"Apa maksudmu tahu siapa kekasihku?" Caise masih menatap tak percaya di depan pintu.
Tapi tiba-tiba Oliver memegang dagu Caise dengan kencang, membuat Caise terkejut. "Apa kau tahu dia siapa? Kenapa dia bisa suka padamu?"
"Um..." Caise menjadi ketakutan.
"Kau tahu bagaimana perasaanku ketika kau lebih memilih pria yang buruk seperti itu? Dia itu seorang kriminalitas tinggi, kenapa kau mau dengan-nya..."
"Mas Leo bukanlah orang yang jahat, dia itu pria yang baik. Kenapa kamu bisa menyebutnya dia pria yang jahat?!" Caise menatap dengan sangat serius; dia bahkan berani pada Oliver.
Oliver tampak kesal. Dia lalu memegang bahu Caise dengan sangat erat, membuat Caise terkejut dan gemetar.
"Dengar ini, Caise. Dulu aku menganggapmu sebagai adikku karena kau itu penolong kecilku dengan kekuatanmu yang bisa membaca mimpi. Kau seharusnya juga tahu mimpi itu telah memberitahumu sesuatu soal pria itu. Pria itu benar-benar sangat buruk... Apakah mimpimu tidak memberitahumu bahwa dia itu memang sangat buruk?!" Oliver menatap keras padanya. Tapi Caise tak mau kalah; dia juga akan menggunakan nada membela dan berani demi Leo.
"(Mimpi itu... Memang menunjukkan semua yang mengerikan...) Aku memang sudah diberitahu oleh mimpi itu, tetapi aku sama sekali tidak percaya mulai dari dia membunuh seseorang, sampai dia ingin membunuhku. Tapi hal yang pasti, dia memiliki sesuatu yang sangat berharga yang harus diperjuangkan untuk mendapatkanku. Awalnya aku juga ragu jika dia benar-benar menyukaiku. Tetapi setelah beberapa konflik yang dapat ditangani dengan tangan lembutnya dan juga pelukan hangatnya, ciuman yang sangat manis, mau bagaimana lagi... Maafkan aku, tapi sepertinya aku sudah tertarik dengannya... Dan kini, aku menganggapmu sebagai penghancurnya."
"Benarkah begitu... Kau tertarik dengan pria yang sangat aku benci? Aku berusaha keras untuk memasukkannya ke penjara demi kesejahteraan semua umat manusia yang telah dia tindas. Ini semua demi hukum, bukan demi cinta yang hanya kau dapatkan!!"
"Apa maksudmu hanya cinta yang kudapatkan?!!!!! Justru karena hal ini aku bisa mendapatkan cinta dari seseorang yang sangat baik. Kau telah meninggalkanku sangat lama, dan itu benar-benar membuatku kesepian. Mau bagaimana lagi? Kamu dulu hanya memanfaatkan aku sebagai peningkatan jabatanmu... Aku dulu memang membantumu sebagai detektif kecil, tetapi aku juga harus tahu apa maksud darimu bersikap baik padaku... Kau hanya ingin sebuah pekerjaan yang tinggi... Kau memang mengutamakan kesejahteraan orang yang ditindas seorang kriminalitas, tetapi menduakan aku, apakah itu pantas disebut sebagai seseorang yang baik? Bahkan kau melarangku mendapatkan cinta dari seseorang... Tak peduli dia seperti apa, tak peduli dia memiliki temperamen yang keras, dan tak peduli dia memiliki pekerjaan yang bagaimana. Dia sudah menunjukkan bagaimanapun caranya dia mencintaiku!!"
"Kau benar-benar keras kepala, Caise. Dia sudah jelas adalah seseorang yang buruk, dan kenapa kau benar-benar tertarik dengannya? Apa yang membuatmu dan apa yang menghasutmu untuk tertarik dengan pria itu?!"
"... Entahlah, ini mungkin karena perjuangannya yang terus sangat banyak mendekatiku..."
"Apakah kau benar-benar percaya dengannya...? Bagaimana jika dia meninggalkanmu?"
"... Dia hanya akan meninggalkanku jika aku membuatnya kecewa, seperti sekarang, yakni aku berhadapan denganmu. Pastinya dia juga akan kecewa jika melihatku bersamamu, padahal kita hanya membahas hal yang serius, bukan hal yang sangat dekat..." kata Caise, dan dari sana Oliver mendapat ide yang sangat bagus.
