Yohan menggandeng tangan andrea, ia menuruni tangga setelah membisikan sesuatu yang membuat andrea tertarik ikut padanya kali ini. Ia tersenyum menghadap kebelakang yang tepat ada andrea disitu
"Jangan senyum, ntar gue juga ikut senyum. Dikira gila gue sama mama,han!" Bisiknya
"Ya,mybe andrea tergila-gila sama yohan" ujarnya dengan menghendikan bahu
Andrea sedikit berlari mengimbangi langkah yohan semakin lama semakin membesar, ia mencoba mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh yohan tapi tak bisa karna yohan semakin lama semakin melebarkan kakinya seperti ingin mengajaknya berlari
"Pelan-pelan! Bisa keseleo kaki gue han kalo lo giniin!"
"Loh, andrea biar kita cepet sampainya, lagian rumah kamu besar banget sih!"
"Ck! Harusnya lo bersyukur karena tuhan nitipin lo ke gue yang kaya nan serba ada biar bisa nurutin apa yang lo mau"
"Percuma kaya, tapi kesepian" lirih yohan tapi masih bisa di dengar andrea yang di belakangnya
"Mending gitu bergelimang harta kesepian dari pada punya temen tapi nggak punya apa-apa atau bisa juga udah nggak punya apa-apa nggak punya temen lagi. Walau segalanya tidak bisa dibeli dengan uang, tapi hidup butuh uang. Kalo gue mau juga, gue bisa nyewa temen terus gue bayar han, so simple tapi sayangnya gue nggak mau"
"Kenapa? Katanya kaya? Kok nggak mau keluar uang?" Tanya yohan beruntun
"Manusia itu hubungannya timbal balik han. Kalo dia deket sama gue hanya karena uang kita ya gapapa aja kalo gue mau, tapi ini gue ga mau karena gue hanya butuh manusia yang suka sama gue apa adanya bukan gue pelit ya tapi mending kesepian dari pada sama cinta yang palsu" jawab andrea yang terus mensejajarkan langkahnya
"Jadi andrea suka kesepian dari pada-"
"Udah diem abis ini kita sampe pintu depan" potong andrea
Andrea yang tadinya hanya jalan cepat kini ia berlari ya walaupun tidak terlalu mengerahkan seluruh tenaganya untuk menuju pintu depan andrea berlari kau nanti akan jatuh. "Katamu kakimu akan keseleo jika ku ajak jalan cepat seperti tadi apalagi ini kau berlari-lari apa tidak akan putus kakimu?"
Tanpa menghiraukan perkataan yohan andrea pun langsung membuka pintu depan dan ia melihat air hujan yang mulai menjatuhi bumi serta awan mendung yang selalu menjadi pelengkap ketika hujan datang. Andrea mengambil nafasnya dalam-dalam, bau petrichor begitu menyeruak di hidung andrea
"Kenapa manusia sangat menyukai hal yang sederhana? seperti bau hujan misalnya"
"Entahlah han, mungkin itu sifat alami manusia. Bau hujan enak, tidak ada alasan untuk tak menyukainya lagi pula aroma sejuk yang muncul saat hujan turun juga dapat terbentuk dari minyak alami yang berasal dari tumbuhan"
"Minyak alami tumbuhan apa?" Tanya yohan tidak mengerti
"Minyak volatile, tepatnya. Jenis minyak yang mudah menguap"
"Tapi mengapa sebagaian bau hujan ada yang berbau amis, rea?"
"Saat hujan jatuh ke permukaan berpori, udara dari dalam pori membentuk gelembung kecil yang mengambang ke permukaan dan menjadi aerosol. Aerosol itu membawa bau dan bakteri dan virus dari tanah"
"Andrea katanya suk-"
"Diem, berisik mulu lo" potongnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah yohan
Andrea terus menatap rintikan hujan yang terus menerus membasahi bumi, ia tersenyum bahagia ketika suara hujan itu mulai menenangkan jiwanya, perlahan-lahan ia menutup matanya merasakan kenikmatan yang di ciptakan tuhan untuk umatnya, hingga bisa menjadi saksi bahwa di dunia masih bisa bahagia walaupun dengan suatu hal kecil yang sederhana
"Andrea mau sepedahan di bawah hujan?"
