""cheers!!""
kami semua mengangkat gelas kayu yang berisi semacam alkohol khas lokal dan bersulang.
"hahaha!! Guild master memang hebat! Raid kali ini bahkan tidak sampai beberapa jam!"
"ya! benar! aku bahkan sukses besar!"
"kau juga, Leo! walaupun newbie, kau sangatlah kuat! apa kau sebenarnya seorang veteran sesuatu?"
"ah, tidak kok. aku hanya berlatih dengan orang tuaku yang kebetulan seorang petualang"
"haha!! orangtuamu pasti sangat kuat ya!!"
"ya, tentu. terimakasih teman-teman"
"hahaha!! ayo! minum lagi!"
mereka semua mulai menggila dengan alkohol yang sangat banyak.
terkait dengan masalah kemunculan Argon, aku sudah menghapus ingatan tentang kemunculannya.
"hei"
aku mendengar seseorang memanggilku dari belakang.
aku segera menoleh dan melihat bahwa itu adalah seseorang yang menggunakan jubah panjang berwarna hitam dengan sebuah pedang yang tergantung di pinggangnya.
"ya? ada apa?"
"bisakah aku duduk disitu?"
dia menunjuk kearah kursi di disampingku.
"ya, tentu. silahkan"
aku sedikit berpindah kesamping untuk memberikannya tempat duduk lebih.
dia segera duduk dan melepaskan pedangnya.
wajahnya tertutup oleh tudungnya membuatku tidak bisa melihatnya.
[Skill{All See Eyes} Mode Praktis diaktifkan]
Nama:Demon Grace
Level:23.840
Elemen:Api
"sepertinya disini sangat ramai ya"
dia memulai percakapan.
"ya, soalnya baru saja menyelesaikan Raid"
kenapa seorang demon ada dikota? apa dia mata-mata?
"wow, mereka pasti kuat ya bisa menyelesaikan Raid dengan mudah"
"yah, mereka cukup kuat"
petualang disini kebanyakan berlevel sekitar 100 keatas dan 500 kebawah.
"apa kau mau memesan sesuatu? mumpung aku juga baru mendapatkan uang"
uang disini memiliki nilai tukar yang sama dengan dunia sebelumnya, hanya bentuknya saja yang berbeda.
karena baru saja menyelesaikan Raid, aku juga mendapat uang yang cukup.
"benarkah? kalau begitu... bagaimana dengan Ale secangkir?"
"tentu. nona! Ale satu disini!"
aku memesan Ale secangkir untuk nya.
"baiklah..."
aku menurunkan suara milikku.
"'kenapa seorang Demon ada disini', itulah pertanyaan dariku"
"?!"
dia hendak menggapai pedang miliknya, namun, pedangnya sudah hilang entah kemana.
tiba-tiba tubuhnya menjadi kaku. ini agar dia tidak melakukan suatu keributan berlebihan, yah, ini juga untuk kebaikan dia sendiri.
"ini disebut {Force}. salah satu mantra milikku"
"ghh!! lepaskan!"
"hei, kecilkan suara milikmu, {Silent Field}"
aku mengaktifkan sihir area kecil yang meredam suara agar tidak terdengar.
"sekarang jawab aku, kenapa ada seorang demon disini?"
"dasar manusia! apa kau ingin terus memburu bangsa kami?!"
"ha?"
apa ini? apa maksudnya?
"dasar sampah!! kalian bahkan tidak mau mengakuinya!!"
"hei, beneran. aku tidak tahu apa yang kau bicarakan"
"sampah tetap sampah! kalian semuanya sampah!"
"hei, tenanglah... hah... yah, karena suatu alasan, aku tak tahu apa yang terjadi pada dunia, aku dulunya hanya tinggal di desaku yang berada ditengah hutan. itulah sebabnya aku bingung dengan yang kau bicarakan"
"be-benarkah?"
"ya"
"ba-baiklah, jika kau bilang begitu, aku akan jelaskan semuanya. kau harus mendengarkannya baik-baik, manusia!"
