Chereads / magic item / Chapter 7 - Yang biasa di pegang rea, yohan mau!

Chapter 7 - Yang biasa di pegang rea, yohan mau!

Andrea menatap yohan penuh curiga "lo-"

"Ya, rea? Ada yang ingin kau sampaikan denganku?"

"Lo kemarin ngehajar yoshi pake apa? Terus yoshi lo kok bisa tau rahasianya yoshi? Rahasia apa memang yang disembunyikan yoshi dariku? Harus jawab! Nggak boleh ada rahasia-rahasiaan kalo misal mau lanjut tinggal denganku"

"Yah kok gitu sih rea" yohan cemberut dengan tatapan sedih bak anak kucing yang terlantar melihat andrea

"Yih kik giti sih rea" tiru andrea dengan nada dibuat-buat

" Udah jawab aja!" sambungnya lagi

"Oke, kemarin itu yang gebukin yoshi itu aku cuman ya gitu"

"Gitu apa?" Tanya andrea garang

"Pake tangan bayangan"

"Ish! Kok nggak keren! Kayak adu-du aja lo!"

"Kok adu-du? Bukannya feng ya? Yang di boy-boy itu kan?"

"Iya, yang di film kartun. Cuman aku lupa banget yang punya jurus bayangan siapa" ucap andrea enteng dengan ringisan kecil

"Iya rea, feng itu!" mata yohan disipitkan, mulutnya ia mancungkan sebagai tanda kalau dia terlalu kesal dengan andrea tapi... yohan sangat terlihat menggemaskan di mata andrea

"Bisa nggak lo nggak usah gitu?!" sentak andrea

"Ih, apasih salah yohan" menatap andrea memelas

'Tahan, tahan, tahan jangan gemes jangan gemes, kasian kalo di cekek nanti meninggal!'

"Nggak usah sok imut! Mau lo apa sih!"

"Mau yohan? Memiliki rea" menatap tulus andrea

"Jangan ngadi-ngadi ye! Yang jelas kalo minta sesuatu tuh, jangan yang nggak mungkin-mungkin lo minta!" sinis andrea

Yohan menatap langit yang berlapis kaca yang ada di taman tempat ia duduk bersebrangan bersama andrea "tau nggak kalo yohan ini pengen sesuatu andrea?"

"Pengen apaa? Yang jelas, jangan setengah-setengah dong!" tantang andrea

"Yohan pengen tapi nggak tau namanya apa" kembali menatap andrea

Andrea mengerutkan keningnya "nggak jelas banget si lo, Han. Coba lo sebutin aja dah ciri-cirinya!"

"Dia itu bentuknya panjang, eh bisa kecil juga kok rea, dia sering rea pegang "

"Apaan anjir?Nggak jelas lo!" sejenak andrea diam dan berpikir "Yang biasanya gue pegang?"

Yohan menganggukan kepalanya menatap andrea terus berharap

"Tab? Ipad? Macbook?" Tanya andrea menawarkan beberapa opsi

"Ck! Bukan andrea! Pokoknya itu saudaranya itu semua!" rengut yohan

"Sumpah gila kali kalo lama-lama sama lo! Itu alat elektronik nggak bisa punya anak dan nggak mungkin punya saudara juga Yohan!" gemas andrea

Yohan lantas berdiri meninggalkan andrea yang berada di taman hingga andrea dibuat kebingungan dengan sikap yohan "lo mau kemana?!" teriak andrea

"Mau ambil contoh, Rea!" sahut yohan berteriak

Andrea yang mendengar jawaban yohan hanya menghendikan bahu "Kamu ngomong sama siapa andrea? Kok teriak-teriak? Padahal mama nggak ngeliat kamu sama siapa-siapa tadi"

Andrea menoleh kebelakang, senyumnya sangat kaku, seluruh badanya membeku seketika. Ia benar-benar lupa jika mamanya, sudah pulang dari luar negri, yang berarti, andrea tidak hanya bersama yohan di rumah ini...

"Rea? Kok malah diam nggak di jawab? Mama tanya loh andrea" desak hela

'Mampus, mampus, gue lupa kalo misal mama udah pulang dari amrik. Yohan kurang ajar!'

