Aku mencari area sepi dan berpindah kesana.
jika aku langsung melompat dari atas, maka akan sangat menarik perhatian.
setelah turun dari menara, aku segera menuju ke Guild.
"wow.. sangat ramai disini"
aku juga berniat untuk mendaftar diguild disini.
aku masuk kedalam Guild. didalam sangatlah berdesak-desakan, aku menyelinap kemeja resepsionis.
"permisi, apa bisa saya mendaftar disini?"
aku menyapa resepsionis namun, tidak ada jawaban.
"permisi"
aku sekali lagi memanggil sang resepsionis.
"a-ah! maafkan saya, disini sangatlah berisik. saya tidak dapat mendengar anda. bisakah anda ulangi permintaan anda?"
"ah, aku ingin mendaftar disini, apa bisa?"
"ya, tentu. kami sangatlah membutuhkan personil untuk saat ini. jika anda mau, anda bisa bergabung dengan tim Raid"
"Raid? apa ini Raid monster didepan sana?"
"ya, anda akan mendapatkan hadiah penaklukan sesuai dengan seberapa banyak anda memburu"
"baiklah, aku ikut"
"baik, saya akan segera memulai pertanyaannya. yang pertama, apakah anda bisa membaca atau menulis?"
"ya, bisa"
aku dapat membaca tulisam dunia ini berkat hasil penyalinan kemarin. dengan menyalin tulisannya, aku bisa membacanya.
"baiklah, bagus. pertanyaan kedua, apa job anda?"
"job milik saya adalah Assassin"
"...baiklah, job anda termasuk job unik ya"
"job unik?"
"oh? anda tidak tahu? job ini hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. contohnya job
Assassin anda, Pengrajin, Pedagang, Pahlawan, Raja Iblis, dan lainnya"
"hm.. job unik ya.."
ternyata keberagaman job disini lebih banyak dari dunia sebelumnya.
"baiklah, pertanyaan terakhir. apa anda memiliki riwayat kejahatan? Membunuh, contohnya?"
"Tidak ada"
haha, selama ini, aku hanya membela diri ya, bukan membunuh
"baiklah, pendaftaran anda telah selesai. ini kartu petualang anda"
sang resepsionis menyerahkan sebuah kartu yang terbuat dari lempengan tembaga.
"silahkan bergabung dengan tim di-"
*tang *tang *tang
lonceng berbunyi nyaring kesegala penjuru kota.
"gawat! anda segera bergabung dengan tim diluar tembok!"
"baiklah"
sang resepsionis dengan panik memberikan instruksi.
aku segera keluar dari guild, banyak orang berlarian menjauh dari gerbang.
aku berlari melawan arus manusia itu.
setelah berlari beberapa saat, aku akhirnya sampai kedepan gerbang.
diluar tembok berbaris beberapa
ada sekitar 3 batalyon yang berisi masing-masing 3 kompi prajurit.
jumlah yang cukup besar untuk ukuran sebuah kota.
namun, lawan mereka adalah monster yang berjumlah sekitar 30 kali dari seluruh personil disini.
jika digabungkan, ada 1.100 personil disini.
maka jika 30 kalinya adalah 33.000
aku keluar dari gerbang dan menuju arah para personil petualang.
disana ada seorang anak yang sedang naik diatas kotak kayu, berbicara dengan wajah serius didepan para personil petualang.
"sekian. lawan musuh sekuat tenaga kalian! jangan sampai lengah dengan monster!"
""ya!!""
'wow, Alice bisa seperti itu juga ya..'
"ah, Leo!"
Alice yang kebetulan melihatku segera melambaikan tangannya.
"ah, Alice"
"hei! apa-apaan reaksimu itu!"
"hm? tidak, tidak apa-apa"
"huh.. jadi? apa kau sudah mendaftar?"
"ya, apa tembaga adalah pangkat terendah diguild disini?"
"ya, pangkat dibagi dari yang terendah Tembaga, Besi,Perak,Emas,Platinum,Mithril,dan yang tertinggi Orichalicum"
"wow, lumayan banyak juga ya.."
"ya, anggota dengan pangkat tertinggi disini adalah pangkat Emas"
"hm? aku kira disini sudah ada yang berpangkat setidaknya mithril"
"yah, karena letak kami yang berada diperbatasan negara, jadi tidak banyak personil disini"
'oh ya, saat aku menelusuri, ternyata, didepan sana adalah hutan yang sangat luas. bahkan sekitar 2/3 dunia ini masihlah hutan'
"Ketua!! monster mulai bergerak!"