"ya, ya. cepat jelaskan keadaannya"
setelah itu, aku mengganti {Force} menjadi {Area of Prison} yang dapat membuatnya dapat bergerak sedikit bebas.
dia pun menjelaskan segalanya tentang bangsa Iblis dan manusia.
"dan... gluk, gluk.. begitulah keadaannya"
bertepatan dengan habisnya minumannya, ceritanya juga berakhir disitu.
intinya, didunia ini, manusia memburu iblis untuk banyak kegunaan. yah, aneh. memang aneh.
beberapa iblis dijadikan budak perang karena jumlah Mana mereka yang besar. ada pula yang dipekerjakan sebagai budak. mulai dari budak untuk kesenangan hingga umpan bagi monster.
"yah, walaupun manusia itu biadab, namun ada juga yang baik. tapi itu sangat jarang sekali terjadi"
"..."
entah mengapa, aku merasa kalau mereka yang menindas para iblis sungguh menjengkelkan.
"... yah, karena kau sudah menjelaskannya, ini, pedang milikmu"
aku mengeluarkan pedangnya dari Item Box.
pedangnya sebenarnya cukup sederhana, hanya sebuah bilah mata satu dan pegangan tanpa pelindung, namun...
"dari mana pedang ini? aku merasa kalau ini agak spesial.."
{Master, ini adalah pancaran dari Mana dari sang pemilik. menurut data yang saya kumpulkan, didunia ini, senjata dengan afinitas sihir seperti ini lumayan jarang}
"hm? ah, ya. Ini adalah pedang keturunan keluarga ku"
"pedang yang cukup bagus"
"benarkan! pedang milik keluargaku adalah yang nomor satu!"
"ya, ya. terserah"
"baiklah, karena sudah Selesai, aku akan segera per-"
"tunggu sebentar"
"a-apa lagi?"
dia bertanya dengan panik.
"kau belum memberitahuku alasan kau bisa sampai kemari"
"a-ah..."
dia akhirnya duduk kembali dan menjelaskan alasannya kemari.
"jadi, kau kemari hendak balas dendam. benar?"
"..ya"
"targetmu adalah seluruh petualang. benar?"
"...ya"
"hah... kau sungguh bodoh ya"
"a-apa?!"
"ya, kau sangat bodoh"
"ke-kenapa aku bodoh?"
"ya, karena.. apa kau benar ingin melawan seluruh manusia didunia ini?"
"ya! tentu!"
"untuk levelmu sekarang, itu cukup untuk petualang tingkat mithril untuk kau kalahkan dengan mudah. namun, berbeda dengan Orichalicum"
"apa..?"
"ada masih cukup banyak orang yang bisa mengalahkan mu. Guild Master disini,si walikota, dan petualang Orichalicum lain"
"..."
"jika kau hendak balas dendam. maka perkecil targetmu atau... lupakanlah tentang balas dendam, dan hidup seperti yang kau inginkan"
"tidak!.. aku.. tidak akan melepaskan dendamku begitu saja"
"yah, itu pilihanmu. maka pilihanmu adalah, berlatih lebih agar bisa membalas dendam milikmu. aku tidak akan menghalangimu, namun... jangan sakiti orang yang tak berkaitan"
membalas dendamnya adalah urusannya, aku hanya harus memberinya sedikit peringatan.
".... baiklah"
"baiklah, apa kau mau memesan makanan lagi?"
"makanan? aku tak punya waktu untuk--"
*growwll
"baik. makanan 2 porsi!"
aku memesan makan dari mejaku. aku belum makan sejak dari gua kemarin.
berkat nullifikasi lapar milikku, aku dapat bertahan tanpa makan. namun, makan tetap yang terbaik.
setelah makanan sampai, kami segera menyantap makanannya.
"hei, apa tidak mengganggu kau menggunakan tudung itu terus?"
aku bertanya padanya yang masih belum menurunkan tudung miliknya.