"Andrea?" Hela mengerutkan keningnya kebingungan melihat anaknya yang sangat berbeda dari biasanya yang sebelum ia tinggal mengunjungi keluarganya

"Andrea lagi latihan pidato ma. Mama istirahat aja, capek juga kan habis pulang kemarin dari amrik"

"Tentang yoshi? Kamu nggak mau cerita apa-apa tentang dia? Apalagi tentang laki-laki nggak jelas kemarin"

Andrea memandang hela dengan tatapan datar, ia menghendikan bahunya. Tatapan andrea benar-benar bingung. Tapi, andrea lupa akan sesuatu hal..

"Mama nggak nyari kemana bi viqa?"

"Liburkan dia?"

Andrea hanya menggelengkan kepalanya, kakinya sudah berlari menaiki tangga yang andrea lihat dari kejauhan yohan sudah berada di dua anak tangga terakhir. Tanpa menghiraukan yohan, yohan melihat andrea yang melewatinya begitu saja langsung menyusul andrea menaiki anak tangga untuk keatas

"Andrea kamu kenapa? permisi ya rea, aku buka pintunya" Tak ada sahutan apapun dari sang pemilik, yohan memegang ganggang pintunya lalu membukanya perlahan. Yohan melihat andrea yang sudah meringkuk diatas kasur dengan selimut menutupi seluruh badan andrea, yohan lantas duduk di pinggiran kasur andrea "apapun yang rea hadapin sekarang, itu akan berlaku sekarang aja, hidup rea cuman sekali nggak akan terulang lagi di masa depan atau masa lalu. Jika pilihan hari inj terlalu memberatkan, yasudah, kita tinggal jalan-jalan saja. Andrea mau jalan-jalan sama aku,hm?"

Tak ada pergerakan sedikitpun dari andrea, "kita ke dunia aku, mau?" kata-kata itu membuat andrea langsung terbangun dan menatap serius yohan "l-lo beneran mau ngajak gue" ujar andrea dengan menunjuk dirinya sendiri yang membuat yohan menganggukan kepalanya antusias dengan tersenyum

Andrea hanya menatap tidak yakin pada yohan yang mengangguk "han, gue lagi sedih ye! Jangan ngadi-ngadi deh. Lo mau apa gue turutin, tapi jangan bikin gue berharap gini dong" perkataan andrea membuat kepala yohan yang mengangguk antusias itu menjadi berhenti, senyum yang tadinya sangat manis itu seketika hilang, yohan hanya menatap andrea dengan tatapan kecewa sekaligus datar "segitu nggak percayanya ya, andrea sama yohan? Sampai-sampai andrea nggak percaya kalo yohan beneran ngajak andrea ke tempat dimana yohan tinggal sebelum tinggal sama rea"

Andrea yang mendengar perkataan yohan gelabakan sendiri. Bukan, bukan itu maksud andrea, hanya saja ini terlalu mendadak baginya "Duh, gini loh yohan, bukannya andrea ini nggak percaya sama yohan, hanya ini terlalu mendadak dan kayak nggak mungkin gitu aja, kan sec-"

"Apa yang nggak mungkin rea?" potong yohan dengan satu alisnya yang dinaikan

"Dengerin dulu kalo andrea ngomong, yohan!!.."

"Iya andrea.Yohan selalu dengerin andrea hanya saja yohan kali ini capek rea, udahlah. Kali ini andrea harus dengerin yohan, Hanya kali ini! Andrea harus nurutin permintaan yohan"

"Lo minta apa sih yohan? Gue turutin apa yang lo minta, semuanya tanpa terkecuali. Tapi bisa nggak kali ini, kali ini aja gue minta tolong sama lo, lo keluar dari sini!"

"Tidak. Aku mau minta itu kali ini, semuanya tanpa terkecuali, bukan?"

Andrea hanya menutup matanya, menghirup nafasnya dalam-dalam lalu ia mengelurkannya kasar "lo minta apa? Cepet, gue muak liat lo!" yohan memalingkan wajahnya dengan tangan yang ia taruh di dada "hm, yohan hanya ingin hujan-hujanan diluar sama andrea naik sepeda"

"Setelah lo bikin naik darah, lo bikin gue langsung mati muda liat kelakuan lo yang berubah-ubah han. Setelah itu lo minta apa lagi? Minta yang katanya lo saudaranya tab, Ipad, macbook, ya?" ucap andrea tersenyum tertekan

Yohan menatap kembali andrea, ia tersenyum kecil "Sama yohan minta anu" yohan mendekatkan badannya pada andrea membuat andrea memundurkan badanya " lo mau apa?"