Aruna beserta kedua sahabatnya memasuki sebuah cafe yang terletak tepat di depan gedung kantor tempat mereka bekerja karena waktu sudah menunjukkan jam makan siang, tapi Aruna tidak bisa berlama-lama dengan Imel dan juga Tasya karena dia akan pergi bersama Dewa untuk meeting dengan klien mereka.
" kamu ada meeting lagi sama klien? " tanya Imel dan di jawab oleh Aruna dengan anggukan
" enak dong bisa jalan-jalan terus " celetuk Tasya dengan mulut yang dipenuhi spaghettinya
" jalan-jalan apaan orang kita ketemu sama klien yang cerewetnya minta ampun!! aku aja sampe tiga kali revisi gara-gara mereka nggak puas sama desain yang aku buat " gerutu Aruna
" untungnya ada Ajeng yang selalu bantuin aku, karena kalo nggak?? nggak tau deh gimana nasib aku " lanjut Aruna dengan wajah tidak berdayanya
" Demi dewa Neptunus ganteng bangettttttttt " puji Imel dengan mata berbinar melihat seorang pria yang baru saja masuk dari lobi utama cafe
Tasya ikut terperangah dengan penampakan didepan sana berbeda dengan Aruna yang masih fokus pada makanannya.
" Aruna itu liat!!!! " tunjuk Imel
" apaan sih kayak nggak pernah liat orang ganteng aja " sahut Aruna yang masih belum ingin menoleh
" bukannya nggak pernah liat, tapi ini gantengnya parah banget Maemunah!!!!!! " ujar Tasya dengan gemas sembari menyambar wajah Aruna dengan kedua tangannya lalu menghadap kan nya ke samping.
Seorang lelaki berkulit putih dengan wajah tampan yang bisa di bilang di atas rata-rata sudah duduk di salah satu kursi sudut yang terletak tidak jauh dari mereka, jujur Aruna akui Lelaki itu memang benar-benar sangat tampan bahkan seperti jelmaan pangeran.
" ya ampun itu hidung atau perosotan anak TK lancip amat!!!! " puji Tasya dengan mata berbinar
" mata, hidung, badan, semuanya deh!! gila hampir sempurna banget " sahut Imel
" astaghfirullah mingkem woy!!!! " Aruna yang sadar dari lamunannya langsung mengusap wajah kedua sahabatnya
" Aruna apaan sih!!!!! gangguin kesenangan orang aja!! " gerutu Imel
" istighfar!!!!! " ucap Aruna yang gemas dengan kedua temannya tapi diam-diam Aruna mencuri pandang kearah lelaki itu yang masih menundukkan pandangannya dan tepat saat Aruna menatapnya lagi, Lelaki itu mengangkat wajah tampannya dan tatapan mata mereka pun bertemu.
Gadis itu merasakan bahwa jantung nya mulai tidak aman dan entah mengapa tatapan itu bisa dengan mudah meluluh lantakkan hatinya. Tidak tahan dengan tatapan itu, Aruna pun langsung mengalihkan pandangan nya dari Lelaki itu.
" Aruna, itukan adik kamu " tunjuk Imel kearah luar cafe diikut oleh pandangan Aruna dan juga Tasya
" Mouly " gumam Aruna
" dia sama siapa kok kayaknya lengket banget pakek acara gandengan gitu lagi " ujar Imel.
Benar itu adalah Mouly adik Aruna bersama seorang lelaki tampan bukan hanya itu mereka juga terlihat sangat mesra bahkan lengket seperti lem karena Mouly menggandeng lengan lelaki itu dengan manja lalu masuk kedalam cafe dimana Aruna dan juga teman-temannya sudah lebih dulu berada.
" itu pacarnya Mouly? " tanya Tasya
" muka playboy gitu! " dengus Imel
Aruna yang tidak ingin dilanda rasa penasaran langsung beranjak dari duduknya kemudian menghampiri adiknya yang naik kelantai dua, karena cafe itu memang memiliki dua lantai. Karena di lantai dua khusus untuk ruangan terbuka yang bebas asap rokok.
Sesampainya di lantai dua betapa terkejutnya Aruna melihat adiknya yang sangat dia sayangi sedang bercumbu dan bermesraan dengan Lelaki yang bisa dapat dipastikan adalah kekasih Mouly, saat lelaki itu menyentuh bibir Mouly dan hendak mencium bibir ranum itu dengan cepat Aruna mendorong lelaki itu lalu menarik Mouly.
" Menjauh dari adikku!!!!! " seru Aruna
Mouly terperanjat melihat kakaknya sudah berdiri didepannya dengan raut wajah merah padam.
" hei siapa kamu? " tanya lelaki itu yang tidak terima saat kesenangan nya di ganggu
" apa ini kelakuan kamu di luaran sana huh!!!! " bentak Aruna.
Semua mata pengunjung yang ada di lantai dua kini tertuju pada mereka bertiga.
" kak- a-aku "
" apa kamu nggak punya rasa malu melakukan hal-hal yang tidak senonoh ditempat umum, Mouly!! " hardik Aruna dengan murkanya.
" Mouly, dia siapa? kenapa dia kenal sama kamu " tanya lelaki itu
" dia kakak aku " jawab gadis itu
" dan kamu " tunjuk Aruna pada lelaki yang berdiri di sebelah adiknya
" dimana letak sopan santun kamu?? " ujar Aruna
" kak Udah!!!!! " bentak Mouly yang tidak kalah kerasnya
" ini bukan urusan kakak!!! aku sudah dewasa dan aku juga berhak melakukan apapun yang aku mau!!! kakak nggak berhak larang aku!!! " sulit dipercaya Mouly justru membantah kakaknya sendiri.
" simpan semua rasa malu, hormat dan sopan santun untuk diri kakak sendiri!!! " ucap Mouly yang sama sekali tidak perduli dengan tatapan semua orang.
" dan yah inilah yang aku lakuin di luaran sana, kenapa? ini adalah hidup aku dan hanya aku yang berhak atas hidup aku, kakak urus aja kehidupan Kakak sendiri yang rumit itu " ujar Mouly lagi tanpa perasaan
" emang adik yang nggak adab ya kamu!! " hardik Imel yang datang bersama Tasya menghampiri Aruna.
Mouly mendelik malas kemudian menarik tangan kekasihnya untuk pergi dari sana meninggalkan Aruna yang kini masih berdiam diri menatap kepergian mereka.
" itu tu kalo udah jadi budaknya cinta!! " ucap Tasya yang sengaja meninggikan suaranya agar di dengar oleh yang punya telinga.
Aruna terduduk lemas masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh adiknya tadi, sungguh sulit dia percaya Mouly mampu mengatakan itu semua dihadapan nya.
" Aruna, are you oke? " Imel mengusap pundak Aruna dengan lembut
" nih minum dulu " Tasya memberikan segelas air putih untuk Aruna.
Aruna menghela nafas berat setelah meneguk air yang diberikan oleh Tasya, dadanya masih terasa nyeri mengingat semua kalimat yang di ucapkan oleh adiknya.