Chereads / magic item / Chapter 4 - SELESAI? atau LANJUT?

Chapter 4 - SELESAI? atau LANJUT?

Andrea mengendarai mobilnya sendiri tanpa pak leo dengan yohan yang tak terlihat pastinya. Dengan kecepatan tinggi andrea mengendarainya,sampai-sampai yohan yang duduk disebelah andrea ingin muntah dibuatnya

"Bisa tidak,jangan mengendarai terlalu cepat"

"Diamlah!"

Setelah beberapa jam andrea mengendarai mobil itu dengan cepat. Sekarang tujuan andrea sudah berada di depan mata,tinggal memarkirkannya saja.Tapi andrea yang tidak perduli dengan itu, ia menaruhnya asal-asalan dan langsung keluar dari pintu kemudi ketika sudah tepat dirumah bi viqa, membuat yohan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan andrea.Lekas yohan memarkirkan mobilnya lalu ia masuk ke rumah bi viqa menyusul andrea

Andrea yang barusan keluar dari mobil dan langsung menuju ke rumah bi'viqa tergesa-gesa,didepan pintu rumah bi' viqa andrea sudah merasakan kesedihan yang mendalam,andrea berjalan mendekat di bi viqa yang sudah terbujur kaku. Padahal baru kemarin andrea bercanda dengan bi viqa tentang bi viqa yang melihat yohan cuman angin saja dan satu minggu setelah itu bi viqa pulang kampung.

Andrea kira, bi viqa yang kemarin berpamitan sebelum pulang dan berjanji akan kembali itu menepati janjinya. Ternyata ia benar-benar pulang dan kembali

KEMBALI KE PENCIPTANNYA.....

"Nak rea, bi viqa pulang dulu ya" ujar bi viqa

Andrea memeluk bi viqa "bi viqa janji harus kembali lagi"

Bi viqa membalas pelukan andrea,mengelus kepala andrea pelan "yang pasti pokoknya bi viqa akan kembali. Bi viqa nggak janji ya tapi"

Andrea melepaskan pelukannya secara paksa, menatap bi viqa cemberut "kalo bi viqa nggak pulang, andrea marah. Kayak gini nanti marahnya"

Bi viqa tertawa melihat tingkah andrea yang sangat imut menurutnya "ya cantiknya bi viqa. Bi viqa janji,pasti bi viqa akan pulang"

"Pasti andrea tunggu loh bi!"

"Ya, nak rea cantik"

Itulah percakapan antara bi viqa dan andrea sebelum bi viqa pulang ke kampungnya. Andrea sangat ingat jelas akan momen tersebut. Andrea yang semulanya berjanji tidak ingin menangis pada saat berada di rumah bi viqa yang sudah terbujur kaku, kini pertahanannya untuk tidak menangis akan gagal...

Tapi sebelum pertahannya gagal ada tangan yang berada di pundak andrea yang membuat andrea menoleh ke arah orang yang barusan menaruh tangannya dipundak andrea. Memakai kaca mata hitam, sepatu hitam,baju hitam,semua yang di kenakan serba hitam, itulah yang andrea lihat sekarang

"Loh pa-?"

"Bukan rea, ini aku, yohan"

"What the h-" ujar andrea, terkejut

"shut! Kita masih ada di rumah duka,jangan sembarangan mengumpat. Yohan nggak suka" potong yohan yang membuat andrea diam seketika

Ada seorang laki-laki yang andrea tidak kenal tiba-tiba mendatangi dia, membuat andrea mengerut kebingungan

"Mbak andrea, saya fasa yang ada di telfon tadi. Sekarang viqa nya bisa di kebumikan dulu ya mbak, baru kita bicara tentang apa yang mau saya bicarakan. Viqa bilang, kalo misal mbak andrea belum datang jasadnya nggak usah di kebumikan dulu"

"Ya sudah pak langsung di kebumikan saja. Nggak enak saya, bi viqa pasti nunggu saya lama untuk perjalanan kesini" ujar andrea terkejut setelah mendengar pernyataan dari fasa

Setelah fasa pergi, andrea dan yohan hanya menatap fasa hingga punggungnya menghilang di balik pintu depan

"Kamu ikut kubur bi viqa?"

