Chereads / Strongest Jack-of-All-Trades / Chapter 20 - Tersesat

Chapter 20 - Tersesat

"ugh... sudah lama sejak aku sakit kepala..."

aku akhirnya terbangun.

melihat kesekeliling, ini adalah sebuah hutan yang luas.

"[Deteksi] diaktifkan"

aku melihat radar yang muncul didepan mataku. disekitar hanya ada beberapa hewan kecil dan tidak ada monster pemangsa.

"dimana ini..? apa aku tersesat setelah mengalahkan si 'entah apalah namanya' itu?"

sebaiknya aku mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dulu..

"[Peta] diaktifkan"

aku mengaktifkan skill peta untuk melihat wilayah sekitar.

skill ini berbeda dengan [Deteksi] yang dapat mendeteksi apapun disekitar, [Peta] memungkinkan aku untuk melihat Medan yang ada disekitarku.

"agak jauh dari sini sepertinya ada sebuah kota..."

aku harus segera mencari Claire, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, tapi... aku khawatir.

"yah, pertama-tama mari ganti baju..."

aku saat ini sedang bertelanjang dada karena bajuku rusak saat melawan si apalah itu.

aku membuka Item Box dan mengambil baju kaus dan sebuah jubah panjang, dan juga kacamata baru.

kacamata milikku ikut rusak saat bertarung melawan Monster itu.

aku mengenakan seluruh barang yang sudah kuambil.

jaraknya agak jauh, jika aku menggunakan [Teleport] maka akan lain ceritanya. namun, setahuku Sihir dimensi adalah salah satu sihir langka jadi akan menyebabkan kegemparan jika aku menggunakannya.

mungkin saja, aku akan sampai dikota pada malam hari dan gerbang sudah ditutup.

sebelum malam tiba, aku harus segera sampai dikota. jika terlambat maka, aku bisa saja singgah di gua yang tadi kulihat di[Peta].

aku segera memulai perjalanan. jika beruntung, mungkin saja Claire ada disana.

Aku sangatlah khawatir soal Claire karena, saat aku memperluas radar hingga menutupi planet, aku tidak menemukan keberadaan Claire. bukan hanya dia, desa Firefox, Avalon, bahkan Aragara dan Naramuna pun tidak ada.

seolah ini adalah dunia yang berbeda.

"oh ya, aku mendapatkan pemberitahuan sewaktu akan pingsan, kan?"

"[Gelar:Raja Pahlawan]"

"Efek: Peningkatan 1000/Stat saat melawan makhluk jahat"

"hmm, efeknya bahkan lebih rendah dari equipment milikku, namun.. yah sudahlah, untuk nambah-nambah juga tidak apa"

aku menutup tab dan melanjutkan perjalanan.

banyak pemandangan baru yang kulihat.

burung berterbangan, ular didahan memperhatikan mangsanya, tupai melompat dari satu dahan ke dahan lain.

"[Clock]"

sebuah jam digital muncul didepanku, angkanya menunjukan pukul 16:30.

"sedikit lagi sore, aku harus bergegas"

aku berada didalam keadaan dilema. jika aku full-speed maka bahkan kurang dari sekedip aku sudah sampai disana, namun efeknya akan menghancurkan gunung dan hutan yang aku lewati. namun, jika aku jalan seperti ini, bisa-bisa aku besok baru bisa sampai.

"disinilah aku merasa kekuatan berlebihan itu tidak nyaman"

'Segala yang berlebihan itu tidak baik'

aku melewati banyak sekali panorama, seperti sungai, danau dan bahkan aku bertemu beberapa hewan buas, namun mereka lari setelah terkena [Intimidation].

tanpa kusadari, waktu di [Clock] sudah menunjukan pukul [18:00]. aku terpaksa harus mencari gua dan menyalakan api menggunakan sihir.

"Claire... aku harap dia baik-baik saja..."

'aku harus tenang. dia bersama Aragara dan Naramuna, juga, tidakk ada didunia ini yang dapat mengalahkannya yang sekarang.'

aku menenangkan diriku namun, seketika gambaran monster itu muncul dibenak ku.

'bagaimana jika monster seperti itu muncul lagi? bagaimana jika mereka tidak mampu melawannya?'

gambaran baru muncul lagi.

'oh ya.. aku ingat mendengar sesuatu tentang..'

[Kami harap Player bersiap akan kedatangan kontestan lain]

'bagaimana jika mereka menawan Claire untuk menangkap ku? bagaimana jika desa Firefox dihancurkan untuk memancingku keluar?'

seluruh pemikiran negatif masuk kedalam kepalaku.

jika bukan karena [Tough Acceleration] mungkin kepalaku akan mengalami rasa sakit tinggi.

