Andrea terus memandangi laki-laki, begitu juga sebaliknya. Tanpa ada yang ingin mereka bicarakan. Andrea masih penasaran dengan apa yang terjadi, apalagi yang seperti ini
"Jadi?" tanya laki-laki
"Nama lo siapa?"
"Aku hanya bertanya jadi. Kok ditanya nama!"
Ia menghela nafas "oke, aku nggak punya nama. Kalau boleh kasih aku nama, ya, boleh ya!"
Andrea berpikir sejenak sembari menatap laki-laki yang berada di depannya
"Oke, gue tau. Nama yang cocok buat lo-"
andrea menggantungkan ucapannya
"Apa? Apa yang cocok?" tanya nya sangat antusias
"em- gue boong si, gue nggak kepikiran nama apa-apa sih ,sorry" jawab andrea, datar.
"Yah" ujarnya kecewa
"Nama orang yang sedang gue pikirin aja, mau nggak?"
"Boleh"
"Fian?"
"Nggak ada nama lagi? Kalo cari yang panjangan juga"
"Kok protes terus sih! Nggak gue kasih nama mampus lo!"
"Oke,yohan listiyawan?" tanya andrea
"Bagus!Aku suka, aku suka!"
"Wah, kerasukan mei-mei nih"
"Kamu niatnya mau beli kaca buat silet-silet tangan kamu? Kamu kenapa? Apa karena laki-laki?" tanya yohan,beruntun.
"Eh? Kok lo tau kalo gue ada masalah sama laki, yang lo tau apa aja?!"
"Pacar kamu bukan?"
"No, dia tunangan"
"Dan- dia?"
"Ya. Dia selingkuh"
"Sama?"
Andrea hanya menghendikkan bahunya
"Need hugs?"
"No,i'm not that weak"
Tanpa persetujuan andrea, yohan memeluk tubuh andrea. Andrea yang dapat pelukan tiba-tiba, ia segera brontak.
"Kalo sedih atau pengen pelukan kayak gini, bukan berarti lemah, sedih itu manusiawi" ujar yohan membuat andrea tenang
Yohan mengusap punggung andrea pelan,sesekali ia tepuk-tepuk, "nggak boleh sok kuat"
"Kok lo kayak ngeremehin gue banget!Gue nggak butuh ya, pelukan kayak gini. Gue udah biasa sendiri!" ujar andrea dengan mendorong yohan
"Ya, sorry. Bukan niat ngeremehin. Aku tau, kamu kuat. Udah biasa sama persoalan kayak gini, cuman-"
Andrea dengan cepat mengambil buku yang tadi ia beli "tuhan, hilangin makhluk ini dari hadapanku. Dia jahat"
Andrea membuka matanya, harap-harap orang yang ia inginkan kembali ke asalnya kembali, tapi ini kok...
"See?"
"Kok,lo?!" tanya andrea, sewot
"Kamu minta sama tuhan, untuk menghilangkan aku dari sini? Nggak akan dikabulin, karena ada waktu tertentu untuk aku kembali" ujarnya tengil
"Sampai kapan?"
"Sampai aku mempunyai rumah sendiri dan tuhan akan menitipkan aku padamu selama aku tak mempunyai rumah"
"Mau gue beliin rumah sekarang?Gue beneran nggak mau ya, kalo misal mama atau orang lain liat gue tinggal bareng cowok. Mana jatuhnya gue ngumpetin lo lagi!"
"Begitu banyak kamarmu,satu untuk aku lah. Masa segitu kamu tidak maunya tinggal denganku? Sampai bilang begitu. Lagian kamu nggak usah takut sama anggapan orang. Coba aja deh, aku ketemuin sama mama kamu. Nggak bakal lihat juga, dia"
"Gue nggak bakal percaya sama makhluk modelan gajelas kayak lo!"
"Ya udah kalo lebih milih nggak percaya, aku juga nggak akan maksa. Lagian aku tau, kamu percayanya cuman sama orang yang berkhianat"
"Lo!" ujar andrea, memelototkan matanya
"Tapi seperti itu bukan kenyataannya?" tanya yohan, membuat andrea bungkam
"Fine, gue akan buktiin ucapan lo. Dengan bawa lo ke hadapan mama"
Andrea menarik tangan yohan untuk keluar dari ruangan dan menemui hela
"Ma! Mama!"
"Iya?ada apa nak rea?"
"Itu bi'. Mamanya ada dimana ya?"
