Ting tong!
"Permisi, mau kirim barang!"
Andrea yang berada di ruang tamu bergegas membukakan pintu rumahnya.
"Rumahnya mbak andrea,ya?" ujar pak paket dan andrea menganggukan kepalanya sebagai balasan
"Tanda tangan dulu mbak sebagai bukti pengiriman"ujar pak paket
Andrea hanya mencoret asal-asalan untuk tanda tangan. "mbak,ini bath-upnya langsung dimasukan ke dalam kamar mandi atau di biarkan di halaman rumah mbak?"
"Dimasukin ke kamar mandi langsung aja pak"
"Oh, baik mbak bentar saya ambil barangnya dulu" ujar pak paket dengan beralalu pergi
Andrea hanya duduk santai sembari menunggu pak paket. Saat andrea sudah melihat pak paket dengan salah satu temannya yang berada di pintu yang sudah terbuka lebar sebelumnya. Andrea bergegas berjalan mendahului mereka untuk menunjukan jalan menuju kamarnya yang lain untuk menaruh bath-up tersebut. Setelah selesai,andrea tak lupa mengucapkan terima kasih dan memberi sedikit uang yang tadi ia siapkan waktu pak paket dan temannya menaruh bath-up di kamar mandi ruang tidur andrea yang ke dua. Andrea memang memiliki banyak kamar tidur, bahkan jika 10 orang menginap dirumahnya akan cukup, karena terdiri dari 2 kamar art, yaitu kamar bi viqa dan artnya yang barusan keluar atau bi olif, 2 kamar andrea,1 kamar mamanya,10 kamar untuk tamu dengan kamar mandi dalam semua. Ya,walaupun banyak kamar yang kosong sekarang, tidak seramai dulu. Andrea tidak apa-apa, hanya mungkin sedikit kesepian.
"Udah pulang pak paketnya?" ujar yohan yang tiba-tiba muncul
"Ck! udah, astaga. Kalo misal belum pulang,nggak mungkin juga gue udah naik ke atas" omel andrea
"Rumah kamu besar amat sih, andrea"
"Ya, karena gue pinter. Punya keluarga yang, ya, gitu"
"Gitu?"
"Walaupun papa itu suka selingkuh tapi relasi dia banyak. Jadi,walaupun aku mulai dari 0 untuk bisnis. Menghidupi diri sendiri sama mama, ya langsung cepet, ibarat 0 itu langsung ke 50"
"Terus?Papa kamu sekarang dimana?Kok nggak liat sama sekali,yang laki-laki cuman aku aja disini kayaknya"
"Aslinya ada sih laki-laki, contohnya pak rudi buat ngebersiin taman, tapi dia kesini dua minggu sekali sama pak leo kalau kesini cuman aku telfon aja buat anter atau jemput aku kemana gitu"
"Kenapa mereka nggak tinggal disini aja?Banyak juga bukan, kamar yang kosong"
"Kalo pak rudi,udah di tawarin nggak mau, kata dia nggak mau jauh dari istrinya. Terus, kalo pak leo, punya kerjaan lagi,kerja jadi supir gue itu sampingan. Dia orangnya nggak enakan, udah gue bilang kan,nggak apa-apa tinggal disini aja pak leo, dari pada kos, mending uangnya disimpan aja dari pada kos. Eh, dianya nggak mau. Padahal enak kalo misal tinggal dirumah gue, siapa tau jadi jodoh, makan disini bisa makan bareng karena udah di siapin sama bi viqa, kalo misal pengen mie atau jajan ringan bisa langsung ambil "
" Pak leo masih muda? Terus kalo misal pak leo nggak bisa antar atau jemput kamu gimana? Emang kamu nggak bisa nyerir mobil sendiri? Terus gaji pak leo kalo misal nggak bisa anterin kamu selama 3 hari berturut-turut atau 1 minggu atau sebulan itu gaji penuh?" tanya yohan beruntun
"Ah, tanya mulu lo!Berasa orang penting lo, yang harus tau segala hidup gue?!Nggak gue jawab. Gue mau bikin ramyon dulu. Kalo lo mau, ikut gue"
"nggak,an, kamu aja, aku kebawa dulu. Buat liat bath-upnya"
"Ya, terserah" ujar andrea tak peduli, ia berjalan melewati yohan untuk naik ke kamarnya yang atas