"maaf... dibalik tudungku adalah tanduk, jika aku lepas, maka mereka akan segera mengincarku..."
kata-katanya terdengar sedikit sedih.
"apa ada kaitannya dengan dendammu?"
"?!.. yah, sedikit.."
"baiklah, ceritakan padaku. mungkin itu dapat membuatmu merasa lebih baik"
"benarkah? kau mungkin termasuk salah satu manusia baik ya, manusia"
"aku tidak sebaik itu. aku hanya tidak nyaman makan bersama orang yang muram"
"ba-baiklah..."
dia akhirnya bercerita tentang dari mana asal dendamnya..
"jadi... hik... manusia-manusia sialan...hik..itu, mereka.. hik.. membunuh seluruh keluargaku!"
*bruk
dia menghantamkan gelas miliknya kemeja makan.
yah, dia sudah mabuk.
jika saja aku tak pakai Silent Field, maka mungkin saja seluruh orang menghadap kearah kami.
"jadi, tanduk mu memiliki kemampuan untuk memancing manusia mendekat?"
{Tidak master, sepertinya bahkan monster juga, karena monster diarea sini mulai mendekat}
hm.. tapi kenapa aku tak terkena efeknya?
{Saya berhasil menganalisis kemampuannya, dan berhasil mendapatkannya sekaligus mengembangkan resistensi anda}
wow! kerja bagus, asisten.
{terima kasih}
"jika kau sudah selesai makannya, ini uang dan bayar dikasir ya"
aku meninggalkan bar dan menuju ke menara lagi.
"{Night Vision}"
seketika pandanganku menjadi jernih seperti disiang hari.
aku kemari karena merasa ada sesuatu yang aneh diluar, dan akhirnya benar. itu adalah sebuah Portal.
"Asisten, bisa kau analisis portal ini"
{Analisa selesai. Portal ini adalah portal menuju dimensi Netherland}
"Netherland? apa itu semacam dunia bawah?"
apa mungkin ini portal seperti di game ********?
{Netherland adalah dimensi tempat para demon berasal. kemungkinan ini bukan portal milik Demon Grace karena tidak ada jejak magisnya yang berasal dari sini}
"hm.. apa mungkin dia diikuti?"
{Kemungkinan benar}
saat aku masih memikirkan itu, sesuatu yang tampak humanoid keluar dari dalam portal.
"bagaimana? kau sudah mendapatkannya?"
dia terlihat seperti berbicara sendiri, namun, kemungkinan ini adalah {Telepati}.
'asisten, sadap sihir milinya'
didunia ini kemungkinan besar skill sangatlah jarang, kebanyakan orang menggunakan sihir lebih sering dari skill.
{Sadap Berhasil. menyambungkan...}
(Ya, saya sudah menemukan lokasinya. tapi, sepertinya dia menceritakan sesuatu dengan seorang pemuda berambut putih)
"apa yang dia ceritakan?"(orang misterius)
(dia menceritakan keadaannya, namun sepertinya pria berambut putih itu hanya memberikannya makanan dan meninggalkannya)
"hehehe.. tidak ada yang akan menghalangiku menjalani rencana. setelah Grace membalas dendam, kutukannya akan bangkit, dan dia akan menjadi Demon Lord bonekaku! hehehahaha!"(orang misterius)
"hm.. Demon Lord? memangnya apa hubungan Grace Dan Demon Lord?"
{kemungkinan besar, Grace merupakan keturunan demon lord. saat menganalisa sihir yang berasal dari tanduknya, saya juga mendapatkan sedikit data tentang demon lord}
"hm... tak kusangka dia bahkan berbohong saat terancam ya.. jadi, siapa orang itu?"
aku kembali melihat kearah orang misterius itu.
{Menurut data dari All See Eyes, dia adalah salah satu dari anak Demon Lord, namanya adalah Bald}
"pfft, nama apa itu..."
{ya, memang benar itu namanya}
"yah.. pokonya, mari kita gali informasinya..."
aku kemudian turun dari menara dan menuju kearah portal.