"cih, sial. mereka sudah mulai bergerak! seluruh pemanah! lepaskan panah kalian! penyihir, support para pemanah!"
monster-monster mulai bergerak. Alice segera meneriakkan perintah.
"Leo! aku harus pergi! sampai jumpa!"
"ah, hei! apa anak kecil sepertimu tidak apa-apa?"
"hei! berhenti menganggap ku anak kecil! hehe, biar kuperlihatkan kekuatan dari petualang pangkat Orichalicum!"
dia segera melesat kegaris depan.
"Sihir Surgawi: Petir Surga!"
*grrruuu!!
*duarr!!
*duarrr!!
ratusan petir berwarna putih keemasan jatuh dari langit dan menghantam gerombolan monster.
debu berterbangan, tanah terlempar, para monster berubah menjadi debu dalam seketika.
"w-wow... seperti yang diharapkan dari sihir Surgawi, dampaknya sangatlah gila.."
jika si guild master di Karu adu mekanik dengannya, maka si guild master akan kalah dalam sekejap.
["Copy Ability"diaktifkan]
[Sihir Surgawi berhasil disalin]
"hah, mari aku juga mulai. ladang leveling ini tidak akan kulewatkan"
aku segera mengeluarkan belati milikku dari dalam 'Item Box' milikku.
pisau ini memiliki desain yang sangat keren, juga efek yang sangat berguna.
['Death Dance']
[Efek: meningkatkan Instant Death sebesar 10% pada musuh dengan stat lebih rendah.
(Efek meningkat semakin jauh perbedaan stat)]
aku melesat kearah para monster.
monster terdiri dari para Goblin, Orc, hingga Ogre.
aku melihat seekor Goblin dan memotong lehernya.
"satu jatuh"
aku melesat kearah Goblin lain. dia menyadariku sedang mengincarnya segera mengayunkan tongkat ditangannya.
*slash
tongkatnya terbelah menjadi 2 bersama dengannya.
"dua jatuh"
aku melesat lagi kearah Goblin lain.
Goblin yang merasa terancan segera bubar dengan cepat.
namun, hal itu tak berguna.
dalam sekejap, kepala mereka terjatuh bersamaan.
"kieekk!!"
Goblin lain hendak menyergapku dari belakang, namun segera terpenggal juga.
"hah.. jika kau hendak menyergap, janganlah bersuara"
"grrraaa!!!"
sebuah pukulan diarahkan langsung keatas kepalaku.
"kau juga sama"
aku memotong tangannya dan segera melompat keatas kepalanya.
perbedaan ukuranku dengannya adalah sekitar 2 kali, namun, dengan sekali tendang, kepalanya pecah.
"he-hei!! siapa itu?!"
"bukankah dia terlalu kuat?!"
"apa dia pake cheat?!"
para petualang lain melihat kearahku terkejut setelah melihat kepala Ogre yang pecah seketika.
aku mencari monster lain lagi, dan akhirnya menemukan seekor Ogre.
saat aku hendak kearah monster itu, namun, segera hilang diterpa oleh cahaya terang dari langit.
aku mencari asal Mana nya berasal dari mana dan akhirnya menemukan seorang berpakaian yang terlihat seperti seorang bangsawan.
dia mengenakan jubah yang sering digunakan oleh para bangsawan, dan juga memiliki sebuah buku yang melayang disekitarnya.
"wah!! pak walikota sangat tampan!!"
"kyaaa!! dia sangat berani! juga sangat kuat!"
"AH.. apa dia mau menikah denganku setelah ini?!"
"hei! jalang! dia akan menikah denganku!"
"kau juga jalang! akulah yang akan menikah dengannya!"
para petualang wanita mulai berkelahi.
"wow... tak kusangka walikota disini juga seorang petualang"
"ya! dia dulunya adalah salah satu petualang pangkat Orichalicum yang telah pensiun dan akhirnya mendapat gelar bangsawan"
"hm.. begitu ya.. juga, Alice, kenapa kau disini? bukankah harusnya kau mengurus monster disana?"
orang yang sedang berbicara denganku adalah tidak lain Guild Master itu sendiri, Alice.
"hm? ah, tidak, tidak. tugasku hanyalah mengawasi mereka, jika ada sesuatu yang berbahaya, aku akan segera membantu mereka"
"begitu kah? apa itu agar mereka bisa naik level?"
"naik level? apa itu? apa maksudmu naik tingkat?"
'bukankah tingkat dan level sama saja?'