"Pengen sih. Cuman-"

"Yaudah ikut aja gapapa. Nanti aku temenin"

"Oke mau. Tapi lo hutang penjelasan sama gue. Ini tangannya minggir juga, gue mau di- lihat bi viqa "

"Ya, nanti aku jelasin. Sekarang, gini aja. Kita kesananya bareng, nggak ada yang dulu-duluan"

"Ah, itu mah maunya lo.Yaudah ayo kesana"

Andrea dan yohan berjalan beriringan seperti bapak dan anak biasa. Padahal sebenarnya jika orang lain melihat wajah asli yohan tidak seperti bapak anak, malah lebih ke 'pacar'

"Boleh nggak si gue nangis?" tanya andrea saat melihat bi viqa sudah mulai di kebumikan

"Boleh aja nangis. Silahkan saja andrea" sahut yohan dengan merangkul andrea, menyuruh andrea untuk menangis tanpa terlihat orang lain di dadanya

"Sudah, jangan nangis lagi.Ayo kita di depan sana" ujar yohan yang melihat jenazah bi viqa sudah benar-benar di kebumikan

"Oke ayo kita kesana.Tapi bentar, pasti mataku sembab, aku kesananya nanti aja. Malu kalo dilihat orang keadaan kacau gini. Pinternya aku, aku lupa nggak bawa kacamata lagi"

Yohan melepas kacamata hitamnya, melepas rangkulan, memakaikan kacamata hitamnya di andrea dan memakaikan topinya juga di andrea

"Sudah, ini bukan yang kamu inginkan. Mari kita kesana" Jawab yohan,menggandeng tangan andrea, menarik tangan yang ia gandeng dengan pelan

"Takut dibilang sombong kalo kayak gini han!" ujar andrea dengan menarik tangannya yang membuat yohan menghentikan langkahnya

"Udah, nggak usah mikirin tanggapan orang lain dulu bisa nggak? Udah ayo kesana aja"

"Oke,"

Saat semua sudah pulang dari pemakaman bi viqa. Hanya tinggal fasa, andrea dan yohan yang menyamar menjadi papa andrea

"Mbaknya nggak pulang kerumah sekalian bareng saya? Soalnya saya sekalian pulang san membicarakan soal tadi"

"Bentar pak, saya mau disini sebentar"

"Ya sudah mbak. Saya tunggu dirumah saja"

"Iyaa pak"

Ansrea yang melihat fasa yang sudah mulai menjauh pergi, ia segera jongkok menatap batu nisan.Yohan hanya berdiri menatap apa yang akan dilakukan andrea

"Bi' viqa mah gitu,aku suruh pulang ke rumah aku malah pulang ke sisi tuhan"

Andrea mendongakkan wajahnya, menahan air mata yang akan keluar

"Sudah ya? Kita pulang" ujar yohan

Andrea menganggukan kepalanya, menatap yohan lalu menatap kembali batu nisan bertulis 'Viqa tania'

"Bi' viqa, andrea pulang dulu yaaa"

Andrea berdiri dari jongkoknya lalu ia berjalan mendahului yohan untuk bergegas ke rumah bi viqa tadi

"Apa pak yang ingin anda sampaikan tadi?" ujar andrea setibanya di rumah bi viqa

"Saya tadi beneran kaget sekaligus sedih akan kejadian ini, malahan viqa tadi, waktu ada di meja makan untuk makan pagi dia kayak bicara.Saya kira dia hanya melantur saja, ternyata apa yang dia ucapkan benar setelah beberapa jam kemudian"

"Bu viqa bicara apa pak??"

"Andrea baik, tapi dia punya tunangan yang jahat yang suka selingkuhan.Kalau punya anak laki-laki pasti aku jodohkan dengan dia,tapi sayangnya aku tidak punya anak sekali.Aku takut menikah karena masa laluku, berada di keluarga andrea membuat aku mempunyai anak walaupun bukan dari rahimnya sendiri, lihat andrea benar-benar aku anggap anak sendiri. Itu yang di ucapkan viqa"

"Terus pak? Bi viqa bilang apa lagi?"

"Kalau kamu tidak mau tersakiti jangan di lanjutkan tunangannya karena viqa takutnya kejadian seperti dia akan terulang. Tapi semoga tidak terulang di kamu. Kamu juga bisa melanjutkan hubungan kamu, karena itu pilihan kamu" ucap fasa terakhir sebelum pulang dirumahnya