aku meminta Luna untuk memprediksi dimana tempat dia akan jatuh dan menemukan bahwa dia akan jatuh tepat diatas gunung.
"heh... apa kali ini dari keluarga Dewa Iblis itu lagi?"
yah, aku tak akan kalah lagi kali ini jadi... bersiaplah..
beberapa saat kemudian, aku merasakan getaran yang mengguncang gunung.
aku segera berpindah menggunakan 『Ghost Step』 untuk berpindah ketempatnya jatuh.
disana aku melihat kawah yang luasnya sekitar 100 meter membentuk cekungan di gunung tersebut.
di inti kawah aku melihat ada seseorang menggunakan baju hitam panjang dengan rambut panjang dan pedang di pinggulnya.
dia entah mengapa terlihat seolah jengkel, dan tiba-tiba menemukanku membuatnya semakin jengkel.
"cih... apa yang dipikirkan para tetua bodoh itu mengirimku kemari hanya untuk berhadapan dengan manusia rendahan.."
karena selesai dianalisis oleh Luna, Aku dapat mengerti bahasa iblis sekarang.
sepertinya dia memandang rendah manusia, apa disana manusia itu serendah itu?
"jadi, apa maumu kemari?"
aku bertanya padanya, yah walaupun aku tahu dia kemari untuk membunuhku.
"ha? berani sekali kau manusia rendahan berbicara denganku"
*slingg!!
tanah yang ada tepat disampingku terbelah dua, sepertinya dia membelah seluruh gunung menjadi dua.
"hahaha, apa kau ketakutan, manusia?"
aku hanya menatapnya dengan tatapan kosong.
"sialan, apa maksud tatapanmu itu!"
dia tiba-tiba berpindah tepat didepanku, sebenarnya dia hanya berlari biasa namun bagi orang normal itu seolah dia berpindah.
dia meluncurkan pukulan dan tendangan kearahku, namun berhasil kuhindari dengan mudah.
"bajingan! apa kau hanya bisa menghindar?!"
dia menebaskan lagi pedangnya dan menghasilkan gelombang yang memotong seluruh pepohonan di belakangku namun berhasil kuhindari dengan melompat.
dia melompat dan menjaga jarak dariku.
sepertinya dia mulai waspada padaku, yah dia tak sebodoh yang pertama ya...
"sepertinya kau tak sebodoh itu ya... apa hubunganmu dengan 'Zerios'?"
"?!.... darimana kau dengar nama itu?"
wajahnya segera berubah menjadi semakin muram. yah, aku tepat sasaran.
setelah di analisis oleh Luna, nama dari spesies monster yang menyerangku dan memisahkan aku dan Claire adalah Zerios ini.
"yah, jawab dulu pertanyaanku"
aku menjawab dan menyeringai kearahnya.
"dasar manusia rendahan!! berani sekali kau meremehkan aku!!"
dia mulai menyerang lagi, kali ini kecepatannya meningkat pesat namun, belum bisa menandingi kecepatanku.
bahkan, kecepatannya sudah melebihi kecepatan Zerios saat melawanku.
"sial!sial!sial!!"
dia terus menyerang dan aku terus menghindari serangannya dengan mudah yang menyebabkan emosinya terus meningkat.
apa hubungannya dengan Zerios... bukankah dia itu monster dengan wujud bayangan?
"sekali lagi kutanya, apa hubungan kau dan Zerios?"
aku bertanya lagi untuk mengkonfirmasi.
"sialan! bajingan!! apa yang kau lakukan pada Senior?!"
ah, ternyata...
"bagaimana jika aku bilang... aku membunuhnya?"
"?!"
seketika matanya membesar dan terkejut, bahkan serangannya berhenti dan aku menangkap tangannya yang tanpa tenaga.
"tidak mungkin.... senior..."
yah, maaf... tapi aku tak akan segan pada orang yang datang untuk membunuhku.
"jika kau tak menyerah sekarang, mungkin saja kau akan bertemu dengan seniormu"
aku serius, setelah melihat lebih dekat ternyata dia adalah seorang wanita. namun, jika dia tak mau menyerah aku tak akan segan untuk membunuhnya.
"sialan...『Demonization』!!!"
tiba-tiba ledakan mana yang sangat besar terpancar darinya.
sepertinya dia menggunakan kartu truknya.
wujudnya berubah menjadi bertanduk dan sayap muncul dipunggungnya. Mana miliknya bertambah berkali-kali lipat, tak bisa dibandingkan dengan sebelumnya.