"Kasian sih sebenernya dia gue gituin. cuman, gue nggak mau kalo misal dia tau, kak leo itu kakaknya yoshi,bisa mampus gue di ledekin dia sama di rentet pertanyaan yang bikin gue makin pusing" gumam andrea saat sudah berada dalam kamarnya
Andrea berjalan ke sebuah lemari menyamping yang tampak elegan dengan cat hitam, namun siapa sangka jika di dalamnya banyak tersedia mulai dari permen, jajanan ringan, mie dari indonesia dengan korea, baso aci instan, nasi instan dan banyak lagi
Andrea mengambil salah satu mie yang berjenis ramyoen keju lalu ia mengambil mangkok khusus mie yang sudah di siapkan di dalam lemari,menaruh mie itu lalu ia taruh di mesin yang khusus untuk membuat mie. Setelah andrea menunggu kurang lebih 5 menit untuk mie, ia ambil mie yang sudah matang,mengambil sumpit,andrea berjalan menuju meja rias, menaruh mangkok tersebut disitu, mengambil meja portabel yang berada di bawah kasur, andrea menaruh meja itu berada di atas kasur, andrea berlari cepat untuk mengambil soda di bawah tanpa menghiraukan siapapun, saat di pintu kamarnya ia langsung membuka pintu kamarnya,mengambil cepat mangkok tadi, menaruh mangkok itu di atas meja bersama soda, tak lupa ia menyalakan televisi untuk melihat drama korea yang sedang booming
"Jal meokgessseumnida" ujar andrea pada diri sendiri setelah selesai berdoa, andrea memakan mie itu dengan menonton drama
"Ah, gue males naruh ini di sampah bawah" gumam andrea
Andrea menaruh meja portebel dibawah bersama dengan bekas mangkok mie yang sekali buang dan bekas soda yang andrea minum,lalu andrea melanjutkan menonton drama korea. Inilah yang tidak andrea suka jika tidak ada bi' viqa, makanan andrea pasti berantakan seperti ini,hela selaku mama dari andrea sering kali menasehati andrea agar selesai makan langsung membereskannya tanpa menunggu nanti agar tidak terlalu terlihat kotor seperti ini.
"Sumpah kalo nggak ada bi' viqa nggak enak banget, bikin gue mageran. Lagian ngapain sih, bi viqa tiba-tiba pulang kampung, gue kan nggak bisa gantiin bi viqa .Rindu bi viqa gue" ujar andrea melow padahal ia barusan di tinggal bi viqa 1 hari dari puluhan tahun lamanya
"Scene ini sedih juga lagi. Huh, gue nangis dulu lah" ujarnya lagi dengan menangis keras
Yohan yang mendengar andrea menangis sangat keras, buru-buru ia ke lantai atas.
'Padahal andrea ngambil minuman itu kebawah tadi kayak nggak apa-apa tapi kok sekarang dia tiba-tiba nangis. Ada apa dengannya?' batin yohan
Yohan membuka pintu kamar andrea langsung tanpa mengetuknya terlebih dahulu,yang yohan lihat hanya ada meja portabel yang di taruh di lantai dengan atasnya ada sebuah kaleng soda dan mangkok satu set dengan sumpit.
Andrea yang melihat yohan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu membuat andrea menghentikan tangisannya dengan sisa-sisa air mata yang tersisa andrea menatap kesal yohan
"Eh kutu ayam! Yang sopan dong!"
"Maaf tapi-"
Suara dering ponsel andrea membuat yohan menghentikan perkataannya
Andrea yang melihat telfon genggamnya berdering ia langsung mengangkatnya
"Halo?"
"Benar mbak andrea?" ujar orang di sebrang telfon
Andrea yang memiliki firasat buruk, ia bergegas menyalakan speaker
"Ya, ada apa ya?"
"Saya hanya mau menyampaikan pesan dari bu viqa jika mbak harus jadi gadis yang baik, kalau sedih juga tidak boleh berlarut-larut"
"Bu viqa nya sekarang ada di mana?"
"Sudah meninggalkan dunia ini mbak, dari 2 jam yang lalu"
"Pak?"
"Ya mbak, sabar ya mbak"
"Dan bu viqa...."