"(Oh, jadi begitu... Pria itu benar-benar telah menghasut gadis kecilku...) Akan ku tunjukkkan berapa baiknya aku padamu, Caise...." Oliver mendadak memeluk nya dengan erat membuat Caise terkejut.
Sementara itu, sebelumnya Leo masih ada di mobilnya, dia belum menyalakan mobilnya, itu karena dia fokus pada sesuatu sambil memikirkan sesuatu juga.
Itu saat Noah mengatakan sesuatu padanya. "Leo, apa kau tahu apa yang baru saja terjadi pada kehidupanmu sekarang ini?" Noah bertanya pada Leo yang ada di hadapannya. Saat itu Leo sedang merokok dan hanya fokus pada rokoknya, tidak mendengarkan Noah.
"Leo, aku bicara padamu... Apakah kau pernah berpikir bahwa kau salah mencintai gadis itu...? Sudah jelas kau akan kecewa dengannya... Karena Oliver memang berhubungan erat dengan gadis itu meskipun mereka bukan kakak adik..." Noah menambah perkataannya. Lalu Leo menoleh padanya dengan lirikan yang tajam.
"Aku percaya pada Caise. Aku percaya pada gadis itu seutuhnya, bahwa dia tidak akan mengecewakanku, dia tidak akan membuat masa laluku terulang dengan situasi yang berbeda, aku yakin itu..." begitulah bagaimana dia mengingat.
Saat ini Leo terdiam, lalu ia menghela napas panjang sambil melihat ke bangku samping nya, di sana rupanya ada buket mawar yang cantik.
"Haiz... Aku bahkan lupa memberikan bunga itu... Apakah Caise tidak terganggu jika aku kembali lagi?" gumam nya dengan kecewa. Sebelum menuju tempat Caise, ia membeli buket bunga mawar yang selalu ia berikan untuk Caise. Tapi kali ini, buket itu lebih besar dan cantik mewah dengan warna sampul hitam nya.
"Tak apa...." ia akhirnya kembali keluar dari mobil dan menuju ke apartemen Caise sambil membawa sebuket mawar yang, menurutnya, adalah kesukaan Caise.
"(Caise yang tersayang, lebih enak jika aku langsung melamar mu, tapi aku sudah berjanji akan menyelesaikan masalah ini dahulu, hanya perlu mendapatkan kepercayaan mu dulu....)" ia tersenyum sendiri dengan senang. Awalnya, ia juga sudah berpikir begitu antusias.
Namun, ia terdiam di lorong apartemen ketika melihat Caise berpelukan dengan Oliver di depan pintu apartemen.
Seketika Leo menjatuhkan mawar itu, tubuhnya menunjukkan ketidakpercayaan terhadap apa yang baru saja ia lihat. Dia melihat musuhnya sendiri memeluk kekasih manisnya. Ia terdiam sebentar lalu mengepalkan tangan dengan kesal.
Jika itu adalah Leo yang keras, dia pasti sudah berlari maju dan memukul Oliver tepat di depan Caise.
Namun, Leo berbeda malam ini; ia tidak melakukan hal itu karena sudah tahu apa yang terjadi selama ini. "(Jadi itu yang selama ini dia bicarakan, dia tidak menginginkan aku, atau dia hanya menganggap ku pengganggu, apakah itu yang dimaksud sebagai bukan Kakak oleh Caise?)" Leo memudarkan senyumannya.
Tepat saat itu juga Caise menampar Oliver. "Apa yang kau lakukan!!?" dia berteriak marah.
"Caise, aku hanya ingin membuka bukti bahwa lelaki itu adalah lelaki yang buruk... Dia hanya akan menjadi sosok yang kejam, pria yang begitu kejam!" kata Oliver dengan nada meyakinkan Caise.
"Mas Leo sama sekali tak melakukan apa pun, kenapa kau ingin menangkapnya?"
"Aku melakukan ini juga sebagai tugas. Aku adalah kakakmu, Caise, dan sebaiknya kau segera menjauh darinya."
"Apa... Aku tidak bisa... Mas Leo sangat mencintaiku."
"Lalu bagaimana denganmu, apa kau mencintainya?"
"Tentu saja! Kenapa kau mengulangi perdebatan ini?!"
"Kalau begitu kau tidak lagi menganggapku sebagai kakak, Caise," tatap Oliver dengan kecewa. Seketika Caise terdiam terkejut. "(Apa yang harus kulakukan... Kakak Oliver sudah sangat baik padaku dulu, tapi Mas Leo...) Maafkan aku... Tapi...." Caise tetap berpegang teguh membela Leo.
