Chereads / Tiger Meet Cat / Chapter 40 - Chapter 40 Leo Fact

Chapter 40 - Chapter 40 Leo Fact

Noah terdiam sebentar dan ia masih melihat air mata Caise yang terus mengalir.

"Ha... 10 tahun yang lalu kau merupakan gadis cilik pemecah misteri. Sebagian orang yang tahu kau menyebutmu titisan dari Oliver, tapi aku benar-benar masih tidak yakin bagaimana caramu mendapatkan kekuatan aneh itu melewati mimpi, ini semacam takdir..." tatap Noah.

Caise menatap ke bawah. "Sebenarnya... Kakak Oliver bukan kakakku, dia hanyalah laki-laki yang siap merawatku dan menjadikanku sebagai adik. Jika dia kakak kandung, pastinya tidak akan aku tinggalkan atau dia meninggalkanku hingga sekarang," kata Caise.

"Oh, begitu, pantas saja kalian tidak mirip... Tapi tetap saja, karena kau ada hubungannya dengan orang yang dibenci oleh Leo..."

"Hiks... Apa yang harus kulakukan... Aku hanya tidak ingin Mas Leo tahu akan hal ini... Tapi di lain sisi, aku juga ingin tahu siapa itu Mas Leo yang sebenarnya," tatap Caise dengan masih sedih.

Noah yang mendengar itu menjadi tersenyum kecil. "(Aku tahu gadis ini akan penasaran dengan siapa itu Leo karena dia sudah sangat penasaran, pastinya mimpi akan memberi tahunya dan itu membuatnya penasaran...) Awalnya aku tak mau membantu... Tapi tak apa, Caise... Aku akan menceritakan soal Leo padamu," kata Noah membicarakan Leo.

"Su... Sungguh... Mas Noah akan memberitahuku?"

"Ya... Mari bekerja sama... Aku akan merahasiakan ini dari Leo, dan tentunya kau harus melakukan apa yang kumau," kata Noah sambil mengulurkan tangan. Caise terdiam ragu.

"Apa maksudmu melakukan apa yang kau mau?"

"Jangan buat Leo menangis di tengah hujan," kata Noah.

Caise terdiam dan menjadi khawatir, dengan penuh berat hati, lalu mengangkat tangannya dan akhirnya menerima uluran tangan Noah.

"(Aku benar-benar terpaksa demi mengetahui Mas Leo.)"

"Baiklah, dengan ini aku nyatakan, aku akan memberitahumu," tatap Noah membuat Caise terdiam menunggu.

"Tapi untuk lebih enaknya aku menjelaskan padamu, mari ikut aku ke suatu tempat..." Noah menambah dan berdiri.

"Eh, kemana? Kenapa tidak di sini saja?"

"Terlalu sulit, aku butuh teori, bukan sekadar materi... Jadi ikuti aku..." Noah berjalan duluan dan Caise menjadi mengikutinya.

---

Mereka menyewa taksi. Noah duduk di samping Caise di bangku tengah.

"Tuan, kita akan ke mana?" tanya si supir.

"Ke desa Koun," balas Noah.

Seketika Caise yang mendengar itu menjadi terkejut.

"Ok," balas si supir.

"Tu... Tunggu Mas Noah... Perjalanan ke desa Koun itu sangat jauh dan lama!!" Caise panik.

"Shhh... Jangan khawatir, bukankah kau ingin tahu?" Noah melirik, membuat Caise terdiam menurut.

Setelah itu, tampak taksi tadi berhenti di sebuah tempat yang begitu jauh dari kota. Itu adalah desa dengan banyaknya sawah dan hutan yang membentang.

Mereka lalu keluar, dan di sini, Caise benar-benar khawatir dan takut.

"Mas Noah... Apa kau sedang merencanakan sesuatu?"

"Tidak, aku hanya ingin melakukan keinginanmu... Kemarilah," Noah berjalan duluan dan Caise mengikutinya hingga mereka berjalan melewati banyak rumah.

Tapi Noah tiba-tiba berhenti, membuat Caise menatap. "Mas Noah, apa ada sesuatu?"

"Sepertinya aku lupa..."

"Hah, lupa?! Bagaimana kau bisa lupa?"

"Tenang, kita bisa tanya orang sekitar." Noah kembali berjalan hingga menemukan beberapa pria paruh baya yang beristirahat setelah berladang di sebuah gubuk.

"Selamat siang, Tuan," Noah mendekat, membuat mereka menoleh.

"Wah wah... Ada lelaki muda di desa ini, jarang sekali karena mereka berpindah ke kota..." Salah satu dari mereka menatap dengan senang.

