Cakra mendekat kearah Dara, dia masih kacau seperti tadi, persiapan sekolah nya berakhir sudah, dia sangat kacau.
"Hai Dar, kita jumpai lagi."
"Tapi kali ini, kek nya aku harus pergi dulu, tapi nanti pulang sekolah, aku janji aku bakal kesini lagi, janji."
Dan ini, adalah pertemuan yang pertama setelah tiga tahun mereka tidak berkomunikasi sama sekali.
Masih menjadi misteri tentang kehilangan Cakra dengan tidak adanya kabar selama tiga tahun belakangan ini.
***
Cakra berjalan di koridor dengan terburu-buru, dia juga sangat berhati-hati karna takut ketahuan guru, dia terlambat datang ke sekolah, terlambat hampir satu jam, untung pak satpam berbaik hati memboleh kan dia masuk, pak satpam nya sedikit aneh.
Cakra sedikit lega karna Reyhan memberi tau lewat chat guru jam pelajaran pertama hari ini sedang rapat dinas, jadi mereka akan jam kosong selama pelajaran pertama (free class).
Dia menaiki tangga, waspada melihat kanan kiri depan dan tidak lupa belakang, dia yakin akan di hukum karna datang sesiang ini.Baiklah sebentar lagi dia akan tiba, Hari ini dia beruntung.
"Woi Cak!"
"Lama banget anjir."
Memang Reyhan yang paling akrab dengan nya di kelas ini, akhir nya Cakra bisa bernafas lega, keberuntungan sedang berpihak pada nya hari ini.
"Syukur gue gak di lihat guru." Cakra duduk, Renata melihat nya dari atas hingga bawah, melihat ini Cakra merasa terintimidasi.
"Kenapa Nat? ada yang salah dari gue?" tanya nya.
Renata mengangguk.
Posisi Renata sekarang menghadap Cakra, menatap wajah nya.
"Lu habis nangis ya?"
"Nangis? Ya nggak lah!"
"Bohong, lu kemana aja telat sejam?"
"Biasalah gua telat bangun."
"Lu gak pintar bohong, gak usah ngeles Cak."
Lian mendengar suara Cakra dan Renata dari bangku nya, karna mereka duduk sangat dekat alhasil Lian tau apa topik nya.
"Masa iya sih si Cakra tiba-tiba jadi sad boy?" Lian memutar badan nya.
Renata menghadapkan kepala nya kearah Lian yang kini memperhatikan wajah Cakra dengan saksama.
Melihat tingkah laku dua perempuan di depan nya, jujur Cakra sedikit risih, seperti nya dia sedang di selidiki sebagai tersangka akan suatu hal.
"Eh iya, mata lu sembab." Mata Lian menyipit.
"Perasaan lu berdua aja kali," elak Cakra, dia mengedik kan bahu nya, cukup Tuhan, Dara dan dokter Gama saja yang tau jika dia baru saja menangis.
"lya sih, perasaan kita aja mungkin Li."
"Tapi itu memang agak sembab sama bengkak Nat." Lian menunjuk mata Cakra, gadis itu tau apa yang dia lihat adalah benar.
"Lu berdua jadi cewek ribet amat, kebanyakan nonton drama lu Li, kalau lu Nat, kebanyakan baca Novel mangka nya liat mata orang lain dikit di kira nangis, lebay."
Cakra mengeluarkan ponsel nya dari saku celana.
"Mabar Gan," ajak nya pada teman sebangku yang bernama Gantara.
"Game apa?"
"Cooking mama," jawab Cakra asal.
***
Sekolah sudah mulai sepi. Leo masih bersandar disamping mobil nya, tangan kanan nya mengenggam kunci mobil. Dia sedang menunggu seseorang.
Dan orang itu tampak belum keluar dari kelas nya, lama sekali, Leo melipat tangan nya di depan dada.
Teman-teman nya yang lain sudah pulang duluan dari lima belas menit lalu, tidak lama kemudian orang yang di tunggu tampak berjalan keluar gedung sekolah, kerja keras takan mengkhianati hasil, akhir nya.