Namun mendadak, dagu Caise dipegang Oliver, ia menariknya seketika dan mencium bibir Caise, membuat Caise terkejut tak percaya dengan itu.
"Tidak!" ia memberontak, tapi Oliver memegang tangannya. "Kau benar-benar membuatku gila, Caise... Aku mengenalmu begitu baik dan penurut. Apakah pria itu telah mengubahmu begini... Itu benar-benar begitu sial..."
"Tidak, lepaskan aku!" Caise mulai menangis lalu Oliver memaksanya dengan memeluknya.
Caise yang sudah tidak tahan menjadi mendorong Oliver membuat itu lepas. "Apa yang kau lakukan!!!??" teriaknya sambil mengusap bibirnya beberapa kali dengan masih menangis.
Kemudian Caise mendadak berlari melarikan diri membuat Oliver terkejut. "Caise!"
Caise yang berlari menjadi melihat buket bunga di bawah membuatnya terdiam. "(Ini... Bunga mawar... Mas Leo,)" Caise terdiam.
Namun tiba-tiba, hujan turun dengan deras di malam itu, membuat Caise terkejut. "(Ini... Hujan turun! Apakah ini pertanda?)" ia melihat sekitar dengan tak percaya.
"Caise, hujan mulai turun, kau harus masuk sekarang!" panggil Oliver dengan tegas.
Caise akan masuk, tapi ia malah mengambil payung dan berlari keluar.
"Caise, kau akan ke mana?" Oliver terkejut di tempatnya sambil mengepalkan tangan.
"Gadis itu... Aku sudah muak denganmu, lebih baik aku juga meninggalkanmu!" Oliver kesal, ia juga berjalan pergi dari apartemen Caise itu.
---
Hujan mulai deras, tampak Leo berjalan di jalan yang basah. Ia meratapi kejadiannya tadi. "(...Aku tidak percaya ini, dia melakukan hal itu... Apa di sini sudah tak ada yang namanya gadis murni untukku... Kupikir aku dan Caise masing-masing sudah percaya pasti...)" ia menengadah dengan tubuh yang basah.
Namun, ada yang berteriak memanggil. "Mas Leo..." Caise berlari mendekat dengan payungnya. Tapi Leo menjadi kecewa saat melihatnya, ia hanya berjalan meninggalkannya.
Caise berhenti dan terdiam. "(Apa... Apa yang terjadi?)" ia menatap, lalu ia mengira Leo akan meninggalkannya.
"(Dia... Apa dia menyesal...)" Caise terkejut.
"Mas Leo..." ia melempar payungnya ke belakang dan berlari memeluk punggung Leo.
"Hentikan ini, Caise, aku harus pergi," kata Leo.
"Maafkan aku... Apa yang membuatmu meninggalkanku, kau tak pernah menjadi cuek seperti ini," Caise menatap, sepertinya ia belum tahu bahwa Leo melihat mereka tadi. Tapi Leo terdiam dan memegang pundak Caise. "Jika dari awal kau mengatakannya, aku tidak perlu repot-repot membuang waktuku padamu karena aku melihatmu mencium pria itu..." tatap Leo. Seketika, Caise terkaku terkejut, diselingi dengan petir kecil.
"(Kata itu... Kata itu... Adalah kata menyesal yang aku dengar hari ini.) . . . Mas Leo... Apa maksudmu? Apa kau... Ingin meninggalkanku... Ini semua kesalahpahaman, aku percaya padamu... Aku tidak melakukan apa pun dengan Oliver!" Caise menjadi panik.
"Kita berhenti di sini, Caise. Maafkan aku... Lupakan semua dan aku juga akan melupakanmu, berbahagialah bersama dia," kata Leo sambil melepas cincin dari jarinya dan melemparkannya ke bawah dengan wajah sedih. Caise terdiam tak percaya lalu Leo berjalan meninggalkannya.
"Tidak... Mas Leo... Aku mohon... (Aku payah... Apa yang membuatnya meninggalkanku... Dia seharusnya mendengarkan perkataanku, yang melakukan itu bukan aku... Aku dipaksa...)" Caise berteriak menyesal di bawah hujan.
Dan begitulah... Entahlah menurutku bisa diresapi atau tidak. Tapi Caise benar-benar melanggar janjinya. Dia membuat Leo kecewa dengan ditemani hujan yang menyembunyikan tangis kecewanya. Jika ini bukan salah Oliver, dia mencoba membuat Leo kecewa hingga dia benar-benar memutus hubungan Caise dengan Leo.
ENDING SEASON 1