"Mau, tapi sebentar han,gue mau lebih menikmati ini dulu"
Yohan mendengar ucapan andrea hanya tersenyum, menggelengkan kepala perlahan sembari ia berjalan ke kursi ayunan yang tak jauh dari tempat andrea berdiri. Yohan menatap andrea yang sangat menikmati hujan tanpa terganggu dengan cipratan hujan yang terkena benda di sekitarnya, "diriku memang menyukai hujan. Tapi suka ku pada hujan tak sesuka aku padamu" lirihnya
Andrea menoleh pada yohan,sedikit tersenyum, senyum itu sangat meneduhkan hati yohan sekaligus membuat yohan khawatir, karena tak biasanya andrea mengeluarkan senyuman yang jarang sekali dilihatnya "Capek gue han, pengen mati aja rasanya" ujar andrea sembari menghapus bulir air mata yang tak sengaja terjatuh dari mata kananya
"Tuhan nggak adil han ngebuat dunia gue kayak gini, kenapa tuhan ngasih gue bapak yang baj*ng*n itu han. Kocak geming banget, mana nggak mau ceraiin mama dengan alasan masih sayang, ya menurut gue itu bukan sayang tapi itu namanya obsesi, takut mama mendapatkan manusia yang jauh lebih baik dari pada dia di luaran sana"
"Dia bikin adik gue mati gara-gara di tabrak selingkuhannya waktu mau nyingkirin gue sama mama gue biar nggak jadi pengganggu hubungan mereka. Tapi disitu berubah ketika adik gue ngedorong gue dan mama gue, ya walaupun nggak terlalu jauh dari tempat kita berdiri, karena dia masih kecil mendorong satu orang dewasa dan 1 orang remaja. Bodohnya adik gue, dia nggak mau menyelamatkan dirinya sendiri ketika dia mendorong gue dan mama gue,maksud gue sekalian gitu loh biar kita bertiga selamat" sambung andrea dengan suara bergetar
"Takdir tuhan,rea. Tuhan menyiapkan permasalahan berbeda-beda dan setiap manusia pasti mempunyai masalah,hanya saja ia pintar untuk menutupnya rapat-rapat. Lagian orang mati saja ingin doa agar ia tenang di alam selanjutnya kau malah yang di dunia ingin mendapat ketenangan" tutur yohan membuat andrea berpikir
Andrea diam, mencerna semua perkataan yohan. Ya, sepertinya andrea lupa akan kenyataan itu, lupa jika manusia yang meninggal saja harus diberikan doa agar dia tenang tapi nyatanya dia malah seperti ini "tuhan adil kok rea, ia memberikan semua manusia ujian hidup" ujar yohan lagi sambil tetap menatap andrea dari kejauhan yang kepalanya mulai menunduk
"Ta-ta-tapi yohan kenapa hidup orang yang gue lihat selalu enak-enak aja? Seakan semuanya nggak ada beban? Seakan-akan tuhan nggak ngasih ujian hidup apa-apa? Terus kenapa gue merasa paling tersakiti di dunia kalau mereka mempunyai ujian hidup masing-masing? Itu yang selama ini gue pertanyakan selama gue hidup yohan!"
Tanpa menjawab, yohan berdiri dari tempat duduknya, ia berjalan maju menghampiri andrea yang menunjuk, sorot mata yohan ikut sedih melihat andrea yang sedih, yohan tepat dihadapan andrea, hanya saja andrea tak menyadari jika yohan sudah berada di dekatnya bukan di tempat tadi ia duduk. Yohan mendekap andrea dari samping yang menunduk membuat andrea langsung menghadap yohan,yang mulai memeluk andrea. Andrea tidak menolak karena dirinya tau mungkin sekarang ia butuh pelukan
"Jawaban itu semua ada di diri andrea sendiri,karena itu memang pertanyaandari setiap jiwa yang tidak terima akan takdir. Itu menurut opini yohan, andrea" tuturnya seraya mengusap kepala belakang andrea yang ia peluk saat ini