertanya-tanya.
Sedangkan ayah-nya yang sedang sarapan jadi menghentikan acara makan nya karna mendengar Iris berbicara seperti itu.
"Ko bisa gitu sayang?" tanya Zayn Ayah Iris.
"Engga tau Ayah gara - gara Iris mikirin cowok itu jantung Iris jadi deg - degan."
Sang Ayah hanya melongo mendengar perkataan putrinya yang kelewat polos itu. Sedangkan Bundanya hanya terkekeh geli mendengarkan ucapan putri tunggalnya itu.
"Kamu lagi jatuh cinta mungkin sayang," ujar bunda Iris.
"Cinta? Masa sih ah engga mungkin deh," ujarnya setengah kaget.
Ke-2 orang tuanya lagi lagi hanya mampu terkekeh mendengar respon anaknya yang seperti itu.
"Yaudah deh Iris mau berangkat sekolah aja. Bye bunda, ayah Assalamualaikum," ujar nya sembari mencium tangan ke-2 orang tuanya
"Wa'alaikumsallam," jawab mereka serempak.
"Mang Yaya hayu anterin Iris ke sekolah."
"Eh iya neng hayu atuh sok permisi," ujar mang Yaya dengan logat sundanya.
Sesudah sampai pada sekolahnya beliau pun bergegas menuju kelasnya, ditengah jalan dia berpapasan menggunakan pria yang semalam mengisi pikirannya.
"Hai," sapa Iris sambil tersenyum kikuk.
"Hm, minta no WhatsApp-mu, " ujar Rain datar sembari menyodorkan handphonenya ke arah Iris.
"Ha-hah?"
"Kamu budeg ya? Nggak ada pengulangan"
"Ish galak amat sih," ujar Iris sambil mencebikkan bibir nya.
"Lucu," Batin nya.
"Yaudah mana sini hpnya." Sembari menyodorkan tangannya. kemudian beliau pun mengetikan sesuatu di hp Rain.
"Nah udah deh," girangnya.
"Hmm thanks," ujar Rain sambil tersenyum tipis. Iris jadi salah tingkah karena melihat senyuman Rain.
"Eh hehe iya," ujar Iris sembari nyengir.
Karena tidak tahan saking menggemaskannya gadis pada depannya ini refleks Rain pun mengacak rambut Iris menggunakan sebelah tangannya sambil tersenyum.
Iris mematung di tempat karena di perlakukan seperti itu oleh Rain.
Mereka tidak sadar bahwa mereka jadi pusat perhatian karna Rain melakukan itu di koridor, banyak siswi yang memekik girang karna mereka belum pernah melihat sikap Rain yang begitu indah, yang selama ini mereka lihat hanyalah Rain yang dingin dan cuek, mereka tidak menyangka bahwa sang ice prince bisa luluh pula.
Ya ampun itu Rain?
Eh itu orisinil Rain?
Omaygat manis banget gila.
Aa pengen dong pada gituin Rain.
Rain sosweet banget ya'ampun.
Serta banyak lagi pekikan pekikan siswi yang lain nya Iris jadi kikuk sendiri.
"Ya-yaudah deh kalo gitu Iris masuk kelas dulu ya hehe bye Rain."
Rain hanya tersenyum singkat lalu sehabis itu dia pun pulang menuju kelasnya dengan tangan yang di masukkan ke pada saku celana nya menambah kesan cool bagi seseorang Rain Nathalio. Dia pergi dengan meninggalkan rasa bertanya-tanya murid Wellington, mereka bertanya - tanya ada hubungan apa sebenarnya si ice prince dengan anak baru itu?
Sedangkan pada kelas 12 IPS 3 Iris sedang senyum - senyum sendiri karna perlakuan begitu oleh Rain tadi.
"Omaygat omaygat demi apa yang tadi aku liat itu bener? Rain kok bisa sih cantik gitu Iris," ujar Zia heboh.
Sedangkan Keyra hanya memutar bola mata nya malas teman nya ini terlalu lebay.
"Aku juga tidak tau kenapa Rain bisa gitu ke aku," Iris terkekeh.
"Emang bener sih selama aku ke sekolah di sini belum pernah liat Rain senyum apalagi deket sama cewek." Keyra menimpali.
"Jangan-jangan ...," seru Zia misterius.
"Ck, jangan-jangan apa sih, kamu kalau ngomong jangan setengah-setengah deh," ujar Keyra sebal.
"Jangan - jangan dia suka lagi sama Iris."
"Ah masa sih dia suka sama aku? Padahal kan kita baru kenal"
"Yee siapa tau aja ya dia tuh jatuh cinta pada pandangan pertama," ujar Zia.
Kemudian sehabis itu bel masuk pun berbunyi tidak lama pengajar yang mengajarpun memasuki kelas buat memulai aktivitas belajar mengajarnya.