Ternyata Leo menunggu Renata, ya tentu saja gadis itu, siapa lagi yang membuat seorang Leo mau menunggu lama?
Renata lewat dengan santai nya setelah melirik Leo yang juga menatap nya. Lelaki itu fikir orang yang ditunggunya akan
menghampiri nya, namun malah sebalik nya.
Mau tak mau dia harus mau walau gengsi menghadang. "Woi Nat!"
Renata yang sedikit lagi akan keluar dari gerbang menghentikan langkah nya lalu memutar tubuh.
"Apa?"
"Pulang bareng?" tawar Leo, alis nya terangkat.
"Yah, lu gak bilang, gua udah ditunggu tuh di sebrang, bye."
Gadis itu melambaikan tangan nya pada Leo, lalu kembali melangkah keluar, sumpah demi apa Leo sudah menunggu empat puluh lima menit untuk nya dan hanya sia-sia?
Dengan terpaksa Leo kembali ke mobil nya yang terparkir rapi, lalu masuk ke dalam mobil.
"Sumpah gua udah capek nungguin dia keluar kelas tapi malah gua di tinggalin kek gini? Yang benar aja tuh Renata, coba gua ngajak cewek lain tadi? Pasti gak bakal ditolak!" Leo memukul stir mobil dengan tangan nya pelan.
Dia menyalakan mesin mobil dan mulai menyetir, bergabung dengan ramai nya jalan. "Lu emang mati ke pedean banget ya Le."
Suara itu hampir sukses membuat jantung Leo berhenti memompa darah untuk tubuh nya.
Dia langsung cepat-cepat menoleh kearah suara setan yang membuat nya hampir membanting stir. "Apasih lu Li, sejak kapan lu ada di mobil gua ha?!"
Orang itu ternyata Lian, dia sedang menikmati chiki dengan tampang tanpa dosa, Leo menoyor kepala wanita itu.
"Gue lupa bilang, bang Rendi kan ada urusan OSIS, jadi gua pulang bareng sama lu ya, tadi sih mau minta antar sama Wisma, tapi dia uda pulang," jelas Lian sembari mengusap kepala nya.
Leo menyetir, sesekali melirik Lian dengan tatapan kesal.
"Bilang dulu harus nya lu! Kenapa gak sama Renata aja sih atau naik kendaraan umum atau mesan ojek kan juga bisa? atau apalah."
"Lagi gak ada duit di dompet, lu itubaik dikit ngapa sih? Jutek mulu kek cabe."
"Ribut lu! gua antar kemana nih? langsung kerumah lu atau mau sekalian ke NERAKA?!"
Lian mengikuti perkataan Leo dengan mulut nya tanpa bersuara, gadis itu memang selalu membuat orang jengkel, terutama Leo. Gadis ini sangat menguji kesabaran nya. Tenang Leo dia seorang perempuan. Kalau saja Lian ini laki-laki sudah ia hajar karna sudah membuat nya kesal.
"Galak amat lu, mau gua kasih tau nih ke Renata kalau lu itu sikap nya gak baik ke kaum hawa?" ancam Lian dengan jurus jitu.
Ia yakin dengan ini ia akan berhasil.
"Kok bawa-bawa Renata nih? gak asik lu" Leo tetap fokus pada jalan.
"Ya udah antar gua." Ya seperti yang di pikirkan Lian ini akan berhasil.
Oke, nampak nya Lian memiliki senjata untuk membuat cowok batu di samping nya ini diam tak berkutik, Lian memang cerdik.
Namun seperti nya bukan Lian yang cerdik, Leo saja yang terlalu, kurang menggunakan otak nya, jika Lian benar-benar mengadu ke Renata, Renata peduli apa? Ya Renata memang berbeda dari wanita lain. Dan itu yang membuat Leo tertarik kepada nya. Tertarik? Apa Leo mulai tertarik kepada Renata?