"Ada apa? Kau ingin bertanya sesuatu, anak muda?"

"Ya, aku ingin bertanya soal alamat dari... Rumah lelaki Matahari."

"Lelaki itu, bukankah dia sudah mati sangat lama?" mereka menatap bingung.

"Sebenarnya, aku utusan dari dia, dia dulu memintaku untuk mengecek kondisi tempat tinggalnya."

"Oh, lalu bagaimana dengan gadis cantik di belakangmu, apa dia pacarmu?" salah satu dari mereka menatap.

Hal itu membuat Caise terkejut. "Anu, aku bukan pacarnya, aku hanya temannya," balas Caise.

"Maaf, kita tak bisa basa-basi..." Noah langsung menatap serius dan tidak sabaran.

"Baiklah, kalian hanya tinggal lurus saja dari sini. Ketika menemukan pertigaan, beloklah ke kiri... Setelah itu kalian akan menemui rumah yang tertinggalkan..." kata mereka.

"Baiklah, kalau begitu, terima kasih, kami pergi," Noah membungkukkan badan lalu berjalan pergi, diikuti Caise.

---

Mereka sudah menemukan rumah yang tak terawat. Noah menatap sekitar lalu mengatakan sesuatu. "Rumah ini... Adalah semua kenangan Leo ketika dia benar-benar menjadi sosok yang terpuruk... Dia lebih memilih meninggalkan rumah ini tanpa membawa apa pun. Aku harap barang-barangnya masih ada karena aku ingin memberitahumu," kata Noah sambil membuka pintu ruang itu, dan Caise bisa melihat isi dalamnya seperti isi rumah biasa. Namun, kotor dan berantakan karena memang tidak terawat.

Tapi Caise hanya memasang ekspresi diam.

Noah menjadi terdiam juga. "(Aku tahu perasaan gadis ini, tapi untungnya dia kuat menghadapi ini semua... Bersikap baik dan lembut, dan juga... berani menerima keadaan...)"

"Sebenarnya sikap Leo dulunya tidak seperti harimau kejam, dia malah seperti matahari yang baik... Bahkan jika kau ingin percaya, dia pria yang baik dan gampang ditindas bahkan oleh keluarganya sekalipun," kata Noah, membuat Caise terkejut. "(Apa... benarkah?!!!)" dia tak percaya.

Sementara itu, Leo tiba-tiba bersin sangat keras. "Akh... cough... (Tenggorokanku sakit, sialan...)" dia memegang lehernya. Tapi ia ingat sesuatu, dia saat ini ada di ruangan kantornya. Lalu menghela napas panjang.

Lalu pandangannya kosong. Dia mengingat sesuatu. Dalam ingatannya, terlintas.

Dia menatap seorang pria yang begitu mengerikan dan tegas. Memegang pisau di tangannya, dia mengatakan sesuatu. "Jangan menghindar, mengerti."

Ketika sudah selesai mengatakan itu, pisau itu terlempar ke arahnya tanpa menghindar. Sudah dibayangkan, pisau itu mengenai tubuhnya.

Seketika Leo menggeleng cepat memegang kepalanya. "(Aku harap dia mati sekarang... Aku harap aku tak bertemu dengannya...)"

---

"Dia pria dengan temperamen baik, sungguh baik pada semua orang. Tetapi hal itu dimanfaatkan oleh mereka, menindasnya... Keluarganya yang paling menindasnya adalah... ayahnya sendiri..." kata Noah, membuat Caise terdiam masih tak percaya.

"Dia bertemu gadis bulan saat terluka parah. Tubuhnya penuh darah, pastinya bukan darah orang lain, melainkan darahnya sendiri hasil penindasan dari banyak orang termasuk ayahnya... Dia kabur dari keluarganya... Tak ada yang mau menolongnya, dan penampilannya seperti harimau yang sudah terluka oleh pemburu yang lebih kuat darinya... Dia berjalan sampai di desa ini dan bertemu dengan gadis bulan yang mau menerimanya... Dari sana, dia merawat Leo hingga Leo benar-benar luluh olehnya... Mereka memang cocok karena gadis bulan membuatnya tertawa nyaman. Dia menganggap gadis bulan adalah penolongnya, karena gadis itu... Dia menyemangati Leo dalam hidupnya untuk berusaha dan meraih cita-cita... Hingga Leo benar-benar bisa dikatakan seperti sekarang.

Di sinilah, dimana gadis bulan bekerja sebagai pembuat tato panggilan, karena dia seorang Seniman tato, dia membuat gambaran di pipi maupun punggung Leo di sini.