"aku... aku akan membalaskan dendam senior!! bahkan jika aku mati!!"
dengan berlinang air mata dia mulai memunculkan ribuan lingkaran sihir yang menembakkan peluru Mana yang membuat gunung menjadi bolong-bolong seperti keju.
jika terus begini mungkin saja planet tempat kami bertarung akan berubah menjadi debu.
"『dispel』"
lingkaran-lingkaran Sihirnya segera pecah dan berubah menjadi debu.
"kau pikir hanya dengan menghilangkan sihirku bisa menghentikan ku?!"
dia mengeluarkan pedangnya dari sarungnya dan menebasku dengan cepat, jika orang dengan kekuatan seperti Claire , mungkin saja mereka sudah terpotong hingga ke inti partikel atom, namun... lawannya adalah Aku.
"『Abyss Magic:Abyssal Wall』"
sebuah dinding berwarna gelap menahan dan menetralkan serangan darinya.
"『Demon Fire』!!"
dia memanfaatkan celah dari penghalang dan hendak menyerangku dari depan, namun...
itu langkah yang bodoh.
api miliknya segera ditelan oleh sebuah gerbang yang muncul didepanku dan menghilang seolah tidak ada yang terjadi.
"sialan!! apa-apaan itu?!"
tidak berhenti dia terus-menerus menebasku walaupun tak ada gunanya.
"sudah. waktu bermain sudah habis"
aku menangkap pedangnya menggunakan tanganku dan meremasnya hingga hancur.
"?!... haha... hahahahahahaha!! akhirnya, senior... aku akhirnya... akan bersamamu, selamanya...."
dia tertawa setelah tau aku akan membunuhnya
"jangan seperti itu.. jika kau memang hendak pasrah, setidaknya... hilangkan air matamu. kau tak mau, kan seniormu melihat dirimu seperti ini?"
walaupun dia tertawa, namun matanya dipenuhi air mata.
yang entah mengapa membuatku sulit membunuhnya.
"...dasar manusia sialan..."
dia mengelap air matanya.
"yah... tadi pertarungan yang bagus"
"?!... ha...hahaha, untuk seukuran manusia rendahan, kau cukup beradab juga ya"
dia tertawa sambil masih mengelap air matanya.
"untuk terakhir kalinya... izinkan aku mengetahui namamu"
yah... dia berkorban untuk membalaskan dendam seniornya, hal itu membuatku sangat malu jika tidak tahu setidaknya namanya.
"namaku... Zerria"
baiklah... sekarang tidak ada lagi yang bisa kusesali darinya.
"baiklah, semoga kau bisa bertemu seniormu disurga.. aku tak akan melupakan pertarungan ini, Zerria"
"baiklah.. akan menyedihkan Jika aku kalah tanpa perlawanan, maka.. bersiaplah menerima serangan terkuatku!"
dia menutup matanya dan menaruh kedua tangannya didepan seolah sedang memegang pedang, tiba-tiba seluruh Mana miliknya berkumpul di depannya dan membentuk pedang yang sangat besar.
"baiklah, bagaimana kalau aku menggunakan pedang juga.. 『datanglah 『Gaiken』』!"
sebuah celah terbuka didepanku dan gagang pedang memuncul.
aku mencabut pedang tersebut yang bilahnya sangat gelap.
ini adalah skill yang kudapatkan dari event samurai.
dideskripsikan bahwa kekuatannya berasal dari Void dan dapat memotong apapun yang diinginkan pengguna.
"『Demon Technique:Abyysal Sword』!!"
"『Samurai Art: Void Slash』"
aku menghenuskan pedang dengan cara iai dan Zerria menebasku dari atas.
*Ting!!!!
pedang kami bersentuhan dan menyebabkan gelombang yang cukup kuat untuk menyapu seluruh benua.
"gghhhhhaaaaaa!!!"
Zerria menekan pedangnya kebawah dengan sangat kuat.
*krekk!!
pedang milikku retak namun tak membuatnya kalah dari Zerria.
*singg!!
pedangku membelah pedang milik Zerria dan memotong tubuh Zerria menjadi dua.
"ha...haha... bahkan skill terkuat tak bisa menandingi mu ya..."
perlahan-lahan tubuhnya mulai menghilang diikuti dengan pedang besarnya yang memudar..
"ya, kau tak akan mampu menandingi ku"
Medan tempat kami bertarung berubah menjadi samudra karena hilangnya benua yang awalnya ada.
sepertinya... keberadaanku disini mulai tak aman lagi.. aku harus mencari tempat lain.
"Luna, buka portal menuju-"
tiba-tiba seluruh pemandangan gelap.
yah, lebih tepatnya ada sesuatu yang menghalangi cahaya.
aku melihat keatas dan ternyata diluar planet ini berkumpul banyak kapal perang.
"sepertinya tamu bertambah banyak..."