"ah, ya, itu"
"ya. itulah alasanku tidak ikut campur dalam urusan mereka kecuali--"
"Graaaaa!!!!"
suara yang sangat besar menggema diseluruh arena perang.
{Aura sangat besar terdeteksi. diperkirakan setara dengan para Peserta}
'sial, kenapa mereka sampai disini? apa mereka melacakku?'
{Tidak, Master. sepertinya dia adalah peserta yang hendak melahap Wilayah Kosong}
'Wilayah Kosong? apa itu?'
{Wilayah Kosong adalah wilayah tanpa Peserta yang memilikinya}
"hah.. ini merepotkan"
"Leo! apa tadi itu?! aku merasa gelombang mana sangat tinggi!"
"hei, disana..."
aku menunjuk kearah langit didepan kami. diluar angkasa, seekor ular raksasa sedang menggeliat.
"A-apa itu...?!"
"tenanglah. panik hanya akan memperburuk situasi, kau tahu?"
aku menyuruh Alice untuk menenangkan diri.
sepertinya, Peserta kali ini adalah seekor ular raksasa.
aku mengaktifkan All See Eyes untuk melihat identitasnya.
[Skill{All See Eyes} Mode Praktis diaktifkan]
Nama: Space Drake Argon
Level:40.000
Elemen: Ruang
"hm... tidak setinggi yang kukira"
"apa Leo?"
"tidak apa-apa. Alice, kau tunggu disini"
"eh? kau mau kemana? jangan bilang, kau mau lari kan?"
"tidak sopan sekali. mana mungkin seseorang sepertiku akan melarikan diri dari cacing tanah itu"
"yah, sangat disayangkan tapi, Sepertinya kau sudah mulai gila"
"yah, pokoknya, tunggu saja aku disini"
[{Space Magic:Shift} diaktifkan]
seketika, seluruh tubuhku terpindah keluar angkasa.
karena immunity dari abnormal status milikku, aku bisa bertahan diluar angkasa.
"baiklah, mari kita coba dengar keluhanmu"
"Dasar manusia bodoh!! berani sekali kau muncul dihadapanku!"
"hei, santai, santai"
"heh! kau akan menjadi yang pertama untuk menjadi santapanku! berbanggalah!!"
sebuah kotak seperti kaca menutupi seluruh areaku.
{Penyegelan terdeteksi! mengaktifkan perlawanan}
seluruh kotak kaca tadi pecah menjadi berkeping-keping.
si cacing tanah yang melihatnya terkejut.
"ti-tidak mungkin! pasti ada kesalahan!"
dia sekali lagi membuat penghalang, namun.. penghalang itu juga hancur berkeping-keping.
"sialan!! dasar manusia licik!! aku akan segera melahapmu!!"
dia membuka mulutnya lebar-lebar hendak menelanku.
mulitnya sangatlah besar, bahkan, planet ini 5 kali lebih kecil darinya.
"ugh.. bau sekali.. {Meteor}"
aku segera meluncurkan Sihir Bintang kearah mulutnya, sebuah batu panas raksasa masuk kedalam mulutnya.
"Aaaaaagghh!!!"
dia menjerit kesakitan.
"huh? apa kau juga merasakan sakit? aku kira kau itu sangat kuat, aku sampai ketakutan kau tahu~"
aku mengejeknya dengan sedikit candaan.
"dasar manusia!!!!"
kaca sangat banyak mengelilingiku. seluruh pantulannya berisi si cacing tanah.
"""hahaha!!! manusia!! inilah akibat meremehkan kekuatanku!!"""
segera, cahaya sangat terang bersinar.
'dampaknya mungkin akan menerbangkan planet ini dan yang ada disekitarnya. aku harus mencegahnya'
aku segera mengaktifkan skill barrier.
banyak Barrier mengelilingi kami.
"""hahaha!!! Mati!!!"""
nafasnya segera menerpaku.
cermin-cermin segera menghilang dan mewujudkan ular raksasa itu.
"hahahaha!!!! rasakan sialan!!! sangat bodoh menantangku diluar angkasa!!!"
ular tersebut tertawa dan menggila. dia puas dengan hasilnya.
tempat Leo berada telah kosong. tidak ada sedikitpun tanda keberadaan Leo.
"Apa kau sudah selesai?"
"?!"
ya, tempat Leo berada tidak ada. namun, dia ada di atas kepala si ular tersebut.
ditangannya, sebuah panah berwarna gelap dengan kelap-kelip cahaya bintang.
"mari kita mulai permainannya"
Leo berkata dengan senyum tak kenal takut.
Permainan baru saja dimulai.