"Terdeteksi Player mengalami kenaikan detak jantung. melepaskan Sihir Penenang"

"hah..hah... untung saja aku sudah menyalin beberapa sihir yang berguna..."

aku terlalu panik. ini membuatku menyadari bahwa aku belumlah cukup dewasa untuk memikirkan segalanya dengan tenang.

"hah... memikirkan banyak hal membuatku lapar.."

aku mengeluarkan bahan makanan dari dalam Item Box dan memanggangnya.

sambil menunggu daging terpanggang sempurna, aku menggabungkan [Peta] dan [Deteksi] secara bersamaan.

gambaran dari seluruh hutan muncul didepanku dalam bentuk miniatur 3 dimensi beserta seluruh makhluk didalamnya.

sepertinya ini adalah gunung yang lumayan tinggi. makhluk dengan level tertinggi disini adalah seekor burung raksasa dengan level 10.000.

"tidak ada ancaman dihutan ini..."

setelah menelusuri seluruh bagian miniatur, aku mengambil daging yang telah kupanggang dan menggigitnya.

ugh.. hambar..

aku mengambil sedikit garam dari Item Box dan mengoleskannya didaging lalu menggigitnya lagi.

"nah, ini lebih baik"

beberapa saat kemudian, sebuah miniatur anak kecil memasuki hutan.

'hm? mengapa dia memasuki hutan sendirian?'

aku menggunakan All See Eyes untuk memeriksa skill miliknya namun levelnya hanya level 3.

'bukankah terlalu berbahaya untuknya?'

sebuah miniatur hewan buas mulai mendekatinya. sepertinya hewan buas itu ingin memangsanya.

aku segera menghabiskan seluruh daging milikku dan berdiri.

mengelap kacamata milikku, aku segera mengaktifkan [Stealth] dan [Kamuflase].

tubuhku menjadi transparan dan tembus pandang.

"aku ingin olahraga dulu setelah makan"

aku menendang tanah dan melesat kearah anak itu.

jarakku dan dia adalah sekitar 300m, namun dengan kecepatan milikku, aku bisa sampai disana bahkan kurang dari sedetik.

gigi yang mengincar leher si anak segera hancur berkeping-keping.

"menyerang dari belakang itu curang, kau tahu"

aku menendang kepala monster itu dan membuatnya terlempar ke arah pohon.

"kuu!!"

monster itu menjerit kesakitan.

"kau tidak apa-apa dek?"

aku bertanya pada si anak itu.

"a-aku tidak apa-apa.."

"hm.. kenapa kau memasuki hutan sendirian? dimana orangtuamu?"

"orangtuaku... aku hanya memiliki seorang ibu.."

"hm? apa maksudmu?"

"begini..."

"oh tunggu, Thunderbolt"

sebuah petir jatuh dari langit dan menimpa monster itu dan memangganya hingga hangus.

"baiklah, ceritakan bagaimana kau bisa berakhir disini"

"jadi begini.."

dia akhirnya menceritakan keseluruhan dari cerita dari awal hingga dia sampai disini.

singkatnya, dia ini anak dari desa yang agak jauh dari sini. dia pergi ke kota untuk mencarikan ibunya obat, namun obatnya habis. si peracik obat bilang kalau dia memiliki bahannya dia akan membuatkan si anak ini obatnya.

namun, bahannya hanya bisa ditemukan dihutan ini.

akhirnya, dengan bermodalkan tekad dia memasuki hutan ini dan akhirnya bertemu denganku.

"jadi, ibumu sakit dan tidak dapat disembuhkan, benar?"

"y-ya benar"

"kenapa kau tidak meminta beberapa healer menggunakan sihir pemulihan pada ibumu?"

"menyewa healer sangatlah mahal untukku. dan juga, penyakit ibuku tidak akan sembuh hanya dengan heal biasa. aku perlu Great Heal untuk bisa menyembuhkannya..."

"hmm..."

Great Heal, setahuku, itu adalah skill milik kelas tinggi healer, Bishop.

namun...

"kalau tak salah itu milik Class bishop, kan?"

"Class Bishop? apa itu?"

yah, sudah kuduga.

Setelah menggunakan [Peta] dan [Deteksi] secara luas. akhirnya aku tahu kalau dunia ini berbeda dengan yang kutahu.

pertanyaan tadi mengkonfirmasi asumsi diriku.

"ah, bukan apa-apa. ayo, segera bergegas mencari tanamannya"

"eh?"

"kau butuh bahan kan untuk membuat ramuannya?"

aku bertanya dan tersenyum

"biar aku bantu mencarikannya"

"eh, ah, b-baiklah"

aku segera mengaktifkan [Deteksi] untuk mencari dan [Tanda] untuk menandai tanamannya.

setelah mengumpulkan cukup bahan, kami akhirnya menyatukan seluruh hasil pencarian.