Hubungan mereka memang berjalan dengan baik, justru gadis bulan selalu merayunya, membuat mereka melakukan hubungan terlarang di sini... Leo melakukan kesalahan besar. Tentunya Gadis bulan adalah gadis yang sama seperti Leo, dia melarikan diri dari kehidupan nya dan fakta mengerikan nya, ayah gadis bulan adalah seorang direktur ternama yang lebih kejam dari Leo.

Entah mengapa, sejak saat Leo mengenal ayah Gadis bulan, dia menjadi bekerja di bawah ayah nya gadis bulan, tapi gadis bulan tidak mau terima, jadi dia malah merubah sikap nya, dari dia yang menyayangi Leo, malah terobsesi dengan Leo yang terus terluka, dia senang ketika ayah nya menyiksa Leo, melukai Leo dan juga hampir membunuh Leo di umurnya yang masih sama seperti mu...

Leo menerima bekerja di bawah ayah gadis bulan karena dia terpaksa, setiap hari dia harus menerima luka bahkan hampir terbunuh.

Dari sana, dia mengerti, bahwa dia hanya dimanfaatkan oleh gadis bulan agar dia mendapatkan Leo untuk bekerja di bawah ayahnya yang memiliki sikap buruk.

Leo yang tidak menyerah, menjadi keras dan gila akan kehilangan cintanya, dia telah dihianati cinta sejatinya... Dia bahkan bersikap keras sudah ada 5 tahun lamanya... Karena itulah, ketika dia bertemu denganmu, dia mungkin lebih memilih kucing manis dan melupakan gadis bulan yang menawan," kata Noah.

Caise terdiam mendengar itu tadi. "Apa tak ada orang yang membelanya?"

"... Ada."

"Siapa?"

"Aku tak bisa memberitahumu... Intinya dari keluarganya sendiri... Yang pasti bukan ibu maupun ayahnya..."

"Mas Noah, bisa aku tahu, apa Mas Leo memang dari keluarga Yakuza?" tanya Caise lagi.

"Yeah, aku sudah bilang dari awal kita bertemu kan, dia lebih dari Yakuza. Dia memang tidak terlihat seperti itu, tapi pekerjaan Leo justru lebih dari iblis... Dia bisa menjual apa pun mulai dari barang ilegal, meremas setiap orang yang telah berhutang padanya, dia membunuh setiap orang yang tidak bisa membayar hutangnya, dan bermain laga (pertarungan) dengan orang-orang yang bergaris sama dengannya. Dia sering minum dan bermain dengan kupu-kupu malam (pelacur), dia juga memiliki sebuah bar sendiri tapi dia tak punya satu kewajibannya yakni menjadi penerus keluarga Yakuza-nya," kata Noah. Hal itu tentu saja membuat Caise terdiam kaku.

"(Aku masih harus mengetahui ini... dari keluarga Mas Leo... Jadi ketika dia ditinggalkan oleh gadis bulan... Dia sudah kehilangan akal sehatnya untuk bersikap baik seperti dulu...)"

"Untuk hal lainnya kau harus cari tahu sendiri, Caise, dan... aku hanya ingin memberitahumu," tatap Noah yang mendekat akan berbisik.

"Leo sangat membenci Oliver. Dia tidak suka padanya karena selalu mengganggu dan membuat Leo tertuduh. Saat dia pulang nanti, dia akan langsung ke tempat Leo... Pastinya, apalagi kau kenalan Oliver, aku tidak tahu reaksi apa yang akan dibuat Leo setelah melihat kalian benar-benar dekat," kata Noah.

Mendengar itu tentu saja Caise terkejut. "A... Apa maksudmu... Kenapa Mas Leo begitu membenci Kak Oliver?!"

"Oliver tak hanya selalu menuduh dan mencari cara untuk memasukkan Leo ke penjara, tapi Oliver juga berkaitan erat dengan seseorang yang bahkan juga pernah menindas Leo, yakni ayahnya gadis bulan," kata Noah.

Caise menjadi terkejut tak percaya. "(Jadi... Ayah gadis bulan... Masih ada? Bagaimana ini... Kakak Oliver akan pulang kemari... Aku tidak mau Mas Leo marah hanya karena Kakak Oliver adalah kakakku,)" dia tampak gemetar khawatir.

"Apa yang harus aku lakukan?!"

"Entahlah, Caise... Yang harus kau lakukan hanyalah menyembunyikan ini hingga dia bisa menerima semuanya," Noah membalas.