"Oh, ibu lagi keluar, nak"
"itu tangan nak rea ngapain? Kok kayak nggandeng tangan orang?" tanya bi' viqa
Andrea yang tersadar jika waktu menuju kesini ia menyeret tangan yohan. Dengan buru-buru ia menyentakkan tangan yohan
Bi' viqa hanya mengerutkan keningnya melihat kelakuan anak majikannya yang sedari kecil sudah ia asuh seperti anak sendiri
"Nak rea?" panggil bi viqa halus
"Iya bi'?" sahut andrea
"Kalau ada bantuan apa-apa panggil bi' viqa ya"
"Ini beneran, bi' viqa nggak liat ada apa gitu disebelah andrea?"
"Buat apa juga saya bohong, nak rea. Angin aja tuh yang bisa bi' viqa lihat" ujar bi viqa dengan nada bercanda
"Ah, bi' viqa ada-ada aja. Masa ada manusia bisa liat angin. Angin tuh bisanya dirasakan bukan dilihat"
"Ya, kayak cinta"jawab yohan yang hanya bisa didengar oleh andrea
"Yaudah bi' ,andrea keatas dulu ya" ujar andrea
Andrea langsung menuju ke kamarnya tanpa menghiraukan yohan yang selalu mengekorinya. Saat ia hendak menutup pintu dengan cepat yohan juga mengikuti andrea masuk agar pintu kamar andrea tidak terkunci pada saat yohan belum masuk. Bisa-bisa yohan tersesat di rumah ini, mansion lebih tepatnya.
"Nggak usah bahas-bahas cinta! Gue nggak suka!"
"Kamu nggak suka membahas itu karena kamu pernah mencintai, tapi orang yang salah"
"Gue emang nggak pernah percaya cinta!Bukan karena gue mencintai orang yang salah!"
"Jadi, kamu nggak pernah mencintai bi' viqa sama mama kamu?"
Pertanyaan dari yohan membuat andrea diam seribu bahasa
"Kamu mencintai mereka, itulah alasan kenapa kamu nggak jawab pertanyaan aku" ujar yohan
"Tapi-"
"Tapi benar" potong yohan
"Udahlah,sekarang coba ceritakan tentang mantan kamu secara garis besar"
"Belom jadi mantan!"
"Ya,tunangan kamu" ralat yohan
"Dia sama aku itu ketemu waktu smp" ujar andrea dengan mengingat-ingat waktu masa smpnya
"Ih, masih bocil udah pacaran!" sahut yohan yang membuat andrea kesal
"Dilanjut nggak nih?! kalo nggak, gue tidur"
"lanjut!"
"Waktu smp, dia cuman sering ngeliatin gue. ya, gue pada saat itu gue yang nggak ngerti apa-apa ya gue cuman mikir orang yang ngeliatin kita itu manusiawi. Namanya juga dia punya mata yang masih berguna,wajar aja ngeliatin. Sampai akhirnya,sahabat gue yang cewek-"
"Oh, sahabat smp kamu yang jadi selingkuhan tunangan kamu?!"potong yohan
"Sumpah! Gue tinggal tidur beneran nih lama-lama. Dari tadi di potong-potong mulu pembicaraan gue. Gue potong juga gigi lo!" ujar andrea, kesal.
Yohan hanya memamerkan giginya dan mengangkat dua jarinya sebagai tanda damai
"Oke, next"ujar andrea membaut yohan memasang telinga untuk mendengarkan secara seksama tanpa ada niatan untuk memotong pembicaraan lagi
"Temen cewek gue itu bilang, kalau misal dia tuangan gue yang sekarang itu suka sama gue. Ya, gue biasa-biasa aja karena dia nggak ada niatan untuk ngungkapin perasaannya. Terus waktu smp mau naik jadi sma dia ngungkapin perasaannya dan dia juga janji akan sama gue terus"
"Udah, gitu aja sih. Nggak ada yang menarik"
"Terus, waktu andrea tau kalo tunangan andrea selingkuh gimana?"
"Eh? lo kok bisa tau nama gue?"
Yohan hanya tersenyum untuk menanggapi pertanyaan andrea "oke, gue lupa kalo lo bukan manusia"
"Jadi, waktu itu gue dapet pesan dari nomer nggak dikenal. Udah, gue kesana ternyata dia gituan sama cewek lain"
"Bisa aja dijebak!"
"mungkin, tapi gue- ah sudahlah males!"
"nama tunangan rea siapa?"
"Yoshi. Tapi nama panggilannya yohan"
"Kok? Sama ya? Sama kayak nama aku?"
"Bukannya lo bilang terserah gue?"
"Ish kok gitunggak mau, pokoknya rea harus ganti nama aku sekarang!" ujarnya,ngambek.