"baiklah, karena ini sudah cukup, mari kita pergi ke kota!"

"ya, berjalan akan memakan waktu yang cukup lama. jadi..."

aku mengangkat anak itu kepundakku.

'dia sangatlah ringan. sepertinya dia kurang dalam hal gizi'

"mari kita berlari hingga ke kota"

aku berlari menuju kota. si anak dibelakang ku menjerit karena lariku yang sangat cepat, namun aku mengabaikannya dan terus berlari.

beberapa menit kemudian, kami akhirnya bisa melihat tembok dikejauhan. menurut [Peta], didepan sana adalah kota terdekat bernama Adrine.

aku menghentikan lariku dan menurunkan si anak. jika penjaga melihatku membawa anak kecil yang menjerit sambil berlari, dapat dipastikan aku akan dituduh melakukan penculikan anak.

"la-laju sekali lari kakak"

"hm? ya, aku sangat kuat, tahu"

aku berkata dengan nada bercanda. dia tertawa kecil melihatku bertingkah seperti itu.

"oh ya, nak, siapa namamu?"

"ah, maaf, nama saya Larry. ini adalah nama pemberian ibu saya"

"haha, nama yang bagus. kalau aku, Leo, salam kenal"

"salam kenal, kak Leo"

kami bercerita beberapa hal sambil berjalan menyusuri malam.

beberapa menit kemudian kami akhirnya sampai didepan gerbang kota tersebut.

"siapa kau! kenapa kau berkeliaran malam-malam begini?!"

penjaga gerbang mengacungkan ujung tombaknya kearahku

"tu-tunggu sebentar! dia adalah orang yang membantuku, kumohon biarkan dia masuk!"

Larry berusaha menenangkan para penjaga. sepertinya dia dikenali oleh penjaga, karena para penjaga akhirnya menurunkan senjatanya setelah mendengarkan penjelasan Larry.

"baiklah, tapi, dia harus kami bawa agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. kau, mana tanda pengenal mu?"

"[Akting] diaktifkan"

"[Poker Face] diaktifkan"

"ah, maaf, tanda pengenal milikku terjatuh dihutan. jadi aku tidak memiliki tanda pengenal saat ini..."

skill andalanku, [Akting] sangatlah bagus, dan juga dikombinasikan dengan [Poker Face] yang dapat membuat ekspresi seperti yang diinginkan oleh pengguna.

"hm.. baiklah, tapi kau harus kami bawa agar mengantisipasi akan sesuatu terjadi"

"baiklah, saya ikut. Larry, cepat bawa tanamannya agar tidak layu. efek obat akan berkurang jika daunnya layu, kau tahu"

"Baiklah kak. sampai jumpa kak Leo!"

dia berteriak sambil melambaikan tangan. aku sedang dikawal oleh penjaga menuju suatu bangunan.

aku mengaktifkan skill copy milikku dan akhirnya mendapatkan skill baru.

"[Tulisan Eleseia] berhasil disalin"

oh, Eleseia? apa itu nama negara ini? atau dunia ini?

setelah mendapat kemampuan baru, aku akhirnya dapat membaca tulisannya. sangat aneh, bukankah aku memiliki kemampuan Translate? apa efeknya menghilang saat aku pindah kemari?

ruangan yang kami tuju adalah kantor guild. sama seperti yang didunia sebelumnya, guild disini berisi orang-orang menggunakan pakaian seperti petualang di dunia sebelumnya.

kami menaiki tangga menuju lantai atas dan akhirnya memasuki ruangan tertentu. si penjaga mengetuk pintu, dan sebuah suara mengkonfirmasi dari dalam.

"masuk~"

si penjaga memutar gagang kunci dan membuka pintu.

"masuk kedalam"

"baiklah"

aku menuruti perintahnya tanpa perlawanan.

"sepertinya dia bukan orang baru? siapa dia ya?"

suara itu berasal dari sebuah kursi putar yang menghadap ke jendela.

karena sudutnya, aku tidak bisa melihat sumber suaranya.

"Maaf ketua. dia tidak memiliki kartu identitas, juga tidak memiliki tanda pengenal. jadi saya membawanya kemari untuk diperiksa"

"baiklah~ tinggalkan dia. biar aku yang menanganinya"

"baiklah ketua. kami permisi"

dua penjaga itu undur diri dan keluar dari ruangan.

"baiklah, mari kita mulai introgasinya~"

kursi berbalik, sumber suara pun terlihat, namun...

"jangan menilai penampilanku, tidak sopan tahu~"

ternyata sumber suara adalah anak kecil dengan jaket yang sangat besar.

"eh.."