" Oma!!!! "
Aruna yang baru turun dari taxi langsung disambut oleh neneknya yang sudah menunggu nya di teras rumah, Maharani hanya menatap mereka yang sedang berpelukan dengan jengah.
" kenapa Oma tidak bilang mau ke Jakarta, kan biar Aruna yang jemput " ujar gadis itu dengan perasaan sesal karena tidak menjemput nenek nya sendiri ke bandara
" tidak apa-apa Oma juga tidak bilang sama yang lain kalau mau datang " sahut Ambar mama dari Maharani
" ya Allah Gusti.... Oma rindu sekali sama cucu-cucu Oma yang cantik-cantik ini " berulang kali Ambar mengecup pipi cucu kesayangan nya.
" Aruna sebaiknya kamu cepat masuk dan siapkan makanan untuk makan malam, kamu tahu kan kalau Bik Yani masih sakit!! " seru Maharani dengan ketus karena mulai bosan melihat pemandangan kedekatan antara Aruna dan juga Ambar
" i-iya Ma.... " sahut Aruna kemudian dengan sopannya berlalu masuk kedalam rumah.
Ambar menatap anak nya datar, sikap Maharani tidak pernah berubah masih saja ketus pada Aruna.
" kapan kamu akan berubah Maharani? "
" cukup Ma.... aku tidak ingin mendengar pertanyaan itu lagi " inilah yang membuat Maharani sedikit tidak senang dengan kehadiran mamanya sediri, mamanya akan terus mendesaknya untuk bersikap baik pada Aruna.
" Aruna tidak salah kenapa kamu menghukum nya dengan begitu kejam, Maharani!!! mama ingatkan, kamu pasti akan menyesal " Ambar langsung meninggalkan Maharani yang masih diam terpaku di tempatnya.
Ambar melihat cucunya yang sedang berkutat di dapur dan masih mengenakan stelan kantornya, di balik wajah ceria gadis itu terselip kesedihan yang tidak bisa dia ungkapkan dan pertanyaan yang tidak bisa dia pertanyakan pada siapa pun.
" mau Oma bantu? "
Aruna sedikit terkejut karena terlalu fokus membersihkan sayuran dia tidak menyadari bahwa sang nenek sudah berdiri disampingnya.
" tidak usah Oma... Oma duduk aja biar Aruna yang selesai kan semua nya " sahut Aruna dengan senyum manis menunjukan lesung di kedua pipinya.
" kamu benar-benar akan menjadi istri idaman " puji Ambar membuat Aruna terkekeh.
Dengan cekatan Aruna mengerjakan semua pekerjaan dapur, sedangkan Ambar yang selalu mencuri-curi kesempatan untuk membantu cucunya itu langsung di cegat oleh Aruna, dan mau tidak mau Ambar hanya menjadi penonton setia.
" OMA!!!!!!!!!!! " lengkingan suara Mouly memenuhi seisi ruangan gadis itu berlari dan langsung menghambur kedalam pelukan Omanya
Ambar yang belum siap hampir saja terjengkang beruntung Aruna langsung menahan tubuh nenek nya dari belakang.
" I Miss you so much Miss universe!!!!! " goda Mouly dan langsung mendapatkan jeweran dari nenek nya, Aruna hanya terkekeh melihat adiknya mengaduh.
" kamu dari mana saja baru pulang pulang hummmm? " tanya Ambar yang memeluk Mouly dengan sayang
" Mouly ada mata kuliah siang Oma, mangkanya sore baru pulang " jawab gadis itu
" Oma punya oleh-oleh untuk kedua cucu kesayangan nenek, tapi sebelum itu kalian berdua bersihkan diri dulu " titah Ambar pada Aruna dan juga Mouly
" yes Miss!!!! " sahut Mouly dengan jenakanya lalu menarik tangan Aruna untuk membersihkan diri.
Maharani yang diam-diam menyaksikan adegan itu hanya menatap mereka dengan sorot mata yang sulit diartikan.
Mouly sudah lebih dulu menghampiri neneknya yang duduk di ruang keluarga bersama Maharani sedangkan Aruna masih berada dikamarnya.
