pagi hari
"hoam... sudah pagi ya?"
〖Selamat pagi, Master〗
Luna menyapaku yang baru saja terbangun.
tadi malam aku tertidur dikursi lipat yang kusediakan untukku duduk memandang bintang dan tanpa sengaja akhirnya tertidur.
"ah, selamat pagi Luna. bagaimana keadaan pagi ini?"
〖keadaan aman. disekitar hanya ada para Wrath Sheep yang berkeliaran sepanjang malam. juga, seekor individu tak berbahaya bernama Sand Whale sedang melintas diatas kita〗
Sand Whale?
aku menengadahkan kepalaku keatas, diatas sana ada seekor paus raksasa yang sedang melintasi langit tempatku berada.
paus ini berkali-kali lipat lebih besar dari paus biru yang pernah kulihat ditelevisi.
"W-wow.... dunia lain memang menakjubkan..."
paus ini sangatlah besar, namun tidak ada niat membunuh yang terpancar darinya. aku malah merasa kalau dia menjaga para penjelajah yang melewati Padang gurun ini.
paus itu terus berenang-renang diudara menuju kejauhan, yang sepertinya tujuannya.
aku mengatur kembali sisa-sisa api unggun milikku dan mengembalikan gua buatan yang kubuat menjadi pasir yang sama dengan yang lain.
"yah, Luna. mari kita lanjutkan eksplorasi kita"
〖Ya, Master〗
aku mengenakan Jubahku dipundak karena panas dan membiarkannya berkibar kesegala arah ditiup angin.
aku memulai perjalanku lagi untuk mencari biome lain dari dunia yang baru kudatangi kemarin ini.
"sepertinya para domba-domba itu tak memiliki bulu kan? apa api yang berkobar-kobar itu bulu mereka?"
Wrath sheep, bulunya digantikan oleh api yang berwarna hijau yang tebal layaknya bulu. mata mereka juga digantikan oleh api.
〖sebenarnya mereka termasuk para undead. arwah segala sesuatu yang mati disini akan berubah menjadi Wrath Sheep dan menyerang siapapun yang mendekati mereka〗
w-wow.. yah, cukup menakutkan kutukan disini ya...
oh ya, aku penasaran, apa lipan itu juga berubah menjadi salah satu dari domba yang kulewati?
〖tidak, Master. tubuh spiritual milik Centipede King akan segera diolah oleh Sistem Pendukung dan akan diolah kembali menjadi Centipede King yang baru〗
kasihan sekali dia ya...
yah, salah sendiri dia hendak menyerangku! hahahah!(aku membantai kaumnya, teehee)
"hei, apa disana itu oasis?"
aku mengaktifkan 『Farsight』 untuk memastikannya dan ternyata benar.
"haha, beruntung sekali aku. walaupun tak kepanasan, mandi juga tak apa-apa kan?"
〖Master, ada baiknya anda mengecek keadaan air sebelum memasukinya〗
ya, ya.
sambil mendengarkan ceramah dari Luna, aku berlari kearah oasis, namun sebelum sampai di oasis...
"eh? kakiku sebelah?"
kakiku sebelah tertanam kedalam pasir.
〖Master, sepertinya ini pasir hisap. ini bukan hal alami, ini mengandung jejak magical kemungkinan besar ini jebakan〗
hm..
"siapa yang hendak bermain denganku? aku belum mood untuk bermain saat ini"
pasir segera bergerak dan berubah wujud menjadi bentuk humanoid raksasa.
"Grrooo..."
oh, dia kah yang hendak bermain?
"bukankah kau terlalu tua untuk bermain?"
yah, terserah...
"grroo.. groo..."
dia menunjuk kearahku dan membentuk lengkungan disudut mulutnya.
Luna, apa yang dia katakan?
〖dia menantang anda. dia berkata "Jika kau menang, kau dapat memiliki seluruh daerah oasis ini"〗
"Hee~ kau mau bertaruh? baiklah, tapi jika aku menang, maka jangan perlihatkan lagi wajahmu didepanku. mengerti?"
dia mengangguk puas dan mundur beberapa langkah dan akhirnya tubuhnya menyusut lebih kecil menjadi seukuran dengan seorang pemuda berumur 18 tahunan.
tubuhnya berubah menjadi seorang pemuda dan pakaiannya pun muncul entah dari mana.
"Baiklah... jadi, kau mau duel apa?"
"hm? tentu saja, bertarung!"
dia segera menyerangku dengan tinju pasir yang hendak menyerangku.
kenapa lawan yang kutemui selalu menyerang duluan? apa salahku?
"yah, terserah.."
aku menghindari serangannya yang berturut-turut diarahkan kedaerah vital seperti jantung dan kepalaku.
"hoo.. kau lumayan, tapi, bagaimana dengan ini!"
sebuah ombak besar hendak muncul didepanku itu adalah sebuah ombak pasir yang sangat besar.
"hahaha!! bagiamana caranya kau menghindari itu ha?!"
dia tertawa dari balik ombak menantikan aku yang tertindis dan digilas oleh ombaknya.
"apa hidup di isekai penuh dengan Action... sepertinya aku butuh hidup yang Slice of life..."
aku berbicara pada diriku sendir melihat ombak besar yang sudah siap menelanku didepan.
aku memasukkan lenganku kedalam lengan jubah dan melipatnya hingga siku, kemudian aku memasang kuda-kuda dan..
huh....
"『Tekhnik beladiri:Pembelah Surga』"
aku meninju ombak yang hendak datang kearahku.
ombak tersebut segera menghilang seolah sebuah lukisan pantai yang disapu oleh air laut.
langit yang berada disepanjang garis sasaranku terbelah begitu juga dengan pasirnya.
landscape yang ada didepanku terbelah menjadi celah yang cukup lebar untuk menjadi sungai.
si manusia pasir tersebut sudah membeku seperti sebuah boneka dan tidak bergerak walaupun dia tidak terkena dampaknya.
"hah... inilah kenapa aku tidak ingin menggunakan skill tipe beladiri..."
didunia Claire, aku pernah mencoba sekali untuk menggunakan Skill beladiri namun membuat gunung tertinggi tempat Naramuna tinggal menjadi terbelah dua dan akhirnya aku kena Omelan Claire sekaligus Naramuna.
"hei, bangun, hei"
aku menepuk-nepuk pipi si manusia pasir itu.
yah, mungkin saja dia tidak akan bangun untuk waktu dekat.
mari kita rombak dulu hasil hadiah ini....
aku menggunakan 『Blueprint』 untuk membuat desain sebuah bangunan agar membuat oasis ini lebih nyaman.
.
.
.
.
.
"Hah.... akhirnya selesai"
aku mengubah sekitar oasis menjadi batu agar terlihat baik, juga aku membuat atapnya agar tidak panas dan beberapa sarana lainnya.
"uhh... kepalaku..."
si manusia pasir itu akhirnya bangun.
"hei, indah bukan? ini adalah hadiah yang kau berikan, tahu"
aku menunjukkannya pada si manusia pasir itu yang masih memegang kepalanya yang pusing.
"He-hei... kau apakan oasis ini? kau tahu, didalamnya ada makhluk bernama-"
"Gruuuuaaaa!!"
sebuah teriakan mengguncangnya dan membuatnya merinding ketakutan.
"oh, maksudmu cacing itu? dia sudah kujinakkan, dia tak akan menyerang orang yang mengambil air disini lagi"
"kau jinakkan?! bu-bukankah dia ini dewa disini?! apa maksudmu kau jinakkan?!"
yah, Luna juga berkata kalau dia termasuk ras Dewa. namun, dia cukup lemah untuk dewa lain dialam ini jadi dia disuruh menjaga sumber-sumber air yang ada di alam ini dan inilah hasilnya, dia bertemu denganku dan akhirnya jinak.
"yah, terserah. sekarang, saatnya kau pergi"
"eh? pergi? kenapa?"
dia bertanya dengan wajah yang berkata bahwa 'Apa yang dikatakannya ini?'.
"ha? bukankah sesuai kesepakatan, kau kalah, kau harus pergi dan jangan tampakkan lagi wajahmu dihadapanku?"
"tu-tunggu sebentar!! bisakah aku, tidak, bisakah saya menjadi pelayan anda? saya akan memperlakukan Anda dengan baik!"
dia memohon-mohon padaku sambil bersujud -sujud dipasir, tapi itu hanya membuatku merasa jijik padanya.
"aku adalah orang yang menepati janji, jadi...『Teleport』"
aku memindahkannya ketempat yang sangat jauh sekali dariku agar tidak datang lagi.
"hah.... aku hendak mandi dulu! hahaha!!"
aku berlari kearah oasis dan melompat masuk kedalam air.
Byurrr
sensasi segarnya air menyentuh kulitku yang membuatku ingin terus tinggal didalam sini.
apa mungkin ini yang membuat si ular itu tinggal didalam sini terus-terusan?
aku naik ke atas permukaan air dan berenang kearah tepian yang sudah kubuat tadi.
aku tanpa sengaja melirik kearah ular yang tergantung disalah satu gantungan yang ada ditembok.
hm...
"Luna, apa memang Dewa-Dewa itu selemah ular itu?"
〖sebenarnya Dewa-dewa lain ada yang bahkan lebih lemah dari Guardian of Desertum Water Spring, namun banyak yang lebih kuat darinya tapi tidak mencapai taraf kekuatan anda, Master. hanya beberapa yang jauh melampaui anda〗
"dan siapa mereka?"
〖mereka adalah para Administrator atau lebih dikenal dengan Dewa Utama. ada juga yang merupakan para Konstelasi, namun sesuai perhitungan saya setelah menjelajahi lebih jauh The System hanya Konstelasi 『Space and Time in My Hand』 saja lah yang diatas anda〗
sepertinya target waspada kita menjadi lebih kecil yang membuatku lega.
〖Jika anda tidak keluar dari pemandian sekarang, kemungkinan besar anda akan terkena demam〗
ah... baiklah...
aku keluar dari oasis dan mengeringkan tubuhku menggunakan campuran dari sihir angin dan sihir api untuk membuatnya seperti hairdryer.
hah... segar....
setelah selesai, aku menggunakan kembali pakaianku dan juga Jubahku kembali kupasang dipundakku dan membiarkannya berkibar.
"Luna, agar lebih nyaman, bagaimana kalau tandai tempat ini di 『Peta』 agar mudah untuk kembali "
〖dimengerti, Master〗
aku membawa si Sneaky dipundakku.
aku memberi nama ular itu Sneaky, selain penurut, dia juga termasuk masih kecil dalam Ras Dewa Ular, yaitu berumur 1000 tahun.
yah... masih kecil...
"aku tak bisa meninggalkannya begini, 『Phantom Mirrage』"
aku menutupinya dengan ilusi agar tidak dihamburkan oleh monster-monster liar disekitar.
Sneaky yang ada dipundakku mengecil hingga seukuran ular daun dan turun ketanganku dan berubah menjadi sebuah gelang dengan bentuk ular yang menggigit ekornya.
"Luna, apa ini baik-baik saja? aku tak merasakan bahaya juga"
〖sepertinya dia sedang tidur sambil menyerap Mana milik anda yang bocor. presentase kebocoran mana anda menurun menjadi nol mutlak setelah dia menyerapnya〗
Wow, dia luar biasa juga ya, seperti yang diharapkan dari Ras Dewa.
"yah, haruskah kita memanggil tunggangan?"
aku berhenti dan mengarahkan tanganku kedepan.
seketika sebuah lingkaran sihir berwarna hitam muncul di permukaan pasir dan mulai mengeluarkan cahaya yang agak keunguan.
"『Summon:Horse of Hellflame』"
api yang cukup besar muncul dan melayang ditengah lingkaran sihir.
api segera berubah wujud menjadi seekor kuda hitam yang tangguh.
rambutnya terbuat dari api berwarna ungu dan dari matanya menyala api ungu.
dia juga dilengkapi zirah perangnya yang berwarna hitam dengan garis-garis ungu.
"sudah cukup lama sejak aku memanggil Demonic Beast lagi..."
terakhir kali aku memanggil Demonic Beast adalah ketika melakukan event perang.
aku memanggil jutaan Demonic Beast tetapi, hanya satu saja yang meratakan pasukan musuh.
aku melihat sekitar, para Wrath Sheep menundukkan kepalanya pada Horse Hellflame.
"yah, terserah... ayo kita jalan"
aku menaikinya dan bertanya padanya.
"hiiikkk!!"
dia meringkik dengan semangat dan berlari kencang menyusuri padang pasir.
kami terus berlari tanpa henti untuk mencari letak bioma lain.