" ayooooo mana oleh-oleh untuk Mouly " Mouly menadahkan kedua tangannya menunggu oleh-oleh yang dijanjikan oleh neneknya
Ambar memberikan kan paper bag berwarna coklat yang berisikan dress berwarna merah muda untuk Mouly
" oooowhhhhh so beautiful " mata Mouly berbinar melihat dress selutut yang sangat pas untuk dirinya
" dress itu Oma beli waktu berada di Paris " ucap Ambar
" terimakasih Oma " Mouly memeluk Ambar dengan erat, membuat Maharani tersenyum senang tapi senyuman itu tidak berlangsung lama saat dia melihat Aruna menuruni tangga lalu berjalan ke arah mereka.
" Kak Aruna!!! coba lihat bagus kan? " Mouly langsung menunjukkan dress miliknya pada Aruna yang duduk di sebelah Ambar
" waw bagus dan pas untuk Mouly " sahut Aruna dengan tersenyum
Ambar juga memberikan paper bag yang sama pada Aruna dan langsung di sambut dengan baik oleh gadis itu.
" terimakasih Oma " ucap Aruna
" tidak mau dilihat dulu? "
" apapun yang Oma kasih Aruna pasti akan menyukainya, Oma "
Maharani langsung melengos melihat Ambar memeluk Aruna dengan penuh kasih sayang.
" Mama..... "
Darmawan yang baru pulang langsung menghampiri mertuanya di tengah ketiga bidadari di istana nya.
" mama kapan sampai? "
" tadi siang, apakah pekerjaan di kantor begitu banyak sehingga baru pulang jam segini? "
" ada meeting mendadak dengan klien dari Bali dan tidak bisa di wakilkan Ma " jawab Darmawan.
" Papa!!!! coba lihat Mouly dapat oleh-oleh dari Paris " Mouly menunjukkan dress pemberian Omanya pada sang Papa
" bagus sayang " puji Darmawan
" Papa bersih-bersih dulu kita akan makan malam bersama, sudah lama sejak Oma tinggal di Semarang kita tidak makan bersama " ucap Darmawan sambil beranjak dari duduknya diiringi oleh Maharani.
Ambar dulu pernah tinggal bersama mereka tapi semenjak suaminya meninggal dunia, Ambar memutuskan tinggal di rumah peninggalan mendiang suaminya.
Aruna menyiapkan semua makanan di atas meja untuk keluarga nya, Mouly sedang bermanja-manja dengan Maharani dan juga Darmawan membuat Ambar yang melihat itu merasa iba pada Aruna.
" Semuanya, makan malam sudah siap " ucap Aruna
" let's go Ma.... Mouly sudah sangat lapar " Mouly menarik tangan Maharani berjalan melewati Aruna begitu saja.
Aruna yang melihat mereka hanya menghela nafas panjang dan itu tidak luput dari pandangan Darmawan dan juga Ambar
" ayo sayang.... " Darmawan merangkul pundak Aruna, gadis itu hanya tersenyum dan mengangguk.
Setelah makan malam yang menyenangkan karena kehadiran sang Oma, kini Aruna sudah kembali masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat dan seperti biasa Mouly akan menyelinap masuk kedalam kamar kakaknya.
" Mouly mau pergi lagi? " tanya Aruna ketika adiknya sudah duduk di atas ranjangnya
" malam ini ada party birthday nya teman Mouly kak "
" di NightClub lagi? " Mouly hanya mengangguk menatap kakaknya penuh harap agar di beri uang.
" Mouly jangan terlalu sering kesana, itu tidak baik apa lagi Mouly anak cewek.... kalau mama sama papa tahu Mouly pasti di marahin " tegur Aruna
" kan yang tahu cuma Kak Aruna " balas Mouly yang seakan tidak perduli dengan nasehat sang kakak
Aruna hanya menggeleng sekuat apapun dia menasehati adiknya, Aruna akan tetap kalah dan memenuhi keinginan adiknya, begitulah dia sangat